Pemain Keluar Harus Seizin Pelatih

SURABAYA (RIAUPOS.CO) – BRI Liga 1 2021–2022 segera bergulir kembali setelah libur sepekan. Persebaya Surabaya akan menghadapi PSS Sleman pada 29 Januari. Rencananya, tim bakal bertolak ke Bali dua hari sebelumnya (27/1).

Setiba di Bali, pemain dipastikan tidak akan bisa bebas. Sebab, tim pelatih akan mengeluarkan aturan baru. Apa itu? "Semua pemain yang akan keluar (dari hotel) harus seizin tim pelatih. Agar kami tahu aktivitas pemain," kata pelatih Persebaya Aji Santoso. Aturan tersebut diberlakukan bukan tanpa alasan. Itu merupakan bentuk antisipasi agar pemain tidak terpapar Covid-19.

- Advertisement -

Seperti yang dialami Arema FC di mana lima pemainnya tengah diisolasi. Mereka terpapar virus Covid-19 saat berada di Bali. Aji tentu tidak mau hal itu terjadi pada skuad Green Force –julukan Persebaya. "Kami sangat-sangat khawatir. Karena apa? Kalau ada pemain yang positif, tentu yang rugi juga tim secara keseluruhan," jelas pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang, tersebut.

Apalagi, saat ini Persebaya masuk dalam perebutan gelar juara. Green Force kini berada di posisi keempat. Hanya terpaut empat poin dari Bhayangkara FC di puncak klasemen. Jika tidak dilakukan pencegahan, dia takut pemainnya terpapar Covid-19. Selain mereduksi kekuatan tim, itu akan berdampak ke mental pemain yang lainnya.

- Advertisement -

Tapi, bukan berarti pemain tidak boleh keluar. Aji tetap akan memberikan izin. Asalkan alasan untuk keluar sangat kuat. "Saya minta ke pemain, kalau memang tidak penting, lebih baik tidak usah keluar. Kalaupun memang harus keluar, saya minta pemain untuk menghindari tempat yang sangat ramai pengunjung. Karena itu berbahaya," jelas mantan pelatih Persela Lamongan tersebut.

Aji memang harus protektif. Dia tidak ingin kehilangan pemainnya di tengah perburuan gelar juara. Apalagi, di laga kontra PSS Sleman (29/1), lima pemain yang membela timnas mungkin akan absen. Mereka adalah Rachmat Irianto, Ernando Ari, Rizky Ridho, Ricky Kambuaya, dan Marselino Ferdinan. Aji cukup kecewa karena tidak bisa menurunkan para pemainnya.

Menurut dia, pihak federasi kurang bijak dalam mengambil keputusan. Termasuk mengatur jadwal kompetisi dan FIFA Matchday agar tidak berbenturan. "Saya ini sangat support timnas. Lha dulu saya juga mantan pemain timnas. Tapi, harusnya dilihat sisi lain dari pihak klub. Kalau memang (jadwal) terlalu mepet, (kompetisi) harus ditunda dulu," ujar Aji.

Aji mengaku pihaknya sangat dirugikan. Apalagi, lima pemain yang bergabung dengan timnas merupakan bagian dari kekuatan utama Green Force musim ini. "Kalau seperti ini, pemain yang sudah kami kontrak tidak bisa dipakai. Dari dulu sudah saya bilang, kalau ada FIFA Matchday, harusnya kompetisi berhenti. Jadwal diubah, apa susahnya?" pungkasnya. (gus/c17/ali/jpg)

SURABAYA (RIAUPOS.CO) – BRI Liga 1 2021–2022 segera bergulir kembali setelah libur sepekan. Persebaya Surabaya akan menghadapi PSS Sleman pada 29 Januari. Rencananya, tim bakal bertolak ke Bali dua hari sebelumnya (27/1).

Setiba di Bali, pemain dipastikan tidak akan bisa bebas. Sebab, tim pelatih akan mengeluarkan aturan baru. Apa itu? "Semua pemain yang akan keluar (dari hotel) harus seizin tim pelatih. Agar kami tahu aktivitas pemain," kata pelatih Persebaya Aji Santoso. Aturan tersebut diberlakukan bukan tanpa alasan. Itu merupakan bentuk antisipasi agar pemain tidak terpapar Covid-19.

Seperti yang dialami Arema FC di mana lima pemainnya tengah diisolasi. Mereka terpapar virus Covid-19 saat berada di Bali. Aji tentu tidak mau hal itu terjadi pada skuad Green Force –julukan Persebaya. "Kami sangat-sangat khawatir. Karena apa? Kalau ada pemain yang positif, tentu yang rugi juga tim secara keseluruhan," jelas pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang, tersebut.

Apalagi, saat ini Persebaya masuk dalam perebutan gelar juara. Green Force kini berada di posisi keempat. Hanya terpaut empat poin dari Bhayangkara FC di puncak klasemen. Jika tidak dilakukan pencegahan, dia takut pemainnya terpapar Covid-19. Selain mereduksi kekuatan tim, itu akan berdampak ke mental pemain yang lainnya.

Tapi, bukan berarti pemain tidak boleh keluar. Aji tetap akan memberikan izin. Asalkan alasan untuk keluar sangat kuat. "Saya minta ke pemain, kalau memang tidak penting, lebih baik tidak usah keluar. Kalaupun memang harus keluar, saya minta pemain untuk menghindari tempat yang sangat ramai pengunjung. Karena itu berbahaya," jelas mantan pelatih Persela Lamongan tersebut.

Aji memang harus protektif. Dia tidak ingin kehilangan pemainnya di tengah perburuan gelar juara. Apalagi, di laga kontra PSS Sleman (29/1), lima pemain yang membela timnas mungkin akan absen. Mereka adalah Rachmat Irianto, Ernando Ari, Rizky Ridho, Ricky Kambuaya, dan Marselino Ferdinan. Aji cukup kecewa karena tidak bisa menurunkan para pemainnya.

Menurut dia, pihak federasi kurang bijak dalam mengambil keputusan. Termasuk mengatur jadwal kompetisi dan FIFA Matchday agar tidak berbenturan. "Saya ini sangat support timnas. Lha dulu saya juga mantan pemain timnas. Tapi, harusnya dilihat sisi lain dari pihak klub. Kalau memang (jadwal) terlalu mepet, (kompetisi) harus ditunda dulu," ujar Aji.

Aji mengaku pihaknya sangat dirugikan. Apalagi, lima pemain yang bergabung dengan timnas merupakan bagian dari kekuatan utama Green Force musim ini. "Kalau seperti ini, pemain yang sudah kami kontrak tidak bisa dipakai. Dari dulu sudah saya bilang, kalau ada FIFA Matchday, harusnya kompetisi berhenti. Jadwal diubah, apa susahnya?" pungkasnya. (gus/c17/ali/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya