JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi II DPR khawatir terhadap kondisi perangkat sistem data kependudukan yang sudah uzur. Dewan pun mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi persoalan yang serius itu.
Wakil Ketua Komisi II Luqman Hakim mengatakan, kondisi server data kependudukan yang uzur itu menjadi ancaman serius. Hampir dua ratus juta data kependudukan yang tersimpan di data center Dukcapil Kemendagri rentan hilang atau musnah.
Menurut dia, hal itu akibat dari perangkat keras, yakni ratusan server sebagai tempat penyimpanan data yang sudah terlalu tua atau kadaluwarsa. Sebagian spare part juga sudah discontinue. Bahkan, menurut informasi yang dia terima, sudah tidak ada pihak yang berani melakukan proses maintenance terhadap ratusan server tersebut. "(Ini) akibat dari kemungkinan rusaknya sudah sangat besar," terangnya.
Luqman mengatakan, jika dibiarkan maka bangsa ini akan mengalami kerugian cukup besar. Yakni, hilangnya data kependudukan yang selama bertahun-tahun dikumpulkan, melalui proses perekaman yang melibatkan mayoritas.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi II DPR khawatir terhadap kondisi perangkat sistem data kependudukan yang sudah uzur. Dewan pun mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi persoalan yang serius itu.
Wakil Ketua Komisi II Luqman Hakim mengatakan, kondisi server data kependudukan yang uzur itu menjadi ancaman serius. Hampir dua ratus juta data kependudukan yang tersimpan di data center Dukcapil Kemendagri rentan hilang atau musnah.
- Advertisement -
Menurut dia, hal itu akibat dari perangkat keras, yakni ratusan server sebagai tempat penyimpanan data yang sudah terlalu tua atau kadaluwarsa. Sebagian spare part juga sudah discontinue. Bahkan, menurut informasi yang dia terima, sudah tidak ada pihak yang berani melakukan proses maintenance terhadap ratusan server tersebut. "(Ini) akibat dari kemungkinan rusaknya sudah sangat besar," terangnya.
Luqman mengatakan, jika dibiarkan maka bangsa ini akan mengalami kerugian cukup besar. Yakni, hilangnya data kependudukan yang selama bertahun-tahun dikumpulkan, melalui proses perekaman yang melibatkan mayoritas.(jpg)