JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Habisnya masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang habis pada 2022 serta 2023 mendatang bisa membuat peta politik Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 berubah.
Hal itu dikatakan pendiri lembaga survei dan konsultan politik Cyrus Network, Hasan Nasbi. Pernyataan ini mirip yang disampaikan kader salah seorang pengurus DPP Gerindra, Arief Puyuono beberapa waktu lalu.
"Pertama, ada tokoh-tokoh yang habis masa jabatannya," kata Hasan di Jakarta, Senin (6/12/2021).
Selain itu, menurutnya, faktor lain yang bisa mengubah peta politik Pilpres 2024 ialah koalisi lebih awal antarparpol dan penentuan calon lebih awal.
Menurutnya, publik benar-benar tidak tahu sosok yang memiliki tiket untuk maju di Pilpres 2024 saat ini, meskipun terdapat tiga parpol yang memiliki potensi mengusung kader sendiri karena hanya membutuhkan tambahan satu parpol yaitu PDIP, Golkar, serta Gerindra.
"Ini dua hal yang bisa mengubah peta survei. Kalau sudah dibungkus saya yakin orang akan melihat, oh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.
Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga sejauh ini, Hasan menerangkan, ada tiga nama capres potensial yaitu, Anies, Ganjar, dan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Menurutnya, tiga nama tersebut adalah pewaris dukungan Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 lalu.
Dia menerangkan, Ganjar merupakan sosok yang dianggap mewarisi sebagian pemilih Jokowi, golongan yang "anti kadrun", serta sering menggunakan narasi kebhinekaan dan Pancasila harga mati. Lalu, Anies merupakan sosok dianggap mewarisi mantan pendukung Prabowo yang banyak menggunakan narasi agama, dan anti dengan Jokowi.
Sementara itu, Prabowo adalah veteran pilpres yang punya pendukung tetap sekitar 25 persen.
"Sisanya ada yang kebagian warisan sedikit-sedikit itu AHY (Agus Harimurti Yudhoyono, red) dan Sandiaga Uno," imbuh Hasan.
Dia menambahkan, dukungan pada tiga nama teratas itu lebih berdasarkan keyakinan dan bukan persepsi rasional.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Arief Poyuono yakin Ganjar dan Anies tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden 2024.
Ia menyebut faktor jabatan publik dan sorotan media massa akan menentukan kandidat Pilpres 2024, sementara Anies dan Ganjar habis masa jabatannya sebagai gubernur sebelum 2024 sehingga akan kehilangan popularitas.
"Dua tokoh ini baterainya habis di 2022. Baterainya habis Ganjar dan Anies. Mau tidak mau, percaya tidak percaya, Jokowi adalah hasil power of the media," kata Arief dalam diskusi yang digelar Total Politik di Jakarta, Ahad (5/12).
Dia menyebut Ganjar akan kehilangan panggung untuk meningkatkan popularitas setelah lengser dari Gubernur Jawa Tengah. Begitu pun dengan Anies yang akan selesai menjabat Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2022.
Sumber: JPG/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun