Reengineering merupakan suatu proses pemikiran ulang secara fundamental dan desain ulang proses bisnis secara radikal untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal ukuran kinerja yang penting dan kontemporer. Berdasar konsep tersebut terdapat empat kata kunci dalam mendiskripsikan reengineering.
Pertama, fundamental, pelaku bisnis harus mampu menjawab pertanyaan yang paling mendasar (fundamental) tentang perusahaan mereka dan bagamiana operasinya. Pertanyaan fundamental ini memaksa pelaku bisnis untuk melihat aturan-aturan tak tertulis dan asumsi-asumsi yang mendasari cara mereka menyelenggarakan bisnis. Kedua, radikal, berarti mulai dari akar permasalahan, bukannya membuat perubahan yang spasial atau berkutat dengan apa yang sudah ada, tetapi melempar jauh-jauh yang lama. Reengineering ditujukan dengan aktivitas tentang mencipta ulang bisnis, bukan meningkatkan bisnis, memperkuat bisnis atau modifikasi bisnis.
Ketiga, dramatis, artinya pencapaian suatu target lompatan besar (quantum leaps) dalam hal kinerja perusahaan. Bukan upaya mencapai peningkatan secara marjinal atau incremental, melainkan upaya melakukan peningkatan kinerja yang luar biasa. Keempat, proses, pelaku bisnis idealnya harus fokus pada proses, namun kenyataannya masih banyak diantara mereka tidak berorientasi terhadap proses, melainkan memusatkan perhatian pada tujuan sehingga hasilnya tidak optimal.
Mendesain Ulang SDM
Faktor yang paling dominan melakukan reengineering adalah faktor SDM (Sumber Daya Manusia), karena pada akhirnya yang menjalankan reengineering serta yang merasakan dampaknya adalah sumber daya manusia. Secara ringkas tahapan perencanaan yang harus dilalui pada reengineering SDM yaitu: Pertama, merumuskan kembali vision dan values perusahaan, Karena reengineering merupakan suatu perubahan, dan biasanya akan menimbulkan kecemasan, kehilangan arah dan orientasi. oleh sebab itu yang perlu dilakukan pertama kali adalah merumuskan kembali vision dan values perusahaan agar seluruh anggota organisasi memfokuskan diri pada vision dan value perusahaan yang baru tersebut.
Kedua, mendesain ulang pekerjaan (job redesign), salah satu dampak dari reengineering adalah pengurangan jumlah karyawan, dimana suatu pekerjaan akan dikerjakan dengan lebih sedikit orang tetapi dengan hasil yang setara bahkan lebih baik dari sebelumnya. Akibatnya perusahaan perlu melakukan desain ulang pekerjaannya yang memenuhi persyaratan. Ketiga, melakukan seleksi dan penilian. Setelah mengetahui dimensi (kompetensi) yang dibutuhkan suatu pekerjaan yang telah didesain, maka tahap berikutnya mencari orang-orang yang mempunyai dimensi yang cocok dengan pekerjaan tersebut dengan melakukan seleksi dan penilaian pada calon karyawan yang dibutuhkan tersebut.
Keempat, melakukan pelatihan dan pengembangan, dengan sasaran akan diperoleh karyawan yang cocok dengan disain pekerjaan; agar apa yang diinginkan perusahaan dapat tercapai. Kelima, menerapkan sistem manajemen kinerja, Karena tujuan reengineering untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka orang-orang yang menempati pekerjaan baru harus dikembangkan terus sehingga mencapai keunggulan kompetitif yang diharapkan perusahaan.
Dengan menerapkan sistem manajemen kinerja, perusahaan berusaha meyakinkan bahwa semua desain yang dilakukan dalam reengineering dapat dilaksanakan semestinya sehingga pada periode selanjutnya akan dapat dilihat keunggulan bisnis dari hasil reengineering tersebut. Karena itu kemampuan pemimpin benar-benar diuji dalam upaya melakukan adaptasi terhadap perubahan yang bersifat fundamental, radikal, dan dramatis. Kemampuan pemimpin diarahkan pada beberapa hal yakni: Kemampuan untuk membaca tanda-tanda zaman yang menuntut perubahan, kemampuan untuk merumuskan visi secara jelas, singkat dan mudah dimengerti, serta kemampuan untuk mengkomunikasikan Visi dengan penuh keyakinan, semangat dan dedikasi sehingga memberikan inspirasi.
Perubahan pada dasarnya menuntut fleksibilitas, inovasi, dan tanggapan dari seorang pemimpin yang memiliki visi besar di dalam organisasi. Kepemimpinan bukan hanya teknik atau tips, tetapi sebuah bentuk kepribadian untuk menjadi revolusioner dengan bertindak berbeda dari sebelumnya. Perbedaan itulah yang nantinya akan menghasilkan suatu perubahan. Itulah yang disebut dengan pemimpin yang memiliki kepemimpinan, karena dia tahu visi yang harus mereka tuju. Semoga organisasi yang saat ini sedang anda pimpin mampu melahirkan karya inovatif yang mampu memberikan kontribusi besar untuk kemajuan dan pertumbuhan organisasi ditengah-tengah situasi yang sulit diantisipasi.***