Jumat, 22 November 2024
spot_img

Karhutla Diperparah Kondisi Cuaca

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memonitor penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau sudah terpadu.

Namun karena kondisi cuaca yang kering, membuat tim kesulitan me­ngendalikan luasa areal yang terbakar. Hal ini disampaikan Direktur Pe­ngendalian Karhutla KLHK, Raffles B Panjaitan saat dikonfirmasi Riau Pos di Jakarta, Rabu (31/7) malam. Dia menyebutkan kondisi ini sebenarnya sudah diantisipasi sejak awal setelah adanya peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Februari 2019.

"Untuk di Riau antisipasinya sudah dari awal, sejak Februari sudah diprediksi oleh BMKG. Kami sudah melakukan langkah-langkah, maka­nya waktu Februari, Maret, April bisa terjaga," kata Rafles.

Baca Juga:  Resmi Daftarkan Diri, Sri Indarti Optimistis Lolos Pilrek Unri

Hanya saja kondisi cuaca yang semakin kering, terutama dua bulan terakhir, membuat potensi terjadinya karhutla kembali meningkat. Bahkan ada daerah di Riau, selama 60 hari tidak turun hujan. “Jadinya makin kering sehingga agak melebar. Namun penanganan di lapangan sudah terpadu yang dijaga sama Satgas Provinsi itu sudah dikerahkan melalui koordinasi gubernur,” jelasnya.

Rafles menuturkan, sumber daya manusia (SDM) di Riau juga sudah cukup banyak, di samping peralatan pendukung untuk pemadaman. Dari Manggala Agni saja ada 220 orang, dibantu tenaga dari balai-balai taman nasional sebanyak 90 regu. Kemu­dian, pemegang HPH, dan HTI, juga punya 2.248 orang yang melakukan penjagaan di areal-areal mereka. Ditambah dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 736 orang.

Baca Juga:  Menyambung dari Ujung, Terowongan Dirancang di Tengah

“Akan tetapi karena situasi agak kering, dan satu hal lagi yang menjadi agak sulit karena di daerah remote area. Airnya juga sulit. Caranya terpaksa dengan water bombing dan sudah cukup banyak di Riau helikopter dikerahkan untuk menjangkau remote area tadi," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan penanganan yang terpadu, karhutla yang sekarang masih terjadi bisa segera ditangani. Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul menghentikan kebiasaan membuka lahan dengan membakar.(fat/sol/amn/wik/ted)

>>>Selengkapnya baca harian Riau Pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memonitor penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau sudah terpadu.

Namun karena kondisi cuaca yang kering, membuat tim kesulitan me­ngendalikan luasa areal yang terbakar. Hal ini disampaikan Direktur Pe­ngendalian Karhutla KLHK, Raffles B Panjaitan saat dikonfirmasi Riau Pos di Jakarta, Rabu (31/7) malam. Dia menyebutkan kondisi ini sebenarnya sudah diantisipasi sejak awal setelah adanya peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Februari 2019.

- Advertisement -

"Untuk di Riau antisipasinya sudah dari awal, sejak Februari sudah diprediksi oleh BMKG. Kami sudah melakukan langkah-langkah, maka­nya waktu Februari, Maret, April bisa terjaga," kata Rafles.

Baca Juga:  Tuntut Tegakkan Keadilan HAM, Demo BEM Nusantara Ricuh

Hanya saja kondisi cuaca yang semakin kering, terutama dua bulan terakhir, membuat potensi terjadinya karhutla kembali meningkat. Bahkan ada daerah di Riau, selama 60 hari tidak turun hujan. “Jadinya makin kering sehingga agak melebar. Namun penanganan di lapangan sudah terpadu yang dijaga sama Satgas Provinsi itu sudah dikerahkan melalui koordinasi gubernur,” jelasnya.

- Advertisement -

Rafles menuturkan, sumber daya manusia (SDM) di Riau juga sudah cukup banyak, di samping peralatan pendukung untuk pemadaman. Dari Manggala Agni saja ada 220 orang, dibantu tenaga dari balai-balai taman nasional sebanyak 90 regu. Kemu­dian, pemegang HPH, dan HTI, juga punya 2.248 orang yang melakukan penjagaan di areal-areal mereka. Ditambah dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 736 orang.

Baca Juga:  Titik Api di Rupat Utara Padam

“Akan tetapi karena situasi agak kering, dan satu hal lagi yang menjadi agak sulit karena di daerah remote area. Airnya juga sulit. Caranya terpaksa dengan water bombing dan sudah cukup banyak di Riau helikopter dikerahkan untuk menjangkau remote area tadi," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan penanganan yang terpadu, karhutla yang sekarang masih terjadi bisa segera ditangani. Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul menghentikan kebiasaan membuka lahan dengan membakar.(fat/sol/amn/wik/ted)

>>>Selengkapnya baca harian Riau Pos

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari