TURIN (RIAUPOS.CO) – Sempat kesulitan beradaptasi dengan Serie A Italia, Matthijs de Ligt mengaku dirinya kini merasa jauh lebih baik secara fisik dan mental. Kesulitan adaptasi itu sempat mendapat kritik di awal musim.
De Ligt digaet Juventus dari Ajax pada musim panas tahun lalu dengan biaya mencapai 75 juta euro. Bek internasional Belanda itu dianggap menjadi salah satu pemain muda terbaik di dunia.
Namun, De Ligt sempat merasakan kesulitan beradaptasi dengan kerasnya Serie A. Secara perlahan, bek 20 tahun mampu membuktikan kapastasnya di skuad Si Nyonya Tua.
Setelah musim kembali digulirkan, De Ligt tercatat selalu menjadi starter di lima laga yang telah dilakoni Juventus.
Secara luar biasa, De Ligt turut membantu timnya mencatat clean sheet alias tak kebobolan dalam empat laga di antaranya.
"Sekarang saya merasa jauh lebih baik secara fisik dan secara mental saya berada di tempat yang jauh, jauh lebih baik," ujar De Ligt kepada Sky Sport Italia.
Lebih lanjut, De Ligt juga bicara tenang kerasnya Serie A. Baginya, ada berapa penyerang hebat yang selalu menyulitkan tiap kali ia hadapi.
"Di Serie A ada banyak striker yang berbeda. Ada Romelu Lukaku, contohnya, yang sangat kuat dan cepat, tapi juga ada Ciro Immobile, yang sangat bagus dalam urusan mencetak gol," tutur De Ligt.
"Setiap tim memiliki penyerang yang hebat, berbeda satu sama lain, dan setiap pertandingan sulit. Standarnya sangat tinggi. Saya mencoba mempelajari mereka sebelum setiap pertandingan untuk mempersiapkan segala kemungkinan," tukasnya.
Lawan Torino Jadi Titik Balik
De Ligt mengungkapkan momen yang menjadi titik balik kariernya sejak berseragam Bianconeri, yakni gol ke gawang Torino awal November lalu. Dalam pertandingan itu ia mencetak gol tunggal yang menentukan kemenangan Juventus atas Torino dalam pertemuan pertama musim ini.
De Ligt pun mengingat kenangan manis tersebut jelang laga Derby della Mole jilid kedua musim ini, Sabtu (4/7/2020).
"Ini merupakan laga yang spesial, kedua tim ingin meraih kemenangan untuk kota dan fans mereka. Kami harus melakukan yang terbaik, terutama di pertahanan, dan tak memberikan kesematan sama sekali," ujar De Ligt.
"Tentu saja derby pertama merupakan memori yang indah bagi saya karena saya mencetak gol pertama saya untuk Bianconeri. Gol itu juga memberikan kemenangan yang penting," lanjutnya.
De Ligt menyebut golnya ke gawang Torino sangat berarti baginya karena gol itulah yang membuat semangatnya kembali terangkat setelah sempat down akibat kritik di awal musim.
"Saat itu bukanlah masa yang indah bagi saya, saya mendapat banyak kritik dan saya berada di bawah tekanan. Gol itu meningkatkan spirit saya dan membuat saya dan rekan setim saya senang," tutur De Ligt.
"Berkat gol tersebut, saya menjadi pesepakbola seperti saat ini," tukasnya.
Sumber: Sky Sport/Bola/Soccerway
Editor: Hary B Koriun