Rabu, 9 April 2025

Mahfud MD: Macron Krisis Gagal Paham

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung Islam dan karikatur Nabi Muhammad. Mahfud mengganggap Macron tak paham mengenai persoalan agama.

"Macron harus tahu bahwa agama Islam adalah agama ramah, tetapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina," ujar Mahfud dalam akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd Rabu (28/10/2020).

Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini menganggap pernyataan Macron menunjukkan presiden itu gagal paham. Ucapan itu juga menunjukkan presiden yang mengawini guru SMP-nya itu dalam kondisi krisis pengetahuan.

“Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” kata Mahfud.

Macron menuai kontroversi setelah menyerang Islam terkait pidatonya saat pemakaman guru sejarah di Prancis yang meninggal setelah dibunuh remaja 18 tahun. Saat itu Macron mengatakan Prancis tak akan menyerah soal kartun, mengindikasikan negara itu tak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad, langkah yang memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga:  Indonesia Masih dalam Status Keadaan Darurat Bencana Nasional

Macron juga menyebut Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Ucapan presiden yang menikahi perempuan tua itu menuai kecaman dari berbagai negara Islam di dunia.

Sejumlah negara muslim mengecam Macron yang dianggap kritis terhadap Islam. Beberapa negara Arab, seperti Qatar, Kuwait, Yordania, mendesak warganya memboikot produk Prancis.

Bahkan, warga Arab Saudi turut meramaikan media sosial (medsos) untuk tidak membeli produk Prancis, termasuk berbelanja di jaringan retail. Begitu pula Turki yang mengecam keras dan menyerukan pula boikot.

Sikap tegas juga ditunjukkan Indonesia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta Olivier Chambard. Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron di beberapa kesempatan, termasuk saat upacara pemakaman guru sejarah yang dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya saat memberikan materi kebebasan berekspresi.

Baca Juga:  Sinopharm Klaim Vaksin Covid-19 Produksinya Aman untuk Anak dan Remaja

"Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis hari ini. Dalam pertemuan tersebut kemlu telah menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam," ujar Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, Selasa (27/10/2020).

Ribuan orang dari berbagai elemen di Indonesia juga mengecam Macron. Mereka menggelar aksi di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta.

Sumber: Antara/News/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung Islam dan karikatur Nabi Muhammad. Mahfud mengganggap Macron tak paham mengenai persoalan agama.

"Macron harus tahu bahwa agama Islam adalah agama ramah, tetapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina," ujar Mahfud dalam akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd Rabu (28/10/2020).

Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini menganggap pernyataan Macron menunjukkan presiden itu gagal paham. Ucapan itu juga menunjukkan presiden yang mengawini guru SMP-nya itu dalam kondisi krisis pengetahuan.

“Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” kata Mahfud.

Macron menuai kontroversi setelah menyerang Islam terkait pidatonya saat pemakaman guru sejarah di Prancis yang meninggal setelah dibunuh remaja 18 tahun. Saat itu Macron mengatakan Prancis tak akan menyerah soal kartun, mengindikasikan negara itu tak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad, langkah yang memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga:  44 Persen Pelamar Umum Lolos Passing Grade

Macron juga menyebut Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Ucapan presiden yang menikahi perempuan tua itu menuai kecaman dari berbagai negara Islam di dunia.

Sejumlah negara muslim mengecam Macron yang dianggap kritis terhadap Islam. Beberapa negara Arab, seperti Qatar, Kuwait, Yordania, mendesak warganya memboikot produk Prancis.

Bahkan, warga Arab Saudi turut meramaikan media sosial (medsos) untuk tidak membeli produk Prancis, termasuk berbelanja di jaringan retail. Begitu pula Turki yang mengecam keras dan menyerukan pula boikot.

Sikap tegas juga ditunjukkan Indonesia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta Olivier Chambard. Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron di beberapa kesempatan, termasuk saat upacara pemakaman guru sejarah yang dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya saat memberikan materi kebebasan berekspresi.

Baca Juga:  Persaudaraan Membuat Semakin Jatuh Cinta

"Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis hari ini. Dalam pertemuan tersebut kemlu telah menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam," ujar Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, Selasa (27/10/2020).

Ribuan orang dari berbagai elemen di Indonesia juga mengecam Macron. Mereka menggelar aksi di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta.

Sumber: Antara/News/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Mahfud MD: Macron Krisis Gagal Paham

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung Islam dan karikatur Nabi Muhammad. Mahfud mengganggap Macron tak paham mengenai persoalan agama.

"Macron harus tahu bahwa agama Islam adalah agama ramah, tetapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina," ujar Mahfud dalam akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd Rabu (28/10/2020).

Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini menganggap pernyataan Macron menunjukkan presiden itu gagal paham. Ucapan itu juga menunjukkan presiden yang mengawini guru SMP-nya itu dalam kondisi krisis pengetahuan.

“Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” kata Mahfud.

Macron menuai kontroversi setelah menyerang Islam terkait pidatonya saat pemakaman guru sejarah di Prancis yang meninggal setelah dibunuh remaja 18 tahun. Saat itu Macron mengatakan Prancis tak akan menyerah soal kartun, mengindikasikan negara itu tak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad, langkah yang memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga:  Indonesia Masih dalam Status Keadaan Darurat Bencana Nasional

Macron juga menyebut Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Ucapan presiden yang menikahi perempuan tua itu menuai kecaman dari berbagai negara Islam di dunia.

Sejumlah negara muslim mengecam Macron yang dianggap kritis terhadap Islam. Beberapa negara Arab, seperti Qatar, Kuwait, Yordania, mendesak warganya memboikot produk Prancis.

Bahkan, warga Arab Saudi turut meramaikan media sosial (medsos) untuk tidak membeli produk Prancis, termasuk berbelanja di jaringan retail. Begitu pula Turki yang mengecam keras dan menyerukan pula boikot.

Sikap tegas juga ditunjukkan Indonesia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta Olivier Chambard. Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron di beberapa kesempatan, termasuk saat upacara pemakaman guru sejarah yang dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya saat memberikan materi kebebasan berekspresi.

Baca Juga:  Airlangga Paparkan Penyaluran Rp42,7 Triliun KUR Sektor Pertanian

"Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis hari ini. Dalam pertemuan tersebut kemlu telah menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam," ujar Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, Selasa (27/10/2020).

Ribuan orang dari berbagai elemen di Indonesia juga mengecam Macron. Mereka menggelar aksi di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta.

Sumber: Antara/News/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung Islam dan karikatur Nabi Muhammad. Mahfud mengganggap Macron tak paham mengenai persoalan agama.

"Macron harus tahu bahwa agama Islam adalah agama ramah, tetapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina," ujar Mahfud dalam akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd Rabu (28/10/2020).

Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini menganggap pernyataan Macron menunjukkan presiden itu gagal paham. Ucapan itu juga menunjukkan presiden yang mengawini guru SMP-nya itu dalam kondisi krisis pengetahuan.

“Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” kata Mahfud.

Macron menuai kontroversi setelah menyerang Islam terkait pidatonya saat pemakaman guru sejarah di Prancis yang meninggal setelah dibunuh remaja 18 tahun. Saat itu Macron mengatakan Prancis tak akan menyerah soal kartun, mengindikasikan negara itu tak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad, langkah yang memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga:  Novel: Koruptor Sangat Sabar Menunggu Momen Pelemahan KPK

Macron juga menyebut Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Ucapan presiden yang menikahi perempuan tua itu menuai kecaman dari berbagai negara Islam di dunia.

Sejumlah negara muslim mengecam Macron yang dianggap kritis terhadap Islam. Beberapa negara Arab, seperti Qatar, Kuwait, Yordania, mendesak warganya memboikot produk Prancis.

Bahkan, warga Arab Saudi turut meramaikan media sosial (medsos) untuk tidak membeli produk Prancis, termasuk berbelanja di jaringan retail. Begitu pula Turki yang mengecam keras dan menyerukan pula boikot.

Sikap tegas juga ditunjukkan Indonesia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta Olivier Chambard. Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron di beberapa kesempatan, termasuk saat upacara pemakaman guru sejarah yang dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya saat memberikan materi kebebasan berekspresi.

Baca Juga:  Sinopharm Klaim Vaksin Covid-19 Produksinya Aman untuk Anak dan Remaja

"Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis hari ini. Dalam pertemuan tersebut kemlu telah menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam," ujar Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, Selasa (27/10/2020).

Ribuan orang dari berbagai elemen di Indonesia juga mengecam Macron. Mereka menggelar aksi di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta.

Sumber: Antara/News/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari