Jumat, 5 Juli 2024

Tangani Banjir dengan SIG

Dalam tulisan ini saya akan memberikan uraian dan masukan mengenai kondisi Kota Pekanbaru jika dilihat dari peta dan keterkaitannya terhadap SIG. Dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran demi kemajuan kota kita bersama-sama. Karena lewat peta kita bisa banyak berbicara soal Kota Pekanbaru yang memiliki luas 632,26 Km2. Tentu peta ini merupakan sebuah output dari sebuah data-data yang diolah menggunakan softwere pemetaan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)/ Geographic Information System (GIS) serta berbagai softwere pemetaan lainnya. 
Saya tidak akan membedah secara teknis terkait problem detail seperti spesifikasi drainase beserta ukuran dan luas penampangnya dan lain sebagainya. Memang kalau membicarakan sebab musabab banjir dan genangan tidak bisa dilihat dan ditangani secara parsial saja. Banyak hal yang mempengaruhinya. Namun demikian, ada hal yang perlu kita sadari bahwa sungai, anak sungai dan drainase merupakan sebuah sistem jaringan. Artinya dua hal di atas harus saling terintegrasi satu sama lainnya. Kapan sungai, anak sungai maupun drainase tidak terintegrasi dengan baik akibat sedimentasi, penyumbatan dan faktor lain sebagainya. Sementara curah hujan yang turun cukup tinggi dalam waktu yang lama akan menyebabkan air tidak dapat mengalirnya kedaerah hilirnya. Akhirnya yang terjadi adalah fenomena banjir dan genangan dimana-mana. Seperti yang kita lihat dan kita rasakan saat ini di kota kita. Sembari saya akan mengajak kita berpikir secara makro. Dalam konteks keruangan dalam sudut pandang perencanaan wilayah dan kota. 
Perihal drainase secara teknis, mana saja yang tidak berstandar, berstandar cukup kita serahkan kepada yang ahlinya. Karena apabila kita menangani perkara yang bukan pada bidang keahlian kita. Maka kehancuran yang akan terjadi. Sistem Informasi Geografis dizaman yang sangat modern seperti saat ini, sangat diperlukan sekali. Mengingat SIG/GIS dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi seperti: investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya; SIG bisa membantu perencana (planner) untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Selain itu juga bisa membantu menyajikan data jumlah sungai, lebar, panjang, arah pergerakan sungai, anak sungai maupun menyajikan data drainase kota ini kedalam database (atribut tabel) dimana data-data tersebut bisa terus dilakukan updating dan digunakan untuk berbagai keperluan, jenis kebutuhan tergantung kepada usernya masing-masing. 
Termasuk membantu mengambil keputusan-keputusan penting dan membuat skenario untuk penanganan masalah banjir maupun genangan seperti permasalahan yang terjadi Kota Pekanbaru saat ini. Dan pemanfaatan dari data berbasis SIG/GIS yang sudah kita rasakan sehari-hari di zaman now saat ini ketika mager (malas gerak), ketika kita butuh moda transportasi hendak bepergian. kita bisa melakukan pemesanan food,drink (makanan, minuman), taxi dan ojek secara online. Semua itu adalah inovasi pemanfaatan dari data koordinat berbasis system informasi geografis yang menunjukan data lokasi dan alamat si pemesan (order).
SIG/GIS saat ini juga merupakan bagian penting dalam memajukan sebuah kota, yaitu sebuah instrument yang berperan didalam membantu mewujudkan kota-kota cerdas/smart city berbasis geografis. Maka pemerintah kota akan sangat mudah sekali melakukan berbagai pekerjaan dan pengambilan kebijakan terutama monitoring terhadap kondisi sarana dan prasarana perkotaan. Inventarisir aset-aset berbasis koordinat dalam bentuk data base. Dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.
Apa yang harus dilakukan Pemko Pekanbaru melihat kondisi di atas? Upaya untuk melakukan inventarisir kondisi 158 sungai beserta anak sungai lainnya secara spasial dirasa sangat diperlukan sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi sungai-sungai kita, arah pergerakan airnya, bagaimana pula level kedalamannya, luas penampangnya, beserta kondisi sempadan sungai-sungai tersebut saat ini. mengingat kawasan sempadan sungai merupakan bagian dari kawasan lindung sebagaimana yang diatur didalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan UU No26/2007 juga sudah menentukan bahwa kawasan sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat. Sudah seharusnya fungsi kawasan tersebut dikembalikan sesuai peruntukannya jika terjadi perubahan fungsi ruang dilapangan. Dan ini bisa menjadi bentuk pelanggaran pemanfaatan ruang.
Lebih jauh, pada akhirnya kita harus menyadari bahwa drainase-drainase di kota ini juga akan berhilir nantinya ke anak-anak sungai maupun kesungai-sungai besar yang ada di kota ini. dan ini adalah sebuah sistem yang harus kita pahami secara bersama-sama. Dengan dilakukannya inventarisir diatas. Pemko kedepannya akan semakin mudah melakukan penanganan permasalahan ini. seperti kondisi eksisting. baik lebar maupun kedalaman bisa di sajikan didalam data atribut tabel berbasis spasial (koordinat) sesuai kebutuhan dan keinginan usernya. Ini adalah salah satu keunggulan SIG/GIS didalam penyajian sebuah peta yang bisa di overlay dengan data raster citra satelit/foto udara. Di mana data-datanya bisa terus dilakukan updating dari waktu ke waktu dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
Harus Punya Peta Induk Sistem Jaringan Drainase Kota Pekanbaru
Mengapa saya katakan sistem jaringan drainase. Karena seperti penjelasan saya diatas. Bahwa drainase merupakan sebuah system yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Dan jika drainase tersebut tidak terkoneksi tentu akan terjadinya banjir maupun genangan dimana-mana. Sampai saat ini harus diakui nampaknya Pemko belum memiliki Peta Induk system Jaringan drainase Kota Pekanbaru. Baik primer maupun sekunder. Bahkan dalam tulisan Opini Pak Doktor Ihsan justru menganjurkan lebih jauh lagi. pendataan perlu dilakukan sampai ke drainase sekunder.Kelemahan kita di Indonesia kita sangat minim terhadap kepemilikan data, manajemen data yang belum terkelola dengan baik. Padahal dari kumpulan data-data bisa menghasilkan informasi. Dari data-data pula pengambilan kebijakan dan keputusan bisa dilakukan. Mustahil kita bekerja tanpa adanya dasar yaitu data. Maka ini adalah momen yang tepat untuk membangun ketersedian data.
Perlu Kerja Sama
Berdasarkan penjelasan di atas. Kita harus menyadari bahwa melihat kondisi Kota Pekanbaru yang seperti sudah tidak berbatas lagi dengan Kabupaten Kampar.  penanganan masalah banjir dan genangan sudah semestinya bisa dilakukan secara bersama-sama pula.  Dengan alasan kemanusiaan. Karena air yang mengalir tak mengenal batas administrasi. Air hanya akan mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah.***
Baca Juga:  Transformasi Birokrasi: Harga Mati
Dalam tulisan ini saya akan memberikan uraian dan masukan mengenai kondisi Kota Pekanbaru jika dilihat dari peta dan keterkaitannya terhadap SIG. Dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran demi kemajuan kota kita bersama-sama. Karena lewat peta kita bisa banyak berbicara soal Kota Pekanbaru yang memiliki luas 632,26 Km2. Tentu peta ini merupakan sebuah output dari sebuah data-data yang diolah menggunakan softwere pemetaan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)/ Geographic Information System (GIS) serta berbagai softwere pemetaan lainnya. 
Saya tidak akan membedah secara teknis terkait problem detail seperti spesifikasi drainase beserta ukuran dan luas penampangnya dan lain sebagainya. Memang kalau membicarakan sebab musabab banjir dan genangan tidak bisa dilihat dan ditangani secara parsial saja. Banyak hal yang mempengaruhinya. Namun demikian, ada hal yang perlu kita sadari bahwa sungai, anak sungai dan drainase merupakan sebuah sistem jaringan. Artinya dua hal di atas harus saling terintegrasi satu sama lainnya. Kapan sungai, anak sungai maupun drainase tidak terintegrasi dengan baik akibat sedimentasi, penyumbatan dan faktor lain sebagainya. Sementara curah hujan yang turun cukup tinggi dalam waktu yang lama akan menyebabkan air tidak dapat mengalirnya kedaerah hilirnya. Akhirnya yang terjadi adalah fenomena banjir dan genangan dimana-mana. Seperti yang kita lihat dan kita rasakan saat ini di kota kita. Sembari saya akan mengajak kita berpikir secara makro. Dalam konteks keruangan dalam sudut pandang perencanaan wilayah dan kota. 
Perihal drainase secara teknis, mana saja yang tidak berstandar, berstandar cukup kita serahkan kepada yang ahlinya. Karena apabila kita menangani perkara yang bukan pada bidang keahlian kita. Maka kehancuran yang akan terjadi. Sistem Informasi Geografis dizaman yang sangat modern seperti saat ini, sangat diperlukan sekali. Mengingat SIG/GIS dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi seperti: investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya; SIG bisa membantu perencana (planner) untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Selain itu juga bisa membantu menyajikan data jumlah sungai, lebar, panjang, arah pergerakan sungai, anak sungai maupun menyajikan data drainase kota ini kedalam database (atribut tabel) dimana data-data tersebut bisa terus dilakukan updating dan digunakan untuk berbagai keperluan, jenis kebutuhan tergantung kepada usernya masing-masing. 
Termasuk membantu mengambil keputusan-keputusan penting dan membuat skenario untuk penanganan masalah banjir maupun genangan seperti permasalahan yang terjadi Kota Pekanbaru saat ini. Dan pemanfaatan dari data berbasis SIG/GIS yang sudah kita rasakan sehari-hari di zaman now saat ini ketika mager (malas gerak), ketika kita butuh moda transportasi hendak bepergian. kita bisa melakukan pemesanan food,drink (makanan, minuman), taxi dan ojek secara online. Semua itu adalah inovasi pemanfaatan dari data koordinat berbasis system informasi geografis yang menunjukan data lokasi dan alamat si pemesan (order).
SIG/GIS saat ini juga merupakan bagian penting dalam memajukan sebuah kota, yaitu sebuah instrument yang berperan didalam membantu mewujudkan kota-kota cerdas/smart city berbasis geografis. Maka pemerintah kota akan sangat mudah sekali melakukan berbagai pekerjaan dan pengambilan kebijakan terutama monitoring terhadap kondisi sarana dan prasarana perkotaan. Inventarisir aset-aset berbasis koordinat dalam bentuk data base. Dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.
Apa yang harus dilakukan Pemko Pekanbaru melihat kondisi di atas? Upaya untuk melakukan inventarisir kondisi 158 sungai beserta anak sungai lainnya secara spasial dirasa sangat diperlukan sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi sungai-sungai kita, arah pergerakan airnya, bagaimana pula level kedalamannya, luas penampangnya, beserta kondisi sempadan sungai-sungai tersebut saat ini. mengingat kawasan sempadan sungai merupakan bagian dari kawasan lindung sebagaimana yang diatur didalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan UU No26/2007 juga sudah menentukan bahwa kawasan sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat. Sudah seharusnya fungsi kawasan tersebut dikembalikan sesuai peruntukannya jika terjadi perubahan fungsi ruang dilapangan. Dan ini bisa menjadi bentuk pelanggaran pemanfaatan ruang.
Lebih jauh, pada akhirnya kita harus menyadari bahwa drainase-drainase di kota ini juga akan berhilir nantinya ke anak-anak sungai maupun kesungai-sungai besar yang ada di kota ini. dan ini adalah sebuah sistem yang harus kita pahami secara bersama-sama. Dengan dilakukannya inventarisir diatas. Pemko kedepannya akan semakin mudah melakukan penanganan permasalahan ini. seperti kondisi eksisting. baik lebar maupun kedalaman bisa di sajikan didalam data atribut tabel berbasis spasial (koordinat) sesuai kebutuhan dan keinginan usernya. Ini adalah salah satu keunggulan SIG/GIS didalam penyajian sebuah peta yang bisa di overlay dengan data raster citra satelit/foto udara. Di mana data-datanya bisa terus dilakukan updating dari waktu ke waktu dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
Harus Punya Peta Induk Sistem Jaringan Drainase Kota Pekanbaru
Mengapa saya katakan sistem jaringan drainase. Karena seperti penjelasan saya diatas. Bahwa drainase merupakan sebuah system yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Dan jika drainase tersebut tidak terkoneksi tentu akan terjadinya banjir maupun genangan dimana-mana. Sampai saat ini harus diakui nampaknya Pemko belum memiliki Peta Induk system Jaringan drainase Kota Pekanbaru. Baik primer maupun sekunder. Bahkan dalam tulisan Opini Pak Doktor Ihsan justru menganjurkan lebih jauh lagi. pendataan perlu dilakukan sampai ke drainase sekunder.Kelemahan kita di Indonesia kita sangat minim terhadap kepemilikan data, manajemen data yang belum terkelola dengan baik. Padahal dari kumpulan data-data bisa menghasilkan informasi. Dari data-data pula pengambilan kebijakan dan keputusan bisa dilakukan. Mustahil kita bekerja tanpa adanya dasar yaitu data. Maka ini adalah momen yang tepat untuk membangun ketersedian data.
Perlu Kerja Sama
Berdasarkan penjelasan di atas. Kita harus menyadari bahwa melihat kondisi Kota Pekanbaru yang seperti sudah tidak berbatas lagi dengan Kabupaten Kampar.  penanganan masalah banjir dan genangan sudah semestinya bisa dilakukan secara bersama-sama pula.  Dengan alasan kemanusiaan. Karena air yang mengalir tak mengenal batas administrasi. Air hanya akan mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah.***
Baca Juga:  Pelalawan yang Menawan
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari