MADRID (RIAUPOS.CO) — Liga Champions musim 2019-2020 ini menjadi palagan (perang) terakhir pelatih Manchester City Pep Guardiola. Setidaknya sebelum Badan Arbitrase Olahraga (CAS) mengangkat atau meringankan sanksi UEFA kepada City berupa larangan tampil dua musim (2020-2021 dan 2021-2022) di Liga Champions karena memanipulasi data sponsor.
Asa Pep merealisasikan gelar ketiga Liga Champions dalam karir kepelatihannya sangat terjal. Selepas dari Barcelona (2008-2012), tiga musim di Bayern Munchen (2013-2016) selalu mentok di semifinal. Perjalanan Pep di City juga tak lebih baik. Sejak musim 2016-2017, lalu 2017-2018, dan disambung 2018-2019, City kandas di 16 besar, perempatfinal, dan perempat final sekali lagi.
Dini hari nanti (27/2), pelatih asal Santpedor Spanyol itu akan bertemu lawan yang sangat familiar buatnya. Baik saat jadi pemain juga pelatih. Pada leg pertama 16 Besar Liga Champions, Pep akan menantang raja Liga Champions Real Madrid di Estadio Santiago Bernabeu (siaran langsung SCTV pukul 03.00 WIB).
Seperti diberitakan Manchester Evening News, kemarin (25/2) Pep menyatakan Real adalah klub yang ingin di-copy paste kesuksesannya di City. Tak ada tim yang lebih besar dari Los Merengues saat ini. "Keberadaan kami di babak ini dan bertemu Real sungguhlah satu tantangan besar. Kami akan bermain di stadion di mana seorang (Alfredo) Di Stefano bermain untuk klub tersebut dan ada 13 trofi Liga Champions, yang mana lima di antaranya dimenangi berturut," kata Pep.
Pelatih yang sudah memberikan tujuh trofi buat City itu melanjutkan kehilangan Cristiano Ronaldo yang bergabung ke Juventus musim panas 2018 lalu dan mengganti tiga pelatih dalam satu musim tak merusak habitat Real di Liga Champions. Meski setelah dikalahkan Ajax musim lalu di babak 16 Besar, gelandang Real Toni Kroos menyebutnya periode transisi yang berat.
Nah, kalau ditotal saat jadi pemain dan pelatih Pep sudah bertemu Real sebanyak 38 kali. Dengan hasil 17 menang, 11 seri, dan 10 kalah. Kalau didetailkan lagi dari angka kemenangan, enam di antaranya terjadi di Santiago Bernabeu.
Statszone juga mencatat Pep menjadi pelatih terakhir yang bisa membuat Real scoreless di fase knockout Liga Champions. Tepatnya pada leg pertama semifinal musim 2010-2011. Pep dan Barcelona menang 2-0 saat itu. Setelah itu, dalam 22 laga knockout Liga Champions, produktivitas Real tak terbendung di kandang. Meski demikian tiga kaga kandang terakhir di Bernabeu berujung sekali seri dan dua kali kalah.
"(Cerita kemenangan) itu terjadi sudah lama, kini Real adalah raja Eropa dan kompetisi paling bergengsi ini. Mayoritas pemain Real pernah jadi juara di Liga Champions ini lebih dari sekali, sedangkan kami hanya (Claudio) Bravo yang pernah juara," tutur Pep.(dra/jpg)