DOHA (RIAUPOS.CO) – Jepang memang lebih tangguh daripada Indonesia. Di atas kertas, tim berjuluk Samurai Biru itu menempati posisi ke-17 ranking FIFA. Sebaliknya, Indonesia berada di urutan ke-146. Namun, bukan berarti peluang skuad Garuda untuk mencuri poin tertutup sama sekali.
Itulah yang akan dibuktikan skuad besutan Shin Tae-yong (STY) saat menantang Jepang dalam laga terakhir penyisihan Grup D di Al Thumama Stadium malam nanti. Hasil seri akan membuka peluang Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 Qatar.
STY menyadari Jepang merupakan lawan yang sulit dihadapi. Tapi, pelatih asal Korea Selatan tersebut cukup percaya diri bisa merebut poin dari Samurai Biru. ’’Sejauh ini kami sudah menyiapkan diri dengan baik. Saya ingin menunjukkan bahwa sepakbola ndonesia telah berkembang dengan baik,’’ ujarnya.
STY menambahkan, kekuatan Indonesia tidak bisa diremehkan. Menurut dia, sepak bola Asia Tenggara terus berkembang. Sebelumnya, Vietnam dan Thailand menjadi poros utama kekuatan sepakbola Asia Tenggara. Saat ini, poros kekuatan sepakbola Asia Tenggara tidak lagi terpaku pada dua negara tersebut.
’’Saya ingin menegaskan, jika negara-negara lain tidak mempedulikan kemampuan sepakbola Asia Tenggara, maka itu sebuah kesalahan. Kami terus berkembang. Dan, kemampuan sepakbola Asia Tenggara telah berkembang,’’ tegas mantan asisten pelatih Queensland Roar tersebut.
Berbekal perkembangan itu, STY sudah sangat tidak sabar untuk menghadapi Jepang. Apalagi, STY mengaku sudah sering menghadapi Jepang. Pelatih 53 tahun itu merasa pertandingan melawan Jepang selalu menarik. Baik sebagai pemain maupun pelatih.
Karena itu, kali ini, dia akan mencoba meraih hasil maksimal saat menghadapi Jepang sebagai pelatih timnas Indonesia. ’’Jelas Indonesia lebih lemah dari Jepang. Tapi, saya masih ingin mencoba yang terbaik dengan pemain-pemain saya. Yang jelas, saya tertarik untuk bertanding melawan Jepang,’’ tegas STY.
Mantan pelatih tim U-20 Korea Selatan itu sudah menganalisis cara bermain Jepang saat dikalahkan Irak dengan skor 1-2. Melihat pertandingan itu, STY menilai Jepang punya kelemahan yang bisa dieksplorasi. ’’Namun, yang pasti, cara bermain kami akan berbeda dengan Irak. Saya sedang mempersiapkan diri dengan persiapan yang berbeda,’’ ucapnya.
Dalam 15 pertemuan terakhir kedua tim, Indonesia pernah lima kali mengalahkan Jepang. Kemenangan terakhir didapat saat kedua tim bertemu pada 24 Februari 1981 dalam laga persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Saat itu, Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor 2-0 lewat gol Bambang Nurdiansyah pada menit ke-42 dan Berty Tutuarima (49’).
Banur, sapaan akrab Bambang Nurdiansyah mencetak gol melalui tendangan voli melengkung. Sementara itu, Berty mengoyak gawang Jepang lewat sepakan keras kaki kiri. Kemenangan yang diraih pada 1981 itu bisa jadi inspirasi bagi Asnawi Mangkualam dkk malam nanti.
Sementara itu, pelatih Jepang Hajime Moriyasu sedang diterpa isu pemecatan setelah timnya kalah oleh Irak. Bahkan, kabarnya Moriyasu dipastikan bakal kehilangan posisinya jika hari ini dipermalukan STY. Artinya, jika ingin posisinya aman, Jepang harus bisa mengalahkan Indonesia.
Meski diterpa isu pemecatan, Moriyasu memilih tetap fokus pada pertandingan melawan Indonesia. Mantan pemain Vegalta Sendai itu akan menjadikan laga kontra Indonesia sebagai titik balik kebangkitan setelah sebelumnya kalah oleh Irak.
’’Kami kalah oleh Irak pada pertandingan sebelumnya. Semua pemain sekarang fokus untuk pertandingan melawan Indonesia. Kami akan berjuang bersama. Dan, saya pikir, hasilnya akan baik besok (hari ini, red),’’ tegas Moriyasu.(fiq/c17/ali/jpg)