JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kekalahan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan atas Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe memang menyesakkan. Mereka kalah straight games 19-21, 18-21.
Padahal, di game kedua, mereka sempat leading 11-6 saat interval. Ini menjadi kekalahan pertama The Daddies –sebutan Ahsan/Hendra– oleh ganda Jepang tersebut dalam enam pertandingan terakhir.
Tentu hal itu memunculkan kekhawatiran. Apakah Endo/Watanabe akhirnya menemukan formula untuk mengalahkan The Daddies?
Pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi tidak melihatnya seperti itu. Menurut dia, yang terjadi kemarin di luar kebiasaan. Dan yang terpenting, rahasia kehebatan The Daddies belum berhasil dibaca lawan.
’’Kalau dari segi teknik sama ya, dalam level pemain seperti itu. Ini soal mana yang lebih siap. Dari tenaga dan kondisi yang segar yang memungkinkan untuk menang dalam pertandingan,’’ papar Herry ketika dihubungi kemarin.
Ya, Herry menyebut kondisi Ahsan/Hendra tidak 100 persen fit. Sejak babak pertama, pasangan nomor dua dunia itu selalu bermain rubber game.
Misalnya, ketika bertemu Akira Koga/Taichi Saito. Mereka harus menempuh laga superketat sebelum menang 12-21, 21-13, 25-23. Selanjutnya, melawan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di babak kedua, Ahsan/Hendra menang 14-21, 21-15, 21-14.
’’Dari kesegaran, jelas menurun. Mereka ada dalam pul yang cukup berat. Dua kali bertemu pasangan Jepang dan selalu rubber game,’’ papar Herry.
Sebaliknya, Endo/Watanabe melalui jalan yang cukup mudah. Pada babak pertama, mereka ’’hanya’’ bertemu pasangan Inggris Ben Lane/Sean Vendy.
Ganda unggulan keenam itu menang telak 21-14, 21-12. Di babak kedua, lawan mereka adalah Lee Jhe-huei/Yang Po-hsuan asal Taiwan. Endo/Watanabe menang 21-11, 21-12 dalam waktu kurang dari setengah jam saja.
Endo/Watanabe akan menghadapi ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada final malam ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman