RIAUPOS.CO – DESA Hutan Panjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau menjadi saksi bisu perjuangan perempuan suku Akit dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Melalui program pemberdayaan yang diinisiasi mahasiswa Universitas Riau (Unri) dalam kegiatan PPK Ormawa Himabisnis, masyarakat desa ini bisa memanfaatkan limbah lidi sawit sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos dan kerajinan tangan, baru-baru ini.
Sebelumnya, limbah daun sawit yang melimpah di desa ini hanya dianggap sebagai sampah yang tidak berguna. Namun, melalui pelatihan dan pendampingan mahasiswa PPK Ormawa Himabisnis, perempuan suku Akit mulai mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kompos yang berkualitas tinggi.
Proses pembuatan pupuk kompos melibatkan pengumpulan limbah daun sawit, pencacahan dan fermentasi menggunakan mikroorganisme. Sempat ragu, salah serang warga bernama Asan, kini terbuka pikirannya.
‘’Awalnya kami ragu apakah limbah ini bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Namun, setelah mengikuti pelatihan dari mahasiswa, kami menyadari bahwa sampah ini memiliki potensi yang luar biasa,’’ ungkap Asan.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen, membantu dalam memasarkan produk secara lebih luas. Dengan dukungan BUMDes, proses pemasaran menjadi lebih terstruktur dan efektif.
‘’Kami sangat berterima kasih kepada BUMDes yang telah membantu kami dalam memasarkan produk. Dengan e-commerce, kami dapat mencapai pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan keluarga,’’ ungkap Rohani, Ketua kelompok usaha perempuan suku Akit.
Program pemberdayaan perempuan suku Akit melalui pemanfaatan limbah lidi sawit telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desa. Selain meningkatkan pendapatan keluarga, program ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah. (hen/c)
Laporan ALI NURMAN, Pekanbaru