Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Terjangan Covid-19 Tak Surutkan Geliat Wisata

Rantau Bais terus bersolek, kepenghuluan (desa-red) yang kaya dengan sumber minyak ini terus berhias semakin elok. Dibandingkan beberapa tahun lalu terlihat perubahan yang mencolok, akses jalan, lingkungan dan fasilitas publik semakin baik. Keberadaan Ekowisata Pulau Tilan menjadi salah satu daya tarik yang membuat kepenghuluan ini menjadi terkenal, dan berbagai program CSR dari SKK Migas-PHE Pertamina turut memberikan kontribusi berarti pada perubahan wajah pariwisata Pulau Tilan khususnya maupun di Rantau Bais secara umum, kini.

Laporan: Zulfadhli, Rokan Hilir

Kedua tangan Jefri (27) terentang kedepan, bersiap menyambut tubuh-tubuh mungil, yang tak sabaran hendak menjejakkan kaki di Pulau Tilan. Beberapa anak tampak semangat, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Tilan ini membantu penikmat wisata berusia belia tersebut untuk turun dari pompong ke pulau. 

Sementara ibu-ibu yang turut serta tak kalah antusias seolah hendak berlomba mencapai tepian pulau. 

Puluhan wisatawan dari Duri, Bengkalis itu diangkut mengunakan satu perahu wisata yang dikenal dengan sebutan pompong yang merupakan bantuan dari program CSR PHE Pertamina, dan armada tersebut menjadi satu-satunya media penyeberangan untuk mencapai pulau yang terkenal dengan eko wisata alaminya tersebut. 

Pihak Pokdarwis bertindak sebagai pengelola, dengan melibatkan peran serta dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di kepenghuluan setempat. Memang banyak perahu masyarakat di aliran sungai Rokan itu namun tak ada yang boleh menyeberangkan wisatawan, berkaitan dengan wisata diserahkan sepenuhnya kepada Pokdarwis. 

Baca Juga:  Kedubes Inggris Kibarkan Bendera LGBT, MUI: Tamu Harus Tahu Diri!

Ahad (30/8) siang, teriknya sinar matahari tak begitu terasa menyengat tubuh, hembusan angin yang cukup kencang mengusir hawa panas yang berusaha menyergap, sementara lingkungan yang hijau, asri nan teduh sangat memanjakan mata. 

Pulau Tilan memang mempesona, ia berada di tengah aliran sungai Rokan dengan luasan sekitar 454 hektare (Ha), seluruh lingkungan dan habitat yang ada masih terjaga. Perilaku masyarakat sekitar yang memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga alam membuat lingkungan sekitarnya terjaga. 

Sudah sejak lama masyarakat memanfaatkan areal pulau Tilan untuk pengembangan ternak, hewan seperti sapi diletakkan selanjutnya dibiarkan bebas tinggal di Pulau Tilan. 

Uniknya sampai sejauh ini tidak pernah ada kejadian ternak maupun orang yang berkunjung mengalami serangan oleh hewan liar. 

Selain itu di pulau terdapat berbagai tanaman, tinggi dan besarnya pohon yang ada mengindikasikan usia yang sangat lama.

"Ternak itu biasanya ditengok pemiliknya sekitar dua-tiga kali sepekan," kata Jefri. Selain tidak adanya hewan ganas, aksi pencurian terhadap ternak di pulau pun tak pernah terjadi. 

Terjaganya keastrian pulau Tilan itu lambat laun membuat terwujudnya ekowisata, belakangan terdapat sejumlah kalender wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. 

Terutama adalah iven tahunan yang biasanya digelar pada pertengahan Oktober setiap tahunnya. Kegiatan itu dikemas dalam bentuk Festival Pulau Tilan, tahun lalu dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 Oktober 2019. 

Baca Juga:  Habib Novel: Tak Sepatutnya UAS, Dai Kondang Dipolisikan

Biasanya dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Pemprov Riau turut mendukung eksistensi Festival Pulau Tilan pada saat dilaksanakan. 

Jebolan Manajemen Keuangan UIR ini menyebutkan untuk mendukung potensi wisata Pulau Tilan digagas pembentukan Pokdarwis. 

Dari awalnya hanya perkumpulan para pemuda, akhirnya dibentuk Pokdarwis yang dikuatkan dengan SK Bupati pada tahun 2013. Untuk periode pertama dipimpin Pirdos SSos dan Jefri meneruskan estafet berikutnya pada periode 2018.

"Kalau ada iven, maka Pokdarwis yang menjadi pengeraknya melibatkan kerjasama organisasi yang ada di desa, pemuda, perangkat kepenghuluan," kata Jefri. Pokdarwis sendiri terangnya dibentuk untuk mendorong potensi wisata yang ada, ia menerangkan di Rohil terdapat sejumlah obyek wisata yang menarik namun yang berbentuk pulau hanya ada dua yakni Pulau Jemur yang berada di perbatasan perairan Rohil, Riau dengan perairan Selat Melaka dan pulau Tilan di Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih. 

Bedanya terang Jefri untuk keperluan mengakses Pulau Jemur relatif jauh dan menelan biaya yang tak sedikit hal itu berbeda dengan di Pulau Tilan, bagi pengunjung yang ingin menyeberang hanya dikenai ongkos sekitar Rp8ribu per-orang.

Ada pula paket untuk mengitar pulau Tilan dengan naik pompong, budgetnya juga terjangkau sekitar Rp200 sampai Rp250 ribu dengan muatan sekitar 20 orang. Biasanya untuk mengitari pulau ini memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.

Rantau Bais terus bersolek, kepenghuluan (desa-red) yang kaya dengan sumber minyak ini terus berhias semakin elok. Dibandingkan beberapa tahun lalu terlihat perubahan yang mencolok, akses jalan, lingkungan dan fasilitas publik semakin baik. Keberadaan Ekowisata Pulau Tilan menjadi salah satu daya tarik yang membuat kepenghuluan ini menjadi terkenal, dan berbagai program CSR dari SKK Migas-PHE Pertamina turut memberikan kontribusi berarti pada perubahan wajah pariwisata Pulau Tilan khususnya maupun di Rantau Bais secara umum, kini.

Laporan: Zulfadhli, Rokan Hilir

- Advertisement -

Kedua tangan Jefri (27) terentang kedepan, bersiap menyambut tubuh-tubuh mungil, yang tak sabaran hendak menjejakkan kaki di Pulau Tilan. Beberapa anak tampak semangat, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Tilan ini membantu penikmat wisata berusia belia tersebut untuk turun dari pompong ke pulau. 

Sementara ibu-ibu yang turut serta tak kalah antusias seolah hendak berlomba mencapai tepian pulau. 

- Advertisement -

Puluhan wisatawan dari Duri, Bengkalis itu diangkut mengunakan satu perahu wisata yang dikenal dengan sebutan pompong yang merupakan bantuan dari program CSR PHE Pertamina, dan armada tersebut menjadi satu-satunya media penyeberangan untuk mencapai pulau yang terkenal dengan eko wisata alaminya tersebut. 

Pihak Pokdarwis bertindak sebagai pengelola, dengan melibatkan peran serta dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di kepenghuluan setempat. Memang banyak perahu masyarakat di aliran sungai Rokan itu namun tak ada yang boleh menyeberangkan wisatawan, berkaitan dengan wisata diserahkan sepenuhnya kepada Pokdarwis. 

Baca Juga:  AS Terbangkan 2 Pesawat Pengebom B-52 ke Timur Tengah

Ahad (30/8) siang, teriknya sinar matahari tak begitu terasa menyengat tubuh, hembusan angin yang cukup kencang mengusir hawa panas yang berusaha menyergap, sementara lingkungan yang hijau, asri nan teduh sangat memanjakan mata. 

Pulau Tilan memang mempesona, ia berada di tengah aliran sungai Rokan dengan luasan sekitar 454 hektare (Ha), seluruh lingkungan dan habitat yang ada masih terjaga. Perilaku masyarakat sekitar yang memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga alam membuat lingkungan sekitarnya terjaga. 

Sudah sejak lama masyarakat memanfaatkan areal pulau Tilan untuk pengembangan ternak, hewan seperti sapi diletakkan selanjutnya dibiarkan bebas tinggal di Pulau Tilan. 

Uniknya sampai sejauh ini tidak pernah ada kejadian ternak maupun orang yang berkunjung mengalami serangan oleh hewan liar. 

Selain itu di pulau terdapat berbagai tanaman, tinggi dan besarnya pohon yang ada mengindikasikan usia yang sangat lama.

"Ternak itu biasanya ditengok pemiliknya sekitar dua-tiga kali sepekan," kata Jefri. Selain tidak adanya hewan ganas, aksi pencurian terhadap ternak di pulau pun tak pernah terjadi. 

Terjaganya keastrian pulau Tilan itu lambat laun membuat terwujudnya ekowisata, belakangan terdapat sejumlah kalender wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. 

Terutama adalah iven tahunan yang biasanya digelar pada pertengahan Oktober setiap tahunnya. Kegiatan itu dikemas dalam bentuk Festival Pulau Tilan, tahun lalu dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 Oktober 2019. 

Baca Juga:  Habib Novel: Tak Sepatutnya UAS, Dai Kondang Dipolisikan

Biasanya dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Pemprov Riau turut mendukung eksistensi Festival Pulau Tilan pada saat dilaksanakan. 

Jebolan Manajemen Keuangan UIR ini menyebutkan untuk mendukung potensi wisata Pulau Tilan digagas pembentukan Pokdarwis. 

Dari awalnya hanya perkumpulan para pemuda, akhirnya dibentuk Pokdarwis yang dikuatkan dengan SK Bupati pada tahun 2013. Untuk periode pertama dipimpin Pirdos SSos dan Jefri meneruskan estafet berikutnya pada periode 2018.

"Kalau ada iven, maka Pokdarwis yang menjadi pengeraknya melibatkan kerjasama organisasi yang ada di desa, pemuda, perangkat kepenghuluan," kata Jefri. Pokdarwis sendiri terangnya dibentuk untuk mendorong potensi wisata yang ada, ia menerangkan di Rohil terdapat sejumlah obyek wisata yang menarik namun yang berbentuk pulau hanya ada dua yakni Pulau Jemur yang berada di perbatasan perairan Rohil, Riau dengan perairan Selat Melaka dan pulau Tilan di Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih. 

Bedanya terang Jefri untuk keperluan mengakses Pulau Jemur relatif jauh dan menelan biaya yang tak sedikit hal itu berbeda dengan di Pulau Tilan, bagi pengunjung yang ingin menyeberang hanya dikenai ongkos sekitar Rp8ribu per-orang.

Ada pula paket untuk mengitar pulau Tilan dengan naik pompong, budgetnya juga terjangkau sekitar Rp200 sampai Rp250 ribu dengan muatan sekitar 20 orang. Biasanya untuk mengitari pulau ini memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari