JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Atmosfer luar biasa Istora Senayan, Jakarta masih meninggalkan kesan mendalam bagi ganda campuran nomor satu Prancis Thom Gicquel/Delphine Delrue.
Mereka mengatakan, pencapaian pada ajang Indonesia Masters yang berlangsung pada 14 sampai 19 Januari 2020 itu bisa menjadi modal yang sangat bagus bagi perjalanan karir keduanya.
Gicquel/Delrue memang pasangan muda. Usia mereka masih sama-sama 21 tahun. Berasal dari negara yang tidak memiliki tradisi bulu tangkis kuat, Gicquel/Delrue bermain luar biasa pada ajang berlevel Super 500 tersebut.
Mereka tampil tanpa takut, agresif, dan nekat untuk mengambil resiko.
Hasilnya luar biasa.
Tidak diunggulkan, Gicquel/Delrue sukses menembus semifinal. Yang lebih hebat, ganda nomor 17 dunia tersebut sukses mengalahkan pasangan unggulan dalam dua hari beruntun.
Yakni membekap ganda nomor tiga dunia asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai pada babak kedua. Lalu menyingkirkan ganda campuran terbaik Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di perempat final.
Menghadapi Praveen/Melati di Istora bagi Gicquel/Delrue adalah pengalaman yang sangat fantastik. Mereka tidak hanya harus mengalahkan ganda campuran nomor lima dunia yang juga juara Denmark dan French Open 2019 tersebut. Namun, Gicquel/Delrue wajib menaklukkan teror penonton Istora yang luar biasa berisik.
Akhirnya, lewat pertarungan keras sampai tiga game, Gicquel/ Delrue menang dengan skor 21-19, 14-21, dan 21-18. Langkah Gicquel/ Delrue terhenti di semifinal. Mereka kalah dari ganda nomor dua dunia asal Tiongkok Wang Yilyu/Huang Dongping dalam dua game yang berakhir dengan skor 19-21, 16-21.
Bagi keduanya, momen pada Indonesia Masters 2020 adalah pengalaman paling gila dari semua turnamen yang pernah mereka ikuti. “Rasanya sangat luar biasa,” kata Gicquel sebagaimana dilansir situs resmi BWF.
"Mengalahkan ganda top 5 dunia dalam dua hari beruntun membuatku sangat bahagia. Bermain di depan penonton melawan ganda Indonesia adalah pengalaman gila. Banyak sekali tekanan. Namun, kami berusaha tetap fokus dan menikmatinya. Kami membuat mereka (Praveen/Melati) masuk dalam permainan kami. Kami banyak melakukan blok dan mencegat di tengah lapangan," lanjutnya.
"Bagi kami berdua, bermain di depan penonton seperti itu, crowd terbaik di dunia, sangat membahagiakan. Rasanya, gila bisa bermain di Istora. Mereka banyak memberikan tekanan dan berteriak. Namun, kami sangat menyukainya," tambah Gicquel.
Gicquel/Delrue memang belum pernah menjadi juara ajang BWF Tour. Namun, mereka mengalami peningkatan peringkat yang signifikan. Dua tahun lalu, mereka hanya beredar di kisaran 70 dunia. Namun, Gicquel/Delrue lambat laun naik.
Pada Juli 2019, mereka sudah menembus 20 besar dunia dan bertahan sampai hari ini. Sepanjang 2019, Gicquel/Delrue sukses mengalahkan banyak pemain top Eropa.
Namun, kepercayaan diri keduanya berkembang pasca kemenangan atas ganda campuran nomor empat dunia asal Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino pada Denmark Open 2019.
Gicquel/Delrue sendiri berhasil menembus Amerika Serikat Terbuka, semifinal Kejuaraan Eropa, Canada Open, dan Syed Modi di India.
Dengan hasil-hasil itu, Gicquel/Delrue semakin optimistis dan yakin atas kemampuan diri mereka sendiri. “Aku kira, kami yakin bisa mengalahkan ganda campuran top dunia. Ketika kami melangkah ke lapangan, kami sangat percaya diri dan kami bermain agresif,” ucap Delrue.
Hasil pada 2019 dan Indonesia Masters 2020 membuat Gicquel/Delrue sangat yakin bisa menembus Olimpiade Tokyo 2020. Sekarang, mereka berada di posisi ke-12 dalam ranking Race to Tokyo. Dan jika tidak ada kendala besar, mereka akan menjadi salah satu wakil Prancis pada multievent olahraga terbesar dunia itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal