PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, Syamsuar meminta warga di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) lebih waspada. Pasalnya, di daerah ini sudah ditemukan kasus positif corona setelah sekian lama tidak ditemukan. "Untuk itu, warga Inhu harus sadar dan meningkatkan kewaspadaannya, mengingat sudah ditemukan kasus positif corona pertama," ujar Syamsuar yang juga Gubernur Riau (Gubri) tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Syamsuar, kasus positif corona pertama di Inhu yakni pasien berinisial AS (54). Yang bersangkutan tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit, sehingga tidak diketahui di mana dia tertular virus corona. Hal tersebut yang juga membuat warga Inhu harus waspada.
"Tidak hanya warga Inhu saja tentunya, namun juga seluruh warga Riau. Karena dari catatan kami, penyebaran virus corona ini sudah hampir merata di Riau. Hanya tiga kabupaten yang belum ditemukan kasus positif. Yakni Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, dan Kuantan Singingi. Tapi di tiga daerah itu, PDP (pasien dalam pengawasan, red) sudah ada," ujar Syamsuar.
Saat ini Riau dikelilingi daerah-daerah yang sudah cukup banyak ditemukan kasus positif corona. Seperti Sumatera Utara yang kasus positifnya sudah 123 dan Sumatera Barat yang sudah mencapai 196. Untuk itu, pihaknya saat ini tengah menyusun langkah-langkah percepatan salah satunya dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tingkat Provinsi Riau.
"Untuk PSBB Provinsi proposalnya sedang disusun. Mungkin dalam waktu dekat ini akan diusulkan ke Kementerian Kesehatan," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syamsuar juga menyampaikan per hari Ahad (3/5) juga ditemukan lonjakan pasien positif corona di Riau yang cukup siginifikan. Selain pasien positif asal Inhu, terdapat tujuh pasien positif lainnya dari Kota Pekanbaru dan Dumai, serta Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Bengkalis.
"Dengan tambahan delapan pasien tersebut, total pasien positif corona di Riau menjadi 53 dari sebelumnya 45," kata Syamsuar.
Lebih lanjut dikatakannya, pasien positif ke 46 yakni IS (71) warga Kota Dumai, yang merupakan kontak erat dari orang yang hadir di acara nakes teladan. Kemudian pasien ke 47 yakni SS (2) yang juga memiliki keterkaitan dengan acara nakes teladan.
"Untuk pasien positif ke 48 yakni B (27), Yang ke 49 yakni S (17), pasien ke 50 yakni A (26) ketiganya merupakan warga Inhil dan pasien 51 YG (23) warga Kabupaten Bengkalis. Pasien ke 48-51 adalah kluster dari pesantren Magetan Jawa Timur," jelasnya.
"Untuk pasien positif ke-52 yakni AS (54) warga Inhu. Pasien positif ke-53 DS (86) warga Pekanbaru, yang bersangkutan merupakan hasil kontak tracing pasien positif sebelumnya HMS," jelasnya.
Dari tambahan pasien positif tersebut, ujar Syamsuar, juga dapat dikategorikan menjadi dua kluster besar. Yakni kluster Dumai dan Inhil. Yang mana, dua pasien yang berasal dari Dumai yakni IS (71) dan SS (2) diduga tertular dari peserta acara nakes teladan di Dumai yang sebelumnya juga sudah ditemukan kasus positif corona.
"IS dan SS merupakan kontak erat peserta acara nakes teladan di Dumai. Dimana sebelumnya, peserta acara ini sudah ada yang ditemukan positif corona," kata Syamsuar.
Untuk pasien positif selanjutnya, ungkap Syamsuar, yakni B (27), S (17), A (26) warga Inhil dan YG (23) warga Bengkalis diduga tertular dari kluster Inhil. Yang mana, mereka adalah pada santri Pondok Pesantren Al Fatah di Magetan Jawa Timur yang sudah pulang ke Riau.
"Santri pertama asal Jawa Timur yang sudah pulang ke Riau dan ditemukan positif corona yakni SAR (19) warga Inhil. Untuk itu, kontak tracing-nya langsung dilakukan dan ditemukan empat santri lainnya yang juga positif," sebutnya.
Sedangkan untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau hingga saat ini total berjumlah 59.923. Yang sudah selesai menjalani pemantauan 43.363 sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 10.560. Untuk PDP total berjumlah 692, yang sudah selesai menjalani perawatan 448, meninggal 89 dan yang masih dirawat 155 orang. Untuk pasien positif yang sembuh sebanyak 26 orang, meninggal lima orang dan yang masih dirawat 22 orang.
Setelah sekian lama tidak memiliki angka orang yang terkonfirmasi positif virus corona, Ahad (3/5/2020) Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi mengumumkan satu orang dari Indragiri Hulu positif corona yang menjadi pasien nomor ke-52.
Kasus Pertama di Inhu
Dalam pada itu Juru Bicara Tim Gugus Tugas Inhu Jawalter Situmorang belum bisa memberikan tanggapan atas adanya pasien positif pertama di Inhu. Dikatakannya, pihaknya masih menunggu informasi dari Dinas Kesehatan yang juga sedang menunggu informasi dari provinsi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Inhu, Elis Julinarti ketika dikonfirmasi wartawan enggan berkomentar. Kata Elis, pasien tersebut kini dirawat di Pekanbaru dan menjadi wewenang pihak provinsi. Namun, saat pasien tersebut diketahui reaktif di rapid test, pihaknya sudah melakukan tracing terhadap sejumlah orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Sejauh ini menurutnya sudah ada 38 orang yang mengikuti rapid test. Kabar baiknya, semua yang mengikuti rapid test tersbut menunjukan hasil negatif. Namun apabila kembali ditemukan yang positif, Elis mengatakan pihaknya akan menjalankan protokol Covid-19 sesuai dengan arahan dari Diskes provinsi. Dari informasi yang diperoleh pasien AS merupakan warga Pekanbaru yang bertugas di Inhu dan berdomisili di Kota Rengat. AS menjadi ODP pertama yang menjalani rapid test dengan hasil reaktif. AS sempat dirawat di RSUD Indrasari Rengat untuk selanjutnya dirujuk ke Pekanbaru.
Sementara itu Bupati Inhu H Yopi Arianto SE langsung menyampaikan tentang kondisi PDP yang terus membaik. Bahkan informasi itu disampaikan kepada pemuka masyarakat di Kecamatan Peranap. Bahkan jika laki-laki yang sudah menyandang status PDP Covid-19 asal Kelurahan Peranap Kecamatan Peranap dengan hasil swab tes positif, maka pemerintah akan melakukan karantina wilayah kelurahan tersebut.
"Kondisi warga Peranap yang kini berstatus PDP dan menjalani perawatan di RSUD Indrasari Rengat mulai membaik,"ujar Yopi saat meninjau posko pemantauan Covid-19 terpadu dan Pos Pengamanan Ops Ketupat di Desa Batu Rijal Barat, kemarin.
Untuk itu, ujar Yopi, kepada kades dan camat, kalau ada warga yang positif Covid-19 suka tidak suka harus lockdown. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap warga lainnya. Saat melakukan kunjungannya ke posko pemantauan Covid-19 terpadu dan Pos Pengamanan Ops Ketupat di Desa Batu Rijal Barat, Yopi bertemu dengan petugas yang berjaga dan menyapa pengemudi yang kebetulan melintas. Setiap pengemudi yang melintas juga dicek suhu tubuhnya oleh Yopi. Umumnya pengendara yang melintas merupakan pedagang dari wilayah Sumatera Barat (Sumbar).