Jurus Melawan Asap

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di Riau. Akibatnya kabut asap pun menyelimuti langit Bumi Lancang Kuning. Hujan lebat dengan intensitas sedang merata di beberapa daerah sempat membuat kabut asap menghilang kurang dari sepekan. Langit pun terlihat cerah. Masyarakat pun tak banyak lagi memakai masker.

Namun beberapa hari terakhir, terlebih kemarin (2/9), kabut asap muncul lagi. Seperti yang sudah-sudah sulit untuk mengatasinya, jika hujan lebat tidak turun merata di wilayah Riau. Untuk melawan asap ini, saat ini jurus yang ampuh dengan memakai masker. The Drunken Masker.

- Advertisement -

"Sesak napas saya saat mengantar anak pergi sekolah pagi tadi (kemarin, red). Sepertinya kabut asap muncul lagi. Besok saya harus pakai masker lagi," ujar Roni, warga Panam yang mengaku beberapa hari terakhir tak lagi memakai masker saat mengantarkan anaknya sekolah di kawasan Gobah.

Di Pekanbaru, kabut asap tipis kembali menyelimuti Kota Madani itu. Pantauan di lapangan, kekaburan udara disebabkan kabut asap menurunkan jarak pandang menjadi lima kilometer dari biasanya tujuh sampai delapan km. Hingga siang pukul 11.30 WIB tampak jalan-jalan protokol hingga gedung tinggi diselimuti kabut berwarna putih.

- Advertisement -

Memang, kabut asap kemarin belum menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Sejumlah penumpang hilir mudik mempersiapkan barang bawaan menuju lokasi tujuannya.

"Sepertinya tidak menganggu. Ini saya juga mau berangkat sebentar lagi ke Jakarta. Tadi lihat di informasi keberangkatan ada yang di-cancel, tapi enggak karena itu (kabut asap, red), " kata Syahril, salah satu penumpang pesawat.

Seperti halnya SSK II, aktivitas Pelabuhan Sungai Duku juga tidak terganggu dengan kabut asap kemarin. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pelabuhan Sungai Duku Baginda Daulay mengatakan aktivitas pelayaran berjalan seperti biasa. Kemarin ada empat trip pelayaran kapal untuk melayani keberangkatan dan kedatangan para penumpang.

"Iya sempet parah tahun itu (kabut asap tahun 2015-2016, red). Saya belum di sini, tapi saya dengar tetap beroperasi. Hanya kecepatannya saja diperlambat," jelasnya.

Mengenai instruksi untuk kapal bisa beroperasi maupun tidak, hal itu ditentukan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pekanbaru, karena pihaknya hanya berwenang dalam pelayanan penumpang dan kenyamanan di pelabuhan.

Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, titik panas (hot spot) pagi, Senin (2/9) dengan level konfiden di atas 50 persen ada 150 titik berada di sembilan kabupaten/kota. Terbanyak di Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hilir 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar dua titik, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik. Sementara, untuk hot spot dengan level konfiden di atas 70 persennya ada 107 titik. Yakni Rokan Hilir (37), Pelalawan (23), Bengkalis (21), Meranti (13), Indragiri Hulu (9),  Indragiri Hilir (3), dan Kuansing (1).(*1/amn/sol/ted)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di Riau. Akibatnya kabut asap pun menyelimuti langit Bumi Lancang Kuning. Hujan lebat dengan intensitas sedang merata di beberapa daerah sempat membuat kabut asap menghilang kurang dari sepekan. Langit pun terlihat cerah. Masyarakat pun tak banyak lagi memakai masker.

Namun beberapa hari terakhir, terlebih kemarin (2/9), kabut asap muncul lagi. Seperti yang sudah-sudah sulit untuk mengatasinya, jika hujan lebat tidak turun merata di wilayah Riau. Untuk melawan asap ini, saat ini jurus yang ampuh dengan memakai masker. The Drunken Masker.

"Sesak napas saya saat mengantar anak pergi sekolah pagi tadi (kemarin, red). Sepertinya kabut asap muncul lagi. Besok saya harus pakai masker lagi," ujar Roni, warga Panam yang mengaku beberapa hari terakhir tak lagi memakai masker saat mengantarkan anaknya sekolah di kawasan Gobah.

Di Pekanbaru, kabut asap tipis kembali menyelimuti Kota Madani itu. Pantauan di lapangan, kekaburan udara disebabkan kabut asap menurunkan jarak pandang menjadi lima kilometer dari biasanya tujuh sampai delapan km. Hingga siang pukul 11.30 WIB tampak jalan-jalan protokol hingga gedung tinggi diselimuti kabut berwarna putih.

Memang, kabut asap kemarin belum menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Sejumlah penumpang hilir mudik mempersiapkan barang bawaan menuju lokasi tujuannya.

"Sepertinya tidak menganggu. Ini saya juga mau berangkat sebentar lagi ke Jakarta. Tadi lihat di informasi keberangkatan ada yang di-cancel, tapi enggak karena itu (kabut asap, red), " kata Syahril, salah satu penumpang pesawat.

Seperti halnya SSK II, aktivitas Pelabuhan Sungai Duku juga tidak terganggu dengan kabut asap kemarin. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pelabuhan Sungai Duku Baginda Daulay mengatakan aktivitas pelayaran berjalan seperti biasa. Kemarin ada empat trip pelayaran kapal untuk melayani keberangkatan dan kedatangan para penumpang.

"Iya sempet parah tahun itu (kabut asap tahun 2015-2016, red). Saya belum di sini, tapi saya dengar tetap beroperasi. Hanya kecepatannya saja diperlambat," jelasnya.

Mengenai instruksi untuk kapal bisa beroperasi maupun tidak, hal itu ditentukan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pekanbaru, karena pihaknya hanya berwenang dalam pelayanan penumpang dan kenyamanan di pelabuhan.

Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, titik panas (hot spot) pagi, Senin (2/9) dengan level konfiden di atas 50 persen ada 150 titik berada di sembilan kabupaten/kota. Terbanyak di Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hilir 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar dua titik, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik. Sementara, untuk hot spot dengan level konfiden di atas 70 persennya ada 107 titik. Yakni Rokan Hilir (37), Pelalawan (23), Bengkalis (21), Meranti (13), Indragiri Hulu (9),  Indragiri Hilir (3), dan Kuansing (1).(*1/amn/sol/ted)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Editor: Arif Oktafian

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya