Minggu, 15 Juni 2025

Analisa Lawan dari Ponsel

RIO DE JANEIRO (RIUAPOS.CO) — Top skorer Venezuela Darwin Machis frustrasi sepanjang 71 menit bermain. Machis susah melepaskan diri dari marking Juan Foyth. Padahal sebelumnya Machis mampu melewati center  back 21 tahun itu saat uji coba di Wanda Metropolitano, Madrid, 23 Maret lalu. Josef Martinez, striker pengganti Venezuela, juga mengalami hal yang sama saat head to head dengan Foyth.

Bek Tottenham Hotspur itu ternyata sudah mempunyai jurus jitu mengenali pemain yang akan jadi lawannya. Selain pengalaman dari pertemuan sebelumnya, Foyth bermodal aplikasi di telepon selulernya. ‘’Saya menuliskan nama pemain itu pada aplikasi itu untuk menganalisanya. Bagaimana dia bermain, kemampuam yang dia punyai. Saya pun bisa melihat statistik lainnya,’’ tutur Foyth, seperti yang dikutip dari AS. 

Baca Juga:  Indonesia Dikeluarkan dari All England, Begini Kata Ketua PBSI

Dia tidak menyebutkan aplikasi yang dia pakai tersebut. Tetapi, diduga Foyth mencontek data-data dari gim sepak bola “Football Manager” yang dikenal mempunyai statistik mendekati kenyataan. ‘’Saya melakukannya karena agen saya sudah merekomendasinya ke saya sejak saya kecil,’’ beber pemain yang baru tujuh bulan jadi penghuni baru Ezeiza, kamp latihan Argentina. 

Hasil dari analisisnya dengan penampilan Machis jitu, dia selalu berusaha memperlambat  pergerakan diagonal striker 26 tahun itu. Machis cuma mampu bermain-main di area tengah. Di saat upayanya itu sudah berakhir jitu maka setelah ini dia mulai banyak menuliskan nama-nama pemain Selecao, julukan Brasil. 

Walaupun dia sudah familiar dengan beberapa pemain Brasil. Terutama yang sama-sama bermain pada ajang 2017 South America U-20, di antaranya, Lucas Paqueta, Allan, Richarlison,  dan David Neres. ‘’Bahkan, saya sempat sepuluh menit menghadapi Neres saat (semifinal) Liga  Champions,’’ kenang Foyth. Neres salah satu kekuatan Ajax Amsterdam musim lalu. 

Baca Juga:  Lebih Ketat di Sevilla

Terlepas dari metode yang dia pakai, Foyth salah satu kunci clean sheet Argentina dalam dua laga terakhir Copa America. Entrenador Lionel Scaloni berpeluang menunjuknya lagi main sebagai starter di back four Argentina. ‘’Dia pemain yang tangguh dan punya kecepatan, darinya kami berharap banyak, dia pemain muda yang sudah digembleng membangun serangan sejak di lini belakang oleh klubnya (Spurs),’’ puji Scaloni, dikutip situs France Football.(ren/jpg)

RIO DE JANEIRO (RIUAPOS.CO) — Top skorer Venezuela Darwin Machis frustrasi sepanjang 71 menit bermain. Machis susah melepaskan diri dari marking Juan Foyth. Padahal sebelumnya Machis mampu melewati center  back 21 tahun itu saat uji coba di Wanda Metropolitano, Madrid, 23 Maret lalu. Josef Martinez, striker pengganti Venezuela, juga mengalami hal yang sama saat head to head dengan Foyth.

Bek Tottenham Hotspur itu ternyata sudah mempunyai jurus jitu mengenali pemain yang akan jadi lawannya. Selain pengalaman dari pertemuan sebelumnya, Foyth bermodal aplikasi di telepon selulernya. ‘’Saya menuliskan nama pemain itu pada aplikasi itu untuk menganalisanya. Bagaimana dia bermain, kemampuam yang dia punyai. Saya pun bisa melihat statistik lainnya,’’ tutur Foyth, seperti yang dikutip dari AS. 

Baca Juga:  Bersaing dengan Banyak Klub, Barcelona Coba Rekrut Naby Keita

Dia tidak menyebutkan aplikasi yang dia pakai tersebut. Tetapi, diduga Foyth mencontek data-data dari gim sepak bola “Football Manager” yang dikenal mempunyai statistik mendekati kenyataan. ‘’Saya melakukannya karena agen saya sudah merekomendasinya ke saya sejak saya kecil,’’ beber pemain yang baru tujuh bulan jadi penghuni baru Ezeiza, kamp latihan Argentina. 

Hasil dari analisisnya dengan penampilan Machis jitu, dia selalu berusaha memperlambat  pergerakan diagonal striker 26 tahun itu. Machis cuma mampu bermain-main di area tengah. Di saat upayanya itu sudah berakhir jitu maka setelah ini dia mulai banyak menuliskan nama-nama pemain Selecao, julukan Brasil. 

Walaupun dia sudah familiar dengan beberapa pemain Brasil. Terutama yang sama-sama bermain pada ajang 2017 South America U-20, di antaranya, Lucas Paqueta, Allan, Richarlison,  dan David Neres. ‘’Bahkan, saya sempat sepuluh menit menghadapi Neres saat (semifinal) Liga  Champions,’’ kenang Foyth. Neres salah satu kekuatan Ajax Amsterdam musim lalu. 

Baca Juga:  Jadwal Liga Europa: Arsenal dan Lazio Terancam Gugur

Terlepas dari metode yang dia pakai, Foyth salah satu kunci clean sheet Argentina dalam dua laga terakhir Copa America. Entrenador Lionel Scaloni berpeluang menunjuknya lagi main sebagai starter di back four Argentina. ‘’Dia pemain yang tangguh dan punya kecepatan, darinya kami berharap banyak, dia pemain muda yang sudah digembleng membangun serangan sejak di lini belakang oleh klubnya (Spurs),’’ puji Scaloni, dikutip situs France Football.(ren/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

RIO DE JANEIRO (RIUAPOS.CO) — Top skorer Venezuela Darwin Machis frustrasi sepanjang 71 menit bermain. Machis susah melepaskan diri dari marking Juan Foyth. Padahal sebelumnya Machis mampu melewati center  back 21 tahun itu saat uji coba di Wanda Metropolitano, Madrid, 23 Maret lalu. Josef Martinez, striker pengganti Venezuela, juga mengalami hal yang sama saat head to head dengan Foyth.

Bek Tottenham Hotspur itu ternyata sudah mempunyai jurus jitu mengenali pemain yang akan jadi lawannya. Selain pengalaman dari pertemuan sebelumnya, Foyth bermodal aplikasi di telepon selulernya. ‘’Saya menuliskan nama pemain itu pada aplikasi itu untuk menganalisanya. Bagaimana dia bermain, kemampuam yang dia punyai. Saya pun bisa melihat statistik lainnya,’’ tutur Foyth, seperti yang dikutip dari AS. 

Baca Juga:  Kabur Lagi Melawan La Real

Dia tidak menyebutkan aplikasi yang dia pakai tersebut. Tetapi, diduga Foyth mencontek data-data dari gim sepak bola “Football Manager” yang dikenal mempunyai statistik mendekati kenyataan. ‘’Saya melakukannya karena agen saya sudah merekomendasinya ke saya sejak saya kecil,’’ beber pemain yang baru tujuh bulan jadi penghuni baru Ezeiza, kamp latihan Argentina. 

Hasil dari analisisnya dengan penampilan Machis jitu, dia selalu berusaha memperlambat  pergerakan diagonal striker 26 tahun itu. Machis cuma mampu bermain-main di area tengah. Di saat upayanya itu sudah berakhir jitu maka setelah ini dia mulai banyak menuliskan nama-nama pemain Selecao, julukan Brasil. 

Walaupun dia sudah familiar dengan beberapa pemain Brasil. Terutama yang sama-sama bermain pada ajang 2017 South America U-20, di antaranya, Lucas Paqueta, Allan, Richarlison,  dan David Neres. ‘’Bahkan, saya sempat sepuluh menit menghadapi Neres saat (semifinal) Liga  Champions,’’ kenang Foyth. Neres salah satu kekuatan Ajax Amsterdam musim lalu. 

Baca Juga:  Aldila/Miyu Juara di Thailand

Terlepas dari metode yang dia pakai, Foyth salah satu kunci clean sheet Argentina dalam dua laga terakhir Copa America. Entrenador Lionel Scaloni berpeluang menunjuknya lagi main sebagai starter di back four Argentina. ‘’Dia pemain yang tangguh dan punya kecepatan, darinya kami berharap banyak, dia pemain muda yang sudah digembleng membangun serangan sejak di lini belakang oleh klubnya (Spurs),’’ puji Scaloni, dikutip situs France Football.(ren/jpg)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari