Sabtu, 23 November 2024
spot_img

The Daddies Juara Turnamen Puncak Akhir Tahun

GUANGZHOU (RIAUPOS.CO) — Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kembali menyelamatkan muka Indonesia di turnamen-turnamen besar dunia. Hari ini, ganda nomor dua dunia tersebut menjadi juara BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou.

Pada partai final, Hendra/Ahsan mengalahkan ganda Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dalam game langsung, 24-22 dan 21-19.

Inilah gelar keempat Hendra/Ahsan sepanjang 2019. Sebelumnya, The Daddies menjadi kampiun Kejuaraan Dunia, All England, New Zealand Open. Konsistensi Hendra/Ahsan memang sangat luar biasa. Mereka mampu sebelas kali menembus partai final pada tahun ini.

Hendra/Ahsan seakan menjadi jawaban atas kebuntuan ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang gagal mengalahkan Endo/Watanabe sepanjang 2019.

Permainan defense sangat rapat yang diperagakan ganda nomor enam dunia itu memang menjadi senjata sangat mematikan. Marcus/Kevin yang tampil hebat dengan memborong delapan gelar juara sepanjang 2019, seakan tidak berkutik menghadapi Endo/Watanabe.

Baca Juga:  Indonesia Turunkan Empat Ganda Terbaik di Swiss Open

Marcus/Kevin kalah lima kali beruntun melawan mereka pada 2019. Itu termasuk dua kali di BWF World Tour Finals 2019. Masing-masing di babak penyisihan Grup A dan semifinal.

Namun, Hendra/Ahsan seakan sudah menemukan cara untuk membongkar kerasnya tembok ganda Jepang itu. Mereka benar-benar menjalankan instruksi pelatih Herry Iman Pierngadi untuk bermain sangat variatif.

"Pokoknya caranya ada dua, taruh bolanya dan dorong saja," kata Herry IP saat memberi arahan kepada Hendra/Ahsan usai game pertama.

Taruh itu artinya, Hendra/Ahsan harus banyak melakukan pukulan-pukukan drop shot. Entah itu lurus atau menyilang. Sedangkan terminologi ‘dorong’ artinya adalah ketika bola rendah, mereka harus mengarahkan bola itu lurus ke arah badan lawan.

Baca Juga:  Besok Cabor Bulutangkis Porwada Riau Dipertandingkan

"Juga harus berani ngadu (netting)," ucap Herry IP.

Saat arahan itu diimplementasikan di lapangan, hasilnya adalah kemenangan. Pada game pertama, Hendra/Ahsan mampu lolos dari lubang jarum. Setelah melewati dua kali setting poin yang menegangkan, mereka unggul 1-0.

Sedangkan pada game kedua, kejadiannya lebih luar biasa lagi. Hendra/Ahsan tertinggal sampai 10-16. Namun, pelan-pelan mereka bangkit, memperkecil kedudukan menjadi 16-18.

Dan saat itulah, Hendra/Ahsan enggan melepaskan momentum kemenangan. Mereka mencetak empat poin beruntun, mencapai match point lebih dulu, dan akhirnya membawa gelar turnamen puncak akhir tahun ke Indonesia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

GUANGZHOU (RIAUPOS.CO) — Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kembali menyelamatkan muka Indonesia di turnamen-turnamen besar dunia. Hari ini, ganda nomor dua dunia tersebut menjadi juara BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou.

Pada partai final, Hendra/Ahsan mengalahkan ganda Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dalam game langsung, 24-22 dan 21-19.

- Advertisement -

Inilah gelar keempat Hendra/Ahsan sepanjang 2019. Sebelumnya, The Daddies menjadi kampiun Kejuaraan Dunia, All England, New Zealand Open. Konsistensi Hendra/Ahsan memang sangat luar biasa. Mereka mampu sebelas kali menembus partai final pada tahun ini.

Hendra/Ahsan seakan menjadi jawaban atas kebuntuan ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang gagal mengalahkan Endo/Watanabe sepanjang 2019.

- Advertisement -

Permainan defense sangat rapat yang diperagakan ganda nomor enam dunia itu memang menjadi senjata sangat mematikan. Marcus/Kevin yang tampil hebat dengan memborong delapan gelar juara sepanjang 2019, seakan tidak berkutik menghadapi Endo/Watanabe.

Baca Juga:  Tidak Mau Kebobolan lagi

Marcus/Kevin kalah lima kali beruntun melawan mereka pada 2019. Itu termasuk dua kali di BWF World Tour Finals 2019. Masing-masing di babak penyisihan Grup A dan semifinal.

Namun, Hendra/Ahsan seakan sudah menemukan cara untuk membongkar kerasnya tembok ganda Jepang itu. Mereka benar-benar menjalankan instruksi pelatih Herry Iman Pierngadi untuk bermain sangat variatif.

"Pokoknya caranya ada dua, taruh bolanya dan dorong saja," kata Herry IP saat memberi arahan kepada Hendra/Ahsan usai game pertama.

Taruh itu artinya, Hendra/Ahsan harus banyak melakukan pukulan-pukukan drop shot. Entah itu lurus atau menyilang. Sedangkan terminologi ‘dorong’ artinya adalah ketika bola rendah, mereka harus mengarahkan bola itu lurus ke arah badan lawan.

Baca Juga:  Agen Tiba di Milan, Luka Jovic Segera Merapat?

"Juga harus berani ngadu (netting)," ucap Herry IP.

Saat arahan itu diimplementasikan di lapangan, hasilnya adalah kemenangan. Pada game pertama, Hendra/Ahsan mampu lolos dari lubang jarum. Setelah melewati dua kali setting poin yang menegangkan, mereka unggul 1-0.

Sedangkan pada game kedua, kejadiannya lebih luar biasa lagi. Hendra/Ahsan tertinggal sampai 10-16. Namun, pelan-pelan mereka bangkit, memperkecil kedudukan menjadi 16-18.

Dan saat itulah, Hendra/Ahsan enggan melepaskan momentum kemenangan. Mereka mencetak empat poin beruntun, mencapai match point lebih dulu, dan akhirnya membawa gelar turnamen puncak akhir tahun ke Indonesia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari