Minggu, 28 Desember 2025
spot_img
spot_img

Panggung La Joya

MILAN (RIAUPOS.CO) – Tulisan Corriere della Sera tahun lalu memicu pro kontra. "Lautaro Martinez lebih bersinar ketimbang Paulo Dybala atau Alvaro Morata". Begitu judul koran yang berbasis di Kota Milan itu menggambarkan persaingan dua klub Italia, terkhusus bagi Dybala pemakai nomor punggung 10 di dua klub elite Serie A. Lautaro bersama Inter Milan dan Dybala di Juventus.

Kalau mengacu prestasi pemain sepanjang 2021, kesimpulan tulisan tersebut tidak salah. Ketika Lautaro merengkuh scudetto Serie A bersama Inter lalu juara Copa America dengan Argentina, Dybala hanya merasakan trofi level kedua, yakni Coppa Italia.

Mengawali 2022, Lautaro dan Dybala terlibat dalam persaingan memperebutkan juara di Supercoppa Italiana. Laga berlabel Derby d’Italia ke-243 di Stadio San Siro dini hari nanti itu (siaran langsung TVRI Nasional pukul 03.00 WIB) bisa bermuara pada dua kemungkinan: Lautaro kembali menegaskan memang lebih bersinar atau malah Dybala atau Morata.

Baca Juga:  Lima Pemain dengan Gaji Tertinggi di Serie A

Di panggung Supercoppa Italiana, Dybala lebih punya cerita. Sejak kali pertama mengenakan jersey Juve pada musim panas 2015, enam kali Juve tampil. La Joya -julukan Dybala- memenangi tiga di antaranya (2015, 2018, dan 2020) dan tiga lainnya gagal (2016, 2017, dan 2019).

Dybala sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Supercoppa Italiana dengan total 4 gol. Striker 28 tahun itu mengungguli striker-striker legendaris di Serie A seperti Alessandro Del Piero dan Carlos Tevez (keduanya Juve), Samuel Eto’o (Inter), serta Andriy Shevchenko (AC Milan). Mereka sama-sama mengoleksi 3 gol.

Bandingkan dengan Lautaro yang belum pernah tampil sebelumnya di Supercoppa Italiana. "(Supercoppa Italiana, red) sangat berarti bagiku karena aku mendapatkan gelar pertamaku (bersama Juve) di ajang ini," ucap Dybala seperti dilansir DAZN.

Gol spektakuler Dybala ke gawang AS Roma di Serie A dua hari lalu (10/1) seolah jadi sinyal pemantik persaingannya dengan Lautaro. Gol itu sekaligus penanda baik awal 2022 bagi Dybala. Sesuatu yang belum dilakukan Lautaro di awal tahun ini. Bahkan, kali terakhir Il Toro –julukan Lautaro – mencetak gol adalah ke gawang US Salernitana pada 18 Desember.

Baca Juga:  Jovic Akan Diproyeksi Jadi Pengganti Aubameyang di Arsenal

Meski begitu, Inter dengan allenatore Simone Inzaghi bisa jadi batu sandungan bagi Juve. Ingat, dua kali Juve gagal memenangi ajang ini gara-gara Simo – sapaan akrab Simone Inzaghi—ketika masih menangani SS Lazio (2017 dan 2019). Supercoppa Italiana sekaligus menjadi kesempatan Simo memenangi trofi pertama bersama Nerazzurri.

“Aku tahu, kami harus berlaga di sana (Supercoppa Italiana, red) dengan performa dan strategi terbaik karena Juve sedang mendapatkan grafis penampilannya lagi,’’ beber Simo di laman resmi klub. (ren/dns/eca)

Laporan JPG, Milan

 

MILAN (RIAUPOS.CO) – Tulisan Corriere della Sera tahun lalu memicu pro kontra. "Lautaro Martinez lebih bersinar ketimbang Paulo Dybala atau Alvaro Morata". Begitu judul koran yang berbasis di Kota Milan itu menggambarkan persaingan dua klub Italia, terkhusus bagi Dybala pemakai nomor punggung 10 di dua klub elite Serie A. Lautaro bersama Inter Milan dan Dybala di Juventus.

Kalau mengacu prestasi pemain sepanjang 2021, kesimpulan tulisan tersebut tidak salah. Ketika Lautaro merengkuh scudetto Serie A bersama Inter lalu juara Copa America dengan Argentina, Dybala hanya merasakan trofi level kedua, yakni Coppa Italia.

Mengawali 2022, Lautaro dan Dybala terlibat dalam persaingan memperebutkan juara di Supercoppa Italiana. Laga berlabel Derby d’Italia ke-243 di Stadio San Siro dini hari nanti itu (siaran langsung TVRI Nasional pukul 03.00 WIB) bisa bermuara pada dua kemungkinan: Lautaro kembali menegaskan memang lebih bersinar atau malah Dybala atau Morata.

Baca Juga:  KONI Pekanbaru Motivasi Cabor Perbakin

Di panggung Supercoppa Italiana, Dybala lebih punya cerita. Sejak kali pertama mengenakan jersey Juve pada musim panas 2015, enam kali Juve tampil. La Joya -julukan Dybala- memenangi tiga di antaranya (2015, 2018, dan 2020) dan tiga lainnya gagal (2016, 2017, dan 2019).

Dybala sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Supercoppa Italiana dengan total 4 gol. Striker 28 tahun itu mengungguli striker-striker legendaris di Serie A seperti Alessandro Del Piero dan Carlos Tevez (keduanya Juve), Samuel Eto’o (Inter), serta Andriy Shevchenko (AC Milan). Mereka sama-sama mengoleksi 3 gol.

- Advertisement -

Bandingkan dengan Lautaro yang belum pernah tampil sebelumnya di Supercoppa Italiana. "(Supercoppa Italiana, red) sangat berarti bagiku karena aku mendapatkan gelar pertamaku (bersama Juve) di ajang ini," ucap Dybala seperti dilansir DAZN.

Gol spektakuler Dybala ke gawang AS Roma di Serie A dua hari lalu (10/1) seolah jadi sinyal pemantik persaingannya dengan Lautaro. Gol itu sekaligus penanda baik awal 2022 bagi Dybala. Sesuatu yang belum dilakukan Lautaro di awal tahun ini. Bahkan, kali terakhir Il Toro –julukan Lautaro – mencetak gol adalah ke gawang US Salernitana pada 18 Desember.

- Advertisement -
Baca Juga:  Lima Pemain dengan Gaji Tertinggi di Serie A

Meski begitu, Inter dengan allenatore Simone Inzaghi bisa jadi batu sandungan bagi Juve. Ingat, dua kali Juve gagal memenangi ajang ini gara-gara Simo – sapaan akrab Simone Inzaghi—ketika masih menangani SS Lazio (2017 dan 2019). Supercoppa Italiana sekaligus menjadi kesempatan Simo memenangi trofi pertama bersama Nerazzurri.

“Aku tahu, kami harus berlaga di sana (Supercoppa Italiana, red) dengan performa dan strategi terbaik karena Juve sedang mendapatkan grafis penampilannya lagi,’’ beber Simo di laman resmi klub. (ren/dns/eca)

Laporan JPG, Milan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

MILAN (RIAUPOS.CO) – Tulisan Corriere della Sera tahun lalu memicu pro kontra. "Lautaro Martinez lebih bersinar ketimbang Paulo Dybala atau Alvaro Morata". Begitu judul koran yang berbasis di Kota Milan itu menggambarkan persaingan dua klub Italia, terkhusus bagi Dybala pemakai nomor punggung 10 di dua klub elite Serie A. Lautaro bersama Inter Milan dan Dybala di Juventus.

Kalau mengacu prestasi pemain sepanjang 2021, kesimpulan tulisan tersebut tidak salah. Ketika Lautaro merengkuh scudetto Serie A bersama Inter lalu juara Copa America dengan Argentina, Dybala hanya merasakan trofi level kedua, yakni Coppa Italia.

Mengawali 2022, Lautaro dan Dybala terlibat dalam persaingan memperebutkan juara di Supercoppa Italiana. Laga berlabel Derby d’Italia ke-243 di Stadio San Siro dini hari nanti itu (siaran langsung TVRI Nasional pukul 03.00 WIB) bisa bermuara pada dua kemungkinan: Lautaro kembali menegaskan memang lebih bersinar atau malah Dybala atau Morata.

Baca Juga:   Wijnaldum Minta Liverpool Tak Jemawa

Di panggung Supercoppa Italiana, Dybala lebih punya cerita. Sejak kali pertama mengenakan jersey Juve pada musim panas 2015, enam kali Juve tampil. La Joya -julukan Dybala- memenangi tiga di antaranya (2015, 2018, dan 2020) dan tiga lainnya gagal (2016, 2017, dan 2019).

Dybala sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Supercoppa Italiana dengan total 4 gol. Striker 28 tahun itu mengungguli striker-striker legendaris di Serie A seperti Alessandro Del Piero dan Carlos Tevez (keduanya Juve), Samuel Eto’o (Inter), serta Andriy Shevchenko (AC Milan). Mereka sama-sama mengoleksi 3 gol.

Bandingkan dengan Lautaro yang belum pernah tampil sebelumnya di Supercoppa Italiana. "(Supercoppa Italiana, red) sangat berarti bagiku karena aku mendapatkan gelar pertamaku (bersama Juve) di ajang ini," ucap Dybala seperti dilansir DAZN.

Gol spektakuler Dybala ke gawang AS Roma di Serie A dua hari lalu (10/1) seolah jadi sinyal pemantik persaingannya dengan Lautaro. Gol itu sekaligus penanda baik awal 2022 bagi Dybala. Sesuatu yang belum dilakukan Lautaro di awal tahun ini. Bahkan, kali terakhir Il Toro –julukan Lautaro – mencetak gol adalah ke gawang US Salernitana pada 18 Desember.

Baca Juga:  Kangen Jadi Jurnalis

Meski begitu, Inter dengan allenatore Simone Inzaghi bisa jadi batu sandungan bagi Juve. Ingat, dua kali Juve gagal memenangi ajang ini gara-gara Simo – sapaan akrab Simone Inzaghi—ketika masih menangani SS Lazio (2017 dan 2019). Supercoppa Italiana sekaligus menjadi kesempatan Simo memenangi trofi pertama bersama Nerazzurri.

“Aku tahu, kami harus berlaga di sana (Supercoppa Italiana, red) dengan performa dan strategi terbaik karena Juve sedang mendapatkan grafis penampilannya lagi,’’ beber Simo di laman resmi klub. (ren/dns/eca)

Laporan JPG, Milan

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari