PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi, tim dosen Fakultas Teknik Universitas Riau melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tim diketuai Dr David Andrio MSi dengan anggota Aryo Sasmita ST MT, Shinta Elystia ST MSi, Isnaini SP MSi, M Iwan Fermi ST MT, dan Yohanes ST MT. Mereka dibantu beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, yaitu M Ferdy Ashari, M Ramadhan Saputra, Syarah Adriana dan Mustika Khairani.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengenalan dan pelatihan pembuatan kompos dan asap cair dengan memanfaatkan bahan baku berupa limbah pertanian. Lokasi yang terpilih adalah Desa Benai Kecil, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi. Dipilihnya Desa Benai Kecil karena memiliki usaha agroindustri dan menjadi penghasil bawang merah terbesar di Riau. Selain itu, juga memiliki kebun karet dan sawit yang juga cukup luas. Dengan alasan tersebut bahan baku berupa limbah pertanian banyak terdapat di lokasi.
Kegiatan dilaksanakan pada Kamis, 8 Agustus lalu ini dihadiri lebih dari 40 masyarakat Desa Benai kecil yang terdiri dari kelompok tani, tim penggerak PKK, perangkat desa, serta mahasiswa Universitas Islam Kuantan Singingi yang sedang magang. Kegiatan ini dibuka Kepala Desa Benai Kecil, Irfan SSos. Dilanjutkan dengan presentasi dan tanya jawab seputar cara pembuatan asap cair dan kompos oleh tim pengabdian dan peserta pelatihan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan asap cair dan kompos bersama-sama tim pengabdian dan peserta.
Ketua tim David Andrio mengatakan melihat besarnya limbah pertanian terdapat di lokasi pelatihan sehingga berpotensi untuk dikembangkan pemanfaatan limbah pertanian menjadi kompos sebagai alternatif pengganti pupuk kimia. Sedangkan asap cair sebagai alternatif pengganti pestisida. “Proses pembuatan kompos dengan bantuan EM4 dapat mempercepat produksi kompos. Pembuatan asap cair menggunakan teknik pirolisis, atau pembakaran dengan suhu tinggi mencapai 600 derajat celcius. Kemudian asap yang dihasilkan lewat dengan kondesor dan cairannya ditampung. Cairan ini lah yang menjadi asap cair,” paparnya.(lim/c)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi, tim dosen Fakultas Teknik Universitas Riau melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tim diketuai Dr David Andrio MSi dengan anggota Aryo Sasmita ST MT, Shinta Elystia ST MSi, Isnaini SP MSi, M Iwan Fermi ST MT, dan Yohanes ST MT. Mereka dibantu beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, yaitu M Ferdy Ashari, M Ramadhan Saputra, Syarah Adriana dan Mustika Khairani.
- Advertisement -
Kegiatan yang dilakukan adalah pengenalan dan pelatihan pembuatan kompos dan asap cair dengan memanfaatkan bahan baku berupa limbah pertanian. Lokasi yang terpilih adalah Desa Benai Kecil, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi. Dipilihnya Desa Benai Kecil karena memiliki usaha agroindustri dan menjadi penghasil bawang merah terbesar di Riau. Selain itu, juga memiliki kebun karet dan sawit yang juga cukup luas. Dengan alasan tersebut bahan baku berupa limbah pertanian banyak terdapat di lokasi.
Kegiatan dilaksanakan pada Kamis, 8 Agustus lalu ini dihadiri lebih dari 40 masyarakat Desa Benai kecil yang terdiri dari kelompok tani, tim penggerak PKK, perangkat desa, serta mahasiswa Universitas Islam Kuantan Singingi yang sedang magang. Kegiatan ini dibuka Kepala Desa Benai Kecil, Irfan SSos. Dilanjutkan dengan presentasi dan tanya jawab seputar cara pembuatan asap cair dan kompos oleh tim pengabdian dan peserta pelatihan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan asap cair dan kompos bersama-sama tim pengabdian dan peserta.
- Advertisement -
Ketua tim David Andrio mengatakan melihat besarnya limbah pertanian terdapat di lokasi pelatihan sehingga berpotensi untuk dikembangkan pemanfaatan limbah pertanian menjadi kompos sebagai alternatif pengganti pupuk kimia. Sedangkan asap cair sebagai alternatif pengganti pestisida. “Proses pembuatan kompos dengan bantuan EM4 dapat mempercepat produksi kompos. Pembuatan asap cair menggunakan teknik pirolisis, atau pembakaran dengan suhu tinggi mencapai 600 derajat celcius. Kemudian asap yang dihasilkan lewat dengan kondesor dan cairannya ditampung. Cairan ini lah yang menjadi asap cair,” paparnya.(lim/c)