BRENTFORD (RIAUPOS.CO) – Wajah Manchester City sudah bergeser dibandingkan ketika awal musim. Jack Grealish dan Phil Foden yang jadi sensasi, sebulan terakhir lebih sering jadi pengganti atau cuma duduk di bench. Akhir tahun bagaikan momentum para pemain senior unjuk gigi di depan pelatih Pep Guardiola.
Grealish pun akhirnya mengerti, harga GBP 100 juta (Rp 1,91 triliun) bukan garansinya main sebagai starter 100 persen. "Aku baru tahu, ternyata (persaingan) di sini (City) lebih sulit dari yang aku perkirakan," sebut Grealish dalam wawancara kepada Sky Sports. Begitu pula saat City menghadapi Brentford FC di Brentford Community Stadium, Brentford, dini hari nanti WIB (siaran langsung Mola TV pukul 03.15 WIB).
Grealish yang dua matchweek terakhir duduk manis di bench, belum tentu dipercaya Pep lagi. Sebaliknya, peluang pemain-pemain senior seperti Riyad Mahrez, Raheem Sterling, ataupun Fernandinho lebih terbuka. "Standar di sini sangat tinggi, baik di dalam atau di luar lapangan," sambung pemain Inggris termahal sepanjang sejarah itu.
Mahrez misalnya. Sepanjang Desember dia lima kali dimainkan dengan empat kali starter dan menciptakan tiga gol plus tiga assist. Begitu pula Sterling yang lima kali starter dari 6 laga di bulan Desember. Dia mencetak lima gol dan satu assist. Ferna (sapaan akrab Fernandinho) sudah mencatatkan dua kali starter dari empat laga bulan Desember dan menyumbang satu assist.
Catatan Mahrez dan Sterling pun lebih mengkilap ketimbang Foden dan Grealish. Selama Desember, Foden hanya dua kali main sebagai starter dari empat kali diturunkan. Jumlah laga itu sama seperti Grealish yang tiga kali starter dan sekali jadi pengganti. Grealish cuma menciptakan satu gol sebulan terakhir. "(Jika diturunkan) aku takkan berhenti berharap dan mencetak banyak gol-gol lagi," harapnya.
Pandit Alan Brazil pun sampai terheran-heran dengan treatment yang telah dilakukan Pep kepada Grealish dan Foden. Apalagi kedua pemain tersebut dikenal punya value yang tinggi dari penggawa The Citizens (julukan City) lainnya. "Mungkin itu takkan terjadi (Grealish dan Foden pergi). Tapi bagaimana jika mereka berkata: Oke baiklah, kami tak merasa melakukan kesalahan, kami akan pergi," sebut host talkSPORT itu.
Brazil tidak mengerti seberapa buruk treatment yang dilakukan Pep kepada kedua pemain tersebut. Padahal saat awal musim dua sosok ini digadang-gadang bisa menjadi motor pendobrak dari sayap City. "Jika City kalah, itu (tidak memainkan Grealish dan Foden sebagai starter) bisa jadi pukulan tersendiri," klaim Brazil.
Berbicara dalam laman resmi klub, Pep tak menyangkal jika dirinya memang sosok yang mengidolakan utak-atik starting eleven. Begitu pula dalam memercayakan starter dalam klubnya. "Karena bagiku pemain takkan berada di sini selamanya. Ketika ada yang pindah, aku pun harus memikirkan sosok penggantinya yang tepat. Walaupun terkadang upaya itu tak sepenuhnya bisa berhasil," tutur sang Filsuf (julukan Pep) seperti yang dikutip dari laman Manchester Evening News.
Terlepas dari itu, nahkoda Brentford Thomas Frank pun menilai sosok Pep sebagai sosok super manager. Bahkan menurutnya sulit bagi pelatih seperti dirinya melakukan bongkar pasang komposisi pemain. "Anda memerlukan pemain yang layak. Tetapi itu bagus untuk ditiru. Benar-benar menginspirasi," puji Frank seperti yang dikutip dari laman Football London.(ren/zed)
Laporan JPG, Brentford