JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kasus melonjaknya pandemi corona (Covid-19) tak menyurutkan para politikus dan kepala daerah untuk mengangkat popularitasnya. Kondisi ini mestinya ditekan dan lebih fokus secara benar melakukan upaya penanggulangan corona.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Dia mengingatkan agar para politikus dan pejabat di Indonesia fokus menangani persoalan pandemi virus corona ketimbang mengejar popularitas demi kepentingan politik.
"Perlu mempertimbangkan situasi dan ada pertanggungjawaban. Menjadi bermasalah ketika hanya mengejar popularitas, mengejar kepentingan politik sendiri atau kelompok lalu mengabaikan atau tidak mementingkan kepentingan yang lebih luas di tengah kondisi pandemi," kata Haedar dalam keterangannya di situs resmi Muhammadiyah, Selasa (22/6/2021).
Haedar mafhum bahwa kerja-kerja para politikus selalu dinamis mengikuti perkembangan politik untuk merebut simpati rakyat hingga investasi dukungan. Namun, sudah sepatutnya kegiatan itu harus mempertimbangkan situasi dan kondisi tertentu.
Saat pandemi Covid-19 semakin meningkat seperti sekarang, Haedar mengimbau agar elite politik termasuk elite pemerintah daerah fokus mengoptimalkan peran meringankan beban pandemi.
"Semestinya politisi memiliki pertanggungjawaban etik, pertanggungjawaban kebangsaan agar lebih mengembangkan kegiatan, perhatian dan jalinan kerja sama untuk menyelesaikan pandemi ini," kata Haedar.
Ia meminta elite bersabar. Pemilu akan ada waktu dan tahapannya sendiri di kemudian hari. Kerja-kerja mengentaskan pandemi pada saat ini adalah prioritas yang disebut Haedar sebagai sebuah kearifan politik.
Bursa calon presiden 2024 bergema belakangan ini meski kasus positif corona di Indonesia terus melonjak. Sejumlah nama masuk dalam bursa tersebut, mulai dari ketua partai politik hingga kepala daerah.
Bersamaan dengan merebaknya bursa capres, para ketua parpol dan kepala daerah menggelar pertemuan yang kemudian dijadikan isu yang tambah memanaskan bursa capres 2024.
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun