Sunday morning riding (Sunmori) adalah salah satu cara pecinta sepeda motor menghabiskan akhir pekan mereka. Sesuai namanya, sunmori berarti motoran di hari Ahad pagi. Biasanya dilakukan bersama-sama oleh komunitas sepeda motor roda dua. Mulai dari motor gede sampai motor matik, sama-sama ngaspal di Ahad pagi untuk salurkan hobi dan jalin silaturahmi.
(RIAUPOS.CO) – Lahirnya kegiatan yang lagi ngetren dan jadi life style di kota-kota besar ini, berawal dari kesibukan para anggota komunitas sepeda motor yang membuat mereka sulit untuk kumpul-kumpul dan riding bareng di hari kerja. Sehingga, tercetuslah ide untuk mengadakan sunmori. Agar silaturahmi tetap terjalin tanpa mengganggu kesibukan masing-masing.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu pecinta sepeda motor, Edho. Pria yang tergabung dalam Gege's Garage (tongkrongan pehobi sepeda motor di Pekanbaru, red) ini mengaku sudah mulai aktif ber-sunmori ria sejak akhir tahun 2017 lalu. "Karena teman-teman sehobi juga masing-masing pada sibuk di weekday (hari kerja) dan hanya punya waktu di hari Ahad, maka kami memutuskan untuk mengadakan sunmori agar kami semua tetap bisa menikmati hobi kami bersama-sama," ujarnya kepada Riau Pos.
Karena momen ini menjadi pelepas rindu dan juga refreshing bagi mereka, Sunmori pun dilakukan secara santai. Berbeda dengan touring, rute sunmori juga nggak jauh-jauh. Biasanya hanya di sekitaran Kota Pekanbaru. Misalnya di tempat-tempat wisata outdoor ataupun di stadion dan lain-lain.
Ini diakui oleh rider lain, Clement Ananto. Bersama teman-teman komunitasnya yang bernama Halu Riders, mereka biasanya mengambil start dari wilayah Panam menuju Kantor Wali Kota Pekanbaru yang baru, Danau Buatan atau Buluh Cina. "Rutenya masih sekitaran Pekanbaru saja. Tapi, kadang pernah sampai ke Perawang, Kampar dan perbatasan kota lainnya," ujar penunggang motor XSR ini.
Berbaurnya beberapa komunitas sepeda motor dan pehobi sepeda motor juga sering terjadi di momen sunmori ini. Jadi, bukan hanya melibatkan 1 komunitas saja. Bisa jadi 2, 3 komunitas bahkan lebih. Jenis motornya juga nggak pandang bulu. Mulai dari motor retro, motor matik, motor modifikasi sampai motor gede, semua bersatu di atas aspal yang sama untuk menikmati indahnya motoran di hari libur. "Kami nggak pernah beda-bedain motor. Jenis kendaraannya bebas aja," tegas Edho. Yang terpenting, menurutnya, sepeda motor yang digunakan harus sesuai standar lalu lintas, untuk menjaga keamanan di jalan raya.
Berbeda dengan touring, sunmori, kata Edho biasanya dilakukan dalam rombongan yang kecil. Umumnya hanya 3 hingga 20 sepeda motor yang ikutan. Biasanya ada berkendara sendiri dan ada pula yang membonceng teman, istri, pacar dan juga anak. 20 sepeda motor menurutnya adalah jumlah yang maksimal untuk kegiatan sunmori. Karena, jika lebih ramai lagi, dikhawatirkan akan mengganggu pengguna jalan lain.
Hal yang sama pun dikatakan oleh Clement. Tiap kali sunmori, biasanya hanya tujuh motor dari teman-teman sekomunitasnya yang join. "Paling rame yang ikut 7 motor," terangnya. Bukan tanpa alasan. Jumlah sepeda motor yang ikut dikatakan para pehobi motor ini ikut mempengaruhi keamanan dan ketertiban lalu lintas selama berkendara.
Persiapan Wajib Hukumnya
Meski rute sumori terbilang lebih singkat dibanding touring, namun bukan berarti tak memerlukan persiapan yang matang. Persiapan justru menjadi poin yang wajib digaris bawahi para pehobi motor sebelum turun sunmori.