Senin, 4 Agustus 2025

Persib Benamkan Persebaya 4-1

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Entah apa yang sedang merasuki Persebaya Surabaya. Tim berjuluk Green Force tersebut seolah sulit meraih kemenangan. Ya, alih-alih bisa menambah poin, Persebaya justru babak belur ketika menghadapi Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tadi malam (18/10).

Persib yang dihajar empat gol tanpa balas di Gelora Bung Tomo (GBT) pada putaran pertama (5/7) lalu kali ini berhasil melakukan revans. Mereka membungkam Green Force dengan skor mantap 4-1 (2-0).

Febri Hariyadi menjadi mimpi buruk bagi lini pertahanan Persebaya. Winger lincah itu mencetak brace pada menit ke-31 dan 84. Dua gol lainnya disumbangkan Achmad Jufriyanto (40’) dan tendangan bebas Kevin van Kippersluis (60’). Persebaya hanya bisa mencetak gol hiburan melalui eksekusi penalti Diogo Campos (71’). Namun, delapan menit setelah mencetak gol dari titik putih, Campos harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu kuning kedua.

Kenapa Persebaya babak belur? Strategi yang diterapkan Wolfgang Pikal dianggap sebagai penyebab ambyarnya permainan Persebaya. Pikal tadi malam menerapkan formasi 3-5-2. Dalihnya, formasi tersebut diharapkan bisa meredam kecepatan sayap Maung Bandung, julukan Persib. Tapi, pilihan strategi itu malah gagal total. Sisi sayap Persebaya tetap dibuat kocar-kacir.

Baca Juga:  Berlaga di Kejurnas Banten, Tim Basket KU 16 Riau Minim Dana

”Kami coba redam itu. Kami pasang tiga bek karena biasanya Persib cetak gol berawal dari crossing ke muka gawang,” papar Pikal. ”Tapi, kami gagal antisipasi crossing. Persib juga set play-nya bagus, punya pemain tinggi juga di tengah,” ucapnya.

Sayang, Pikal baru menyadari strateginya tidak berjalan baik ketika laga sudah memasuki menit ke-69. Yakni ketika Alwi Slamat masuk menggantikan Andri Muliadi. Persebaya kembali ke formasi awalnya, 4-3-3. Tapi, itu semua terlambat sudah. ”Kami mampu kuasai permainan di awal pertandingan, banyak cetak peluang. Tapi, setelah kebobolan pertama, pemain semua drop,” jelas pelatih asal Austria tersebut.

Sementara itu, pelatih Persib Robert Rene Alberts bersyukur bisa menang telak atas Persebaya. ”Memang rasanya seperti bermain away meskipun kami tuan rumah. Jauh dari Bandung, suporter Persebaya banyak datang. Tapi, pemain tidak terpengaruh. Mereka fokus ke pertandingan,” jelasnya.

Baca Juga:  Kata Koeman,  Barcelona Tak Bergantung Satu Pemain 

Di sisi lain, manajer Persib Bandung Umuh Muchtar sudah yakin timnya bakal menang. Alasannya, tak ada lagi sosok Djadjang Nurdjaman di bangku cadangan Persebaya. Umuh pun merasa beruntung karena Djadjang sudah hengkang. ”Kalau tidak ada Djadjang di sana (Persebaya), bisa lah menang. Kami musim lalu kalah karena Djadjang saja,” ungkapnya ketika ditemui Jawa Pos seusai pertandingan.

Umuh menjelaskan, sosok Djanur –sapaan Djadjang Nurdjaman– sudah paham luar dalam Persib. ”Selain itu, ada faktor lain yang membuat Djadjang selalu menang lawan saya,” katanya lantas tertawa.

Faktor apa itu? Pria 71 tahun tersebut mengungkapkan, Djanur jago wiridan (berzikir). ”Mantep wiridannya Djanur kalau lawan Persib. Selalu dikabulkan. Saya kalah kalau masalah itu (wiridan, Red) mah,” bebernya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Entah apa yang sedang merasuki Persebaya Surabaya. Tim berjuluk Green Force tersebut seolah sulit meraih kemenangan. Ya, alih-alih bisa menambah poin, Persebaya justru babak belur ketika menghadapi Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tadi malam (18/10).

Persib yang dihajar empat gol tanpa balas di Gelora Bung Tomo (GBT) pada putaran pertama (5/7) lalu kali ini berhasil melakukan revans. Mereka membungkam Green Force dengan skor mantap 4-1 (2-0).

Febri Hariyadi menjadi mimpi buruk bagi lini pertahanan Persebaya. Winger lincah itu mencetak brace pada menit ke-31 dan 84. Dua gol lainnya disumbangkan Achmad Jufriyanto (40’) dan tendangan bebas Kevin van Kippersluis (60’). Persebaya hanya bisa mencetak gol hiburan melalui eksekusi penalti Diogo Campos (71’). Namun, delapan menit setelah mencetak gol dari titik putih, Campos harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu kuning kedua.

Kenapa Persebaya babak belur? Strategi yang diterapkan Wolfgang Pikal dianggap sebagai penyebab ambyarnya permainan Persebaya. Pikal tadi malam menerapkan formasi 3-5-2. Dalihnya, formasi tersebut diharapkan bisa meredam kecepatan sayap Maung Bandung, julukan Persib. Tapi, pilihan strategi itu malah gagal total. Sisi sayap Persebaya tetap dibuat kocar-kacir.

Baca Juga:  Kalahkan Panam Metro, Tuan Rumah Wahana FC ke Semifinal

”Kami coba redam itu. Kami pasang tiga bek karena biasanya Persib cetak gol berawal dari crossing ke muka gawang,” papar Pikal. ”Tapi, kami gagal antisipasi crossing. Persib juga set play-nya bagus, punya pemain tinggi juga di tengah,” ucapnya.

- Advertisement -

Sayang, Pikal baru menyadari strateginya tidak berjalan baik ketika laga sudah memasuki menit ke-69. Yakni ketika Alwi Slamat masuk menggantikan Andri Muliadi. Persebaya kembali ke formasi awalnya, 4-3-3. Tapi, itu semua terlambat sudah. ”Kami mampu kuasai permainan di awal pertandingan, banyak cetak peluang. Tapi, setelah kebobolan pertama, pemain semua drop,” jelas pelatih asal Austria tersebut.

Sementara itu, pelatih Persib Robert Rene Alberts bersyukur bisa menang telak atas Persebaya. ”Memang rasanya seperti bermain away meskipun kami tuan rumah. Jauh dari Bandung, suporter Persebaya banyak datang. Tapi, pemain tidak terpengaruh. Mereka fokus ke pertandingan,” jelasnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Rekor Buruk tanpa Ramos

Di sisi lain, manajer Persib Bandung Umuh Muchtar sudah yakin timnya bakal menang. Alasannya, tak ada lagi sosok Djadjang Nurdjaman di bangku cadangan Persebaya. Umuh pun merasa beruntung karena Djadjang sudah hengkang. ”Kalau tidak ada Djadjang di sana (Persebaya), bisa lah menang. Kami musim lalu kalah karena Djadjang saja,” ungkapnya ketika ditemui Jawa Pos seusai pertandingan.

Umuh menjelaskan, sosok Djanur –sapaan Djadjang Nurdjaman– sudah paham luar dalam Persib. ”Selain itu, ada faktor lain yang membuat Djadjang selalu menang lawan saya,” katanya lantas tertawa.

Faktor apa itu? Pria 71 tahun tersebut mengungkapkan, Djanur jago wiridan (berzikir). ”Mantep wiridannya Djanur kalau lawan Persib. Selalu dikabulkan. Saya kalah kalau masalah itu (wiridan, Red) mah,” bebernya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Entah apa yang sedang merasuki Persebaya Surabaya. Tim berjuluk Green Force tersebut seolah sulit meraih kemenangan. Ya, alih-alih bisa menambah poin, Persebaya justru babak belur ketika menghadapi Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tadi malam (18/10).

Persib yang dihajar empat gol tanpa balas di Gelora Bung Tomo (GBT) pada putaran pertama (5/7) lalu kali ini berhasil melakukan revans. Mereka membungkam Green Force dengan skor mantap 4-1 (2-0).

Febri Hariyadi menjadi mimpi buruk bagi lini pertahanan Persebaya. Winger lincah itu mencetak brace pada menit ke-31 dan 84. Dua gol lainnya disumbangkan Achmad Jufriyanto (40’) dan tendangan bebas Kevin van Kippersluis (60’). Persebaya hanya bisa mencetak gol hiburan melalui eksekusi penalti Diogo Campos (71’). Namun, delapan menit setelah mencetak gol dari titik putih, Campos harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu kuning kedua.

Kenapa Persebaya babak belur? Strategi yang diterapkan Wolfgang Pikal dianggap sebagai penyebab ambyarnya permainan Persebaya. Pikal tadi malam menerapkan formasi 3-5-2. Dalihnya, formasi tersebut diharapkan bisa meredam kecepatan sayap Maung Bandung, julukan Persib. Tapi, pilihan strategi itu malah gagal total. Sisi sayap Persebaya tetap dibuat kocar-kacir.

Baca Juga:  Raja Faisal Jadi Karteker Pelatih PSPS

”Kami coba redam itu. Kami pasang tiga bek karena biasanya Persib cetak gol berawal dari crossing ke muka gawang,” papar Pikal. ”Tapi, kami gagal antisipasi crossing. Persib juga set play-nya bagus, punya pemain tinggi juga di tengah,” ucapnya.

Sayang, Pikal baru menyadari strateginya tidak berjalan baik ketika laga sudah memasuki menit ke-69. Yakni ketika Alwi Slamat masuk menggantikan Andri Muliadi. Persebaya kembali ke formasi awalnya, 4-3-3. Tapi, itu semua terlambat sudah. ”Kami mampu kuasai permainan di awal pertandingan, banyak cetak peluang. Tapi, setelah kebobolan pertama, pemain semua drop,” jelas pelatih asal Austria tersebut.

Sementara itu, pelatih Persib Robert Rene Alberts bersyukur bisa menang telak atas Persebaya. ”Memang rasanya seperti bermain away meskipun kami tuan rumah. Jauh dari Bandung, suporter Persebaya banyak datang. Tapi, pemain tidak terpengaruh. Mereka fokus ke pertandingan,” jelasnya.

Baca Juga:  Bersitegang dengan Egy, Pemain Jepang Ini Dikartu Merah Wasit dan Diajak Kelahi Fans

Di sisi lain, manajer Persib Bandung Umuh Muchtar sudah yakin timnya bakal menang. Alasannya, tak ada lagi sosok Djadjang Nurdjaman di bangku cadangan Persebaya. Umuh pun merasa beruntung karena Djadjang sudah hengkang. ”Kalau tidak ada Djadjang di sana (Persebaya), bisa lah menang. Kami musim lalu kalah karena Djadjang saja,” ungkapnya ketika ditemui Jawa Pos seusai pertandingan.

Umuh menjelaskan, sosok Djanur –sapaan Djadjang Nurdjaman– sudah paham luar dalam Persib. ”Selain itu, ada faktor lain yang membuat Djadjang selalu menang lawan saya,” katanya lantas tertawa.

Faktor apa itu? Pria 71 tahun tersebut mengungkapkan, Djanur jago wiridan (berzikir). ”Mantep wiridannya Djanur kalau lawan Persib. Selalu dikabulkan. Saya kalah kalau masalah itu (wiridan, Red) mah,” bebernya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari