PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejak awal tahun hingga awal Februari saat ini, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau sudah mencapai 91,46 hektare. Lokasi karhutla tersebut sebagian besar terdapat di kawasan pesisir Provinsi Riau.
"Luasan lahan terbakar memasuki awal Februari ini sudah ada 91,46 hektare," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal, Kamis (3/2).
Menurut Edy, dari 91,46 hektare luasan lahan terbakar itu, terdapat di delapan daerah. Yakni terbanyak di Bengkalis 24 hektare serta Pelalawan 22,2 hektare. Kemudian menyusul Dumai 3,35 hektare, Kepulauan Meranti 1 hektare, Siak 4,28 hektare. Selain itu, Pekanbaru 2,13 hektare. Kampar 6 hektare dan Indragiri Hulu 0,5 hektare.
"Sisanya Indragiri Hilir, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, Rokan Hilir belum ada dilaporkan lahan yang terbakar," papar Edy.
Menyikapi hal tersebut, pekan depan BPBD Riau akan menggundang para kepala BPBD se Riau untuk membicarakan terkait karhutla. Menurutnya, hal utama yang ingin disampaikan agar daerah yang luasan lahannya banyak terbakar cepat menetapkan status siaga karhutla.
Jika sudah ada minimal dua daerah yang menetapkan status siaga karhutla, maka akan menjadi dasar bagi provinsi menetapkan status yang sama.
"Inilah yang ingin kita dorong. Jadi jangan sampai karhutla meluas baru kita menetapkan status siaga. Minimal harus ada dua daerah menetapkan status siaga, kita provinsi baru bisa menetapkan status siaga. Dengan begitu, kita bisa mengantisipasi lebih awal lagi sebelum karhutla meluas," papar Edy.
Jika nantinya status tersebut sudah ditetapkan, pemerintah pusat juga akan mudah memberikan bantuan peralatan pemadam karhutla ke Riau. Termasuk juga helikopter water bombing dan juga helikopter patroli.
"Untuk mengirimkan bantuan seperti helikopter kan juga perlu waktu untuk mengurus dokumen, jika status sudah ditetapkan lebih cepat maka persiapan pengiriman peralatan juga lebih cepat," ujarnya.(sol)