LONDON (RIAUPOS.CO) — Banyak pihak yang meragukan pemain seperti Harry Kane bakal meninggalkan klub yang melambungkan namanya, Tottenham Hotspur. Termasuk ketika Kane mengambangkan masa depannya di Spurs.
"Saya cinta Spurs. Tapi, ketika merasa sebagai tim kami tidak mengalami kemajuan atau berada di jalur yang benar, saya tidak harus bertahan di sini untuk mengubahnya," ungkap Kane dalam wawancara live di Instagram dengan mantan pemain Spurs yang kini menjadi komentator di Sky Sports dan kolumnis di Daily Mail, Jamie Redknapp, pada Senin lalu (30/3).
Banyak yang mendukung Kane untuk pindah seperti dua pandit BT Sport, Chris Sutton dan Rio Ferdinand. Ada pula yang tidak yakin HurriKane –julukan striker 26 tahun itu– pindah. Yakni, pandit BBC Sport dan ITV Sport yang merupakan eks striker andalan Arsenal, Ian Wright.
"Untuk apa dia (Kane) pindah (demi mendapatkan gelar, Red) karena sudah ada pelatih pemenang banyak gelar di Spurs saat ini (Jose Mourinho, Red)," ucap Wright kepada Evening Standard kemarin (31/3).
Jika berkaca pada situasi di manajemen Spurs saat ini, ada alasan yang bisa mendorong Kane untuk meninggalkan klub berjuluk The Lilywhites tersebut. Yakni, potensi kerugian besar yang bisa dialami Spurs pada akhir musim nanti.
Saat ini Spurs berencana merasionalisasi gaji 550 pegawainya, baik yang berstatus direktur maupun staf. Gaji mereka untuk April dan Mei bakal dipangkas 20 persen. Tapi, Chairman Spurs Daniel Levy menolak anggapan bahwa keuangan klub sedang bermasalah.
"Kita sudah melihat klub-klub besar di dunia seperti FC Barcelona, Bayern Muenchen, dan Juventus melakukan efisiensi keuangan. Kebijakan kami juga seperti yang digariskan pemerintah Inggris (dalam situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19, Red)," kata Levy di laman resmi klub.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal