Jika Anda seorang guru, pernahkah muncul pertanyaan, “Apa yang bisa saya lakukan?”, “Apa yang saya harapkan?”, “Bagaimana pekerjaan yang sudah saya lakukan?”.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat memaknai hidup seseorang. Makna hidup dipandang sangat penting dan berharga serta diyakini memberikan nilai khusus bagi diri sehingga menjadikannya sebagai tujuan hidup. Apabila berhasil menemukan makna hidup, maka kehidupan ini akan dirasakan sangat berarti.
Di dalam dunia pendidikan peranan guru sangat penting dan mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, sebab guru adalah motor penggerak bagi muridnya. Lantas “Mengapa Anda memilih profesi guru?” Apakah karena gelar ‘Pahlawan tanpa tanda jasa’ atau karena tidak ada profesi lain yang cocok? Edmund Hillary mengatakan ‘Tidak perlu menjadi pahlawan untuk melakukan sesuatu yang hebat, bersaing dengan manusia lain hanya akan mendapatkan piala biasa. Kita hanya butuh motivasi, tujuan yang menantang, untuk melakukan sesuatu yang hebat yakni melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang dan meninggalkan kesan baik sepanjang masa.
Profesi guru sangatlah mulia, karena tak dapat disangkal, guru merupakan sosok penting yang mengawal perubahan pada Revolusi Industri 4.0 ini. Guru dalam menjalankan profesinya ada dua jenis guru, yang pertama amat patuh kepada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak mentransfer semua isi buku yang ditugaskan, yang kedua guru inspiratif yang mengajak siswa-siswanya berpikir kreatif melihat sesuatu dari luar (thinking out of the box) mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar ke masyarakat luas . Apalagi pada masa Era New Normal, kreativitas guru memberikan pembelajaran sangat penting agar tercipta proses belajar mengajar yang berkualitas. Guru harus melakukan perubahan-perubahan jika tidak mau tergilas oleh situasi dan kondisi yang ada. Perubahan itu datang dari sebuah paksaan, tanpa diberikan tekanan, Anda tidak akan berubah, demikian pendapat dari Prof. Rhenald Khasali. Maka, jika guru berfikir bahwa sebuah perubahan dapat membuat karir mereka berkembang, jelas mereka akan memiliki keyakinan bahwa mereka akan mengupgrade profesionalisme mereka. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan metode mengajar untuk mengatur muridnya dan memberikan motivasi dalam hal pelaksanaan tugas sekolah.
Kondisi yang sering terjadi bahwa sebuah budaya atau tradisi yang sudah ada sulit sekali untuk diubah. Bahkan, jika kita melakukan inovasi atau perubahan akan menjadi sesuatu hal yang lucu dan aneh. Apa yang seharusnya dilakukan? Maka perlu mengubah paradigma.
Mengapa paraadigma penting? Victor Frankl mengatakan bahwa ketika kita tidak lagi mampu mengubah situasi, kita ditantang untuk mengubah diri sendiri. Perubahan itu dimulai dari paradigma. Perubahan sudut pandang terhadap lingkungan atau informasi yang didapat. Pentingnya paradigma yang diawali dari pikiran. Pikiran itu seperti bibit, tiap kali memikirkan sesuatu berarti kita memberikan kehidupan pada pikiran itu. Pikiran akan menciptakan tindakan, tindakan akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan (habits) merupakan bunga majemuk dalam proses perbaikan diri baik dari sisi positif maupun negatif. Kebiasaan yang penting diubah adalah perilaku karena banyak orang sering merasa sulit mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang baik lebih dari beberapa hari. Kebiasaan melahirkan budaya, dan budaya membentuk karakter. Dengan kata lain, jika kita berpikir negatif maka akan melahirkan hal-hal yang negatif, sebaliknya jika kita berpikir postif maka akan lahirlah hal-hal yang positif. Perilaku dapat mengubah hasil, proses, dan identitas atau keyakinan.
Di balik sebuah perilaku terdapat sebuah keyakinan yang mendukung perilaku tersebut eksis. Misalnya, jika seorang guru meyakini bahwa belajar yang efektif harus berhadapan langsung dengan siswa maka di masa pandemi ini apapun cara-cara atau teknik yang disarankan tidak akan pernah membuatnya mengubah pola pikirnya.
Bagaimana cara melepaskan diri dari pola berpikir yang salah? Maka mulailah dari sebuah keyakinan. Keyakinan merupakan kondisi pikiran yang dirangsang atau dibuat oleh instruksi yang berulang-ulang pada pikiran bawah sadar melalui prinsip autosugesti (pemikiran yang bercampur dengan perasaan emosi menjadi kekuatan magnetis yang menarik pemikiran serupa atau berhubungan? Makin sering mengulangi suatu perilaku (minimal 21 kali) makin memperkuat identitas. Pikiran bawah sadar mempunyai peranan penting sebagai penghubung pikiran manusia yang terbatas dengan kecerdasan tak terbatas, memodifikasi dan mengubah impuls mental (pemikiran) menjadi padanan spiritual (energi), dan media penyalur doa (keinginan) ke sumber yang berkuasa untuk menjawab doa. Kita bisa menanamkan rencana, pikiran atau tujuan apapun ke dalam pikiran bawah sadar kita untuk diterjemahkan kepadanan fisiknya, keinginan-keinginan yang bercampur dengan perasaan emosional ini dan keyakinan akan kemampuan kita sendiri adalah faktor terkuat, karenanya faktor inilah yang pertama di respon oleh akal bawah sadar.
Guru sebaiknya melakukan hal-hal yang berkesan agar informasi masuk memori jangka panjang (alam bawah sadar) melalui tahap berikut: informasi-memori jangka pendek-memori kerja-memori perantara (baru pertama kali, keselamatan hidup, bangkitkan emosi, arti/relevansi, rehearsal,waktu tidur).
Memori jangka panjang arus informasi. Informasi bergerak dari dasar otak (Reptil) melalui pusat emosi (mamalia) terus ke bagian atas (Neo Cortex). Artinya, ketika kita mempersiapkan diri untuk belajar, kita harus merasa nyaman secara fisik, suhu udara, tata cahaya, dan area belajar harus memuaskan otak reptil. Anda harus memulai pembelajaran dengan sikap positif untuk memuaskan pusat emosi otak. Ketika dua bagian pertama otak sudah puas otak pemikir dapat bekerja dengan baik.
Terima kasih
Drs. Jansen Yudianto, Manager YKCK dan YMHW, PT. RAPP