KENDARI (RIAUPOS.CO) — Ketua Panitia Pengarah Kongres V PAN Eddy Soeparno mengatakan bahwa kericuhan yang terjadi merupakan tanggung jawab panitia.
Menurut dia, dalam posisi pembahasan dan perbedaan pandangan, pasti ada dinamika yang tinggi hingga disusul dengan gesekan fisik. Namun, Eddy menegaskan bahwa secara keseluruhan ini masih dalam konteks yang relatif normal dan demokrasi.
"Tidak hanya di partai kami, tetapi di organisasi-organisasi lain juga sudah ada. Di organisasi massa, kepemudaan, ada juga kejadian permasalahan tersebut," kata Eddy kepada wartawan di arena Kongres V PAN, Hotel Claro, Kendari, Sultra, Selasa (11/2) sore.
Menurut dia, karena pihaknya harus menyikapi secara dewasa terkait persoalan yang terjadi. Dia menegaskan, persoalan yang terjadi tidak akan membuat PAN terpecah belah. "PAN sudah dewasa dan berdemokrasi. Apa pun yang dihasilkan hari ini, tidak akan memecah belah PAN," kata dia.
Eddy menegaskan bahwa apa pun yang terjadi merupakan tanggung jawab panitia. Sekretaris jenderal (sekjen) PAN itu mengapresiasi kinerja Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam dan seluruh jajaran yang telah melakukan pengamanan dengan baik.
"Apa pun yang terjadi di dalam ya itu menjadi tanggung jawab panitia. Kami sudah lihat, Pak Kapolda dengan seluruh jajarannya sudah menjaga proses ini dengan sangat baik. Saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras Pak Kapolda beserta jajarannya," kata Eddy.
Sementara Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo menyatakan bahwa seharusnya kericuhan itu tidak perlu terjadi. "Seharusnya tidak perlu terjadi," kata Drajad di Hotel Claro, Kendari, Sultra, Selasa (11/2).
Drajad yang juga salah satu calon ketua umum PAN itu menegaskan bahwa seharusnya ini menjadi pelajaran bagi partai berlambang matahari putih itu agar bisa lebih baik lagi menggelar kongres.
"Ini pelajaran buat PAN-lah supaya ke depannya mengatur kongres lebih baik lagi, supaya tidak kejadian seperti ini," ungkapnya.
Sebelumnya, kericuhan kembali pecah di arena Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sultra, Selasa (11/2) siang.
Kericuhan kedua ini terjadi usai skorsing dicabut untuk melanjutkan rapat pleno pembahasan tata tertib di ruang sidang lantai dua hotel.
Sejumlah peserta kongres dan kader PAN dikabarkan mengalami luka di kepala karena terkena lemparan kursi. Koordinator Lapangan Pemenangan Mulfachri-Hanafi Rais, Asri Anas, mengatakan bahwa kejadian bermula saat pihaknya hendak masuk ke ruang pleno.
Namun, kata dia, tiba-tiba dari dalam mendapatkan serangan. "Banyak yang berdarah, ada 30, tetapi kami tidak bisa ekspose nama-namanya. Paling banyak dilempar kursi," kata Asri di Hotel Claro, Kendari, Selasa (11/2).
Menurut Asri, dalam perdebatan pada forum pleno sebelumnya, pihaknya sudah meminta ruangan disterilkan. Dia meminta yang boleh masuk adalah peserta. "Jangan ada yang masuk ruangan yang bukan voters, tetapi yang terjadi sekarang yang masuk ruangan bukan voters," kata Asri.
Sebelumnya kericuhan juga terjadi bahkan aksi saling lempar kursi tak terhindarkan di ruang sidang saat rapat pleno membahas tatib.
Proses pemilihan ketum pun dipercepat dari jadwal semula malam, menjadi sore hari.
Saat ini, pencoblosan untuk memilih ketum PAN 2020-2025 sudah selesai. Tiga calon, Drajad, Zulkifli Hasan, dan Mulfachri Harahap, berkompetisi untuk merebutkan suara dari pemilih. Proses penghitungan suara masih berlangsung hingga sore ini. (boy/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal