JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai desakan loyalis Amien Rais membentuk PAN Reformasi, merupakan risiko demokrasi. Menurut Zulkifli, risiko demokrasi memang keras.
"Begini ya, risiko demokrasi itu ya memang begitu keras, karena ada pilihan. PAN itu pilih demokrasi, makanya keras, (karena) ada persiangan," ungkap Zulkifli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/3).
Ia mencontohkan peristiwa kisruh dalam Kongres PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara. Menurut dia, itu merupakan sebuah proses menuju demokrasi yang matang. "Mohon maaf, kadang bangku kena sasaran juga, tetapi itu demokrasi begitu sampai menuju demokrasi yang matang yang melahirkan civilized (beradab)," jelas wakil ketua MPR itu.
Namun, ujar Zulkifli, ada pula pilihan di mana partai-partai memilih jalan lain, seperti mengikuti instruksi. "Ketua umum sepakat satu, ini satu. Itu namanya penunjukan, perintah," ungkap Zulkifli mencontohkan.
Baginya, hal itu tidak menjadi persoalan, karena yang penting PAN memilih jalan demokratis. "Kami memilih yang demokratis. Memang ini risikonya. Ada ramai, karena ada pertandingan," kata dia.
Zulkifli mengingat, pada Kongres PAN di Bali pada 2015, selisih suara antara dia dan Hatta Rajasa, hanya enam. Namun, akhirnya dia dan Hatta bisa bersatu lagi. Sementara yang terakhir antara dia dan Mulfachri Harahap 106 suara. Karena itu, dia yakin pada waktunya akan bersama lagi.
"Itulah demorkasi yang kami pilih, pertarungan. Percayalah walaupun ada ekses, (ini) soal waktu akan bersama-sama lagi," katanya. (boy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal