JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kekalahan knockout (KO) Luis Ortiz seperti ini sudah jauh-jauh hari diingatkan oleh banyak pengamat tinju. Cukup satu pukulan keras tangan kanan Deontay Wilder menyudahi perlawanan petinju 40 tahun tersebut di ronde ketujuh.
Sejak ronde pertama Ortiz lebih agresif menyerang daripada Wilder. Sampai detik itu, hitung-hitungan poin juri menyebut Ortiz masih unggul mutlak 59-55, 59-55, dan 58-56. Saat itu 10 ribu penonton yang memadati MGM Grand Garden Arena mulai mengelu-elukan nama Ortiz. Tapi, saat itu juga malapetaka untuknya malah datang.
Tepatnya saat ronde ketujuh tersisa sembilan detik, senjata andalan Wilder keluar. Satu pukulan straight kanan superkeras mendarat tepat di wajah lawan. Ortiz pun terjengkang. Sampai hitungan kedelapan dari wasit Kenny Bayless, Ortiz memang masih sanggup berdiri. Tapi, kakinya gontai, pandangannya kosong. Saat itu juga Bayless memutuskan pertarungan berakhir.
Hasil itu membuat Wilder mempertahankan sabuk juara dunia kelas berat versi WBC untuk kali kesepuluh berturut-turut. Menyamai rekor Muhammad Ali pada 1974–1978. Rekor tak terkalahkan Wilder kini juga makin panjang. Yakni, 42 kali menang (41 KO) dan sekali draw.
Ortiz mengaku sebenarnya masih kuat melanjutkan pertarungan. Tapi, wasit berkehendak lain. ”Saat wasit menyebut angka tujuh, aku sudah berusaha bangkit. Tapi, tampaknya saat itu dia menghitung terlalu cepat,” kilahnya seperi dilansir ESPN.
Setelah pertarungan itu, Wilder langsung menatap rematch kontra Tyson Fury. Rencananya, pertarungan tersebut digelar 23 Februari mendatang. Venue pertandingan memang belum ditentukan. Tapi, kontrak telah diteken. Di duel pertama, pertarungan berakhir draw.
Setelah pertarungan melawan Ortiz itu, banyak pengamat meragukan kesiapan Wilder untuk laga kontra Fury yang juga seorang petinju brutal dan memiliki pukulan keras. Sebab, Wilder tampak kewalahan meladeni Ortiz. Tapi, dia sekali lagi memastikan tidak akan mundur. Petinju dari Alabama, Amerika Serikat tersebut bahkan berkoar target selanjutnya adalah menyatukan seluruh sabuk juara dunia kelas berat. Baik versi IBF, WBA, maupun WBO.
Saat ini tiga sabuk tersebut dikuasai Andy Ruiz. Petinju 30 tahun itu akan berusaha mempertahankan tiga sabuk tersebut untuk kali pertama pada 7 Desember mendatang di Arab Saudi.
Lawannya tidak lain pemilik tiga sabuk itu sebelumnya, yakni Anthony Joshua. ”Lingkup kelas berat ini terlalu kecil. Kita hanya butuh satu juara dunia. Satu nama. Satu wajah. Dan itu adalah Deontay Wilder,” koar Wilder.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman