Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tren Wisata dari Kampung Patin

(RIAUPOS.CO) – Kampung Patin kini tak hanya dikenal sebagai penghasil patin. Kreativitas  anak-anak muda di sekitar PLTA Koto Panjang ini menjadikan Kampung Patin lebih dari sekadar penghasil ikan. Bahkan, geliat pariwisata di sini mulai bisa menandingi pamor penghasilan patin.

Petang itu, Sabtu (28/5), Rizki Hidayat sedang menunggu kedatangan sebuah keluarga yang akan ikut tur bersamanya. Dia menunggu di gerbang Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar. Paket tur yang diikuti adalah perjalanan kemping ke Puti Island di Desa Pulau Godang, Kecamatan XIII Koto Kampar. Kedua desa memang berdekatan, dan merupakan pemekaran. Kedua desa, baik Koto Masjid maupun Pulau Godang merupakan desa pindahan, yang awalnya berada di kawasan PLTA Koto Panjang. Desa asli mereka telah tenggelam. Berganti keindahan baru yang menjadi kawasan wisata yang banyak diminati masyarakat Riau. Petang itu, sebuah keluarga akan menginap di salah satu pulau wisata di tengah danau PLTA.

“Masih menunggu. Mungkin karena hujan agak terlambat,” ujar penggiat pariwisata Kampung Patin, Rizki Hidayat.

Paket tur Puti Island sudah dua tahun ini banyak peminat. Apalagi Puti Island, yang berada di antara Danau PLTA Koto Panjang, bisa dikatakan sudah memiliki fasilitas yang lengkap untuk sebuah objek wisata. Selain sudah memiliki camping ground, juga ada flying fox, area wisata memancing, bahkan juga kolam renang. Ada juga cottage atau wisma jika wisatawan kurang nyaman berkemah.

Baca Juga:  Pakai Masker Jangan karena Takut Denda

Paket wisata yang ditawarkan biasanya dua hari satu malam. Titik kumpul kerap kali berada di gerbang Kampung Patin di sebuah warung pada Sabtu petang. Lalu pemandu membawa tamu ke tepian danau PLTA menggunakan mobil, dan membawa mereka ke Puti Island menggunakan perahu jelang malam. Tamu akan menginap di Puti Island, bisa berkemah atau di cottage, sesuai permintaan. Pemandu menyiapkan tenda dan perlengkapan juga. Tamu kembali ke titik kumpul Ahad siang atau petang. Selama di Puti Island, tamu bisa berenang di kolam renang, memancing, menikmati taman bunga, bermain flyng fox, dan lainnya. Bahkan bisa juga berenang di danau pada spot tertentu.

Menurut Rizki, pihaknya terkoneksi dengan beberapa komunitas lainnya. Makanya, paket wisata yang ditawarkan di Kampung Patin, bisa juga untuk beberapa kawasan lainnya di sekitar PLTA Koto Panjang. Apalagi areal masing-masing berdekatan. Mereka juga sudah tersertifikasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tak hanya paket wisata kemping dan flyng fox, paket wisata dengan risiko tinggi seperti arung jeram pun ada. Paket kemping di Puncak Kompe, misalnya, bisa dilanjutkan arung jeram di Sungai Kopu di Desa Tanjung. Paket wisata ini bahkan sudah mendapatkan Anugerah Pariwisata Award (API) 2021 lalu.

Baca Juga:  Bupati Ajak Mitra Diskusi di Lokasi Andalan

Beberapa tempat wisata terus berkembang, selain juga ada yang malah mandeg kendati sudah dipersiapkan dengan baik. Misalnya Air Terjun Sungai Gagak yang kurang berkembang belakangan karena ada pembukaan kebun sawit baru di hulu sungai yang mengakibatkan air menjadi keruh. Beberapa faktor lainnya juga menjadi penyebab sektor wisata di kawasan PLTA kurang maksimal. Pandemi Covid-19 diakuinya sempat memukul industri pariwisata, termasuk di Kampung Patin dan kawasan PLTA pada umumnya.

“Tapi sejak awal 2022 sudah bangkit kembali,” ujarnya.(muh)

 

(RIAUPOS.CO) – Kampung Patin kini tak hanya dikenal sebagai penghasil patin. Kreativitas  anak-anak muda di sekitar PLTA Koto Panjang ini menjadikan Kampung Patin lebih dari sekadar penghasil ikan. Bahkan, geliat pariwisata di sini mulai bisa menandingi pamor penghasilan patin.

Petang itu, Sabtu (28/5), Rizki Hidayat sedang menunggu kedatangan sebuah keluarga yang akan ikut tur bersamanya. Dia menunggu di gerbang Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar. Paket tur yang diikuti adalah perjalanan kemping ke Puti Island di Desa Pulau Godang, Kecamatan XIII Koto Kampar. Kedua desa memang berdekatan, dan merupakan pemekaran. Kedua desa, baik Koto Masjid maupun Pulau Godang merupakan desa pindahan, yang awalnya berada di kawasan PLTA Koto Panjang. Desa asli mereka telah tenggelam. Berganti keindahan baru yang menjadi kawasan wisata yang banyak diminati masyarakat Riau. Petang itu, sebuah keluarga akan menginap di salah satu pulau wisata di tengah danau PLTA.

- Advertisement -

“Masih menunggu. Mungkin karena hujan agak terlambat,” ujar penggiat pariwisata Kampung Patin, Rizki Hidayat.

Paket tur Puti Island sudah dua tahun ini banyak peminat. Apalagi Puti Island, yang berada di antara Danau PLTA Koto Panjang, bisa dikatakan sudah memiliki fasilitas yang lengkap untuk sebuah objek wisata. Selain sudah memiliki camping ground, juga ada flying fox, area wisata memancing, bahkan juga kolam renang. Ada juga cottage atau wisma jika wisatawan kurang nyaman berkemah.

- Advertisement -
Baca Juga:  Mendes PDTT Ultimatum Kepala Daerah yang Belum Salurkan BLT DD

Paket wisata yang ditawarkan biasanya dua hari satu malam. Titik kumpul kerap kali berada di gerbang Kampung Patin di sebuah warung pada Sabtu petang. Lalu pemandu membawa tamu ke tepian danau PLTA menggunakan mobil, dan membawa mereka ke Puti Island menggunakan perahu jelang malam. Tamu akan menginap di Puti Island, bisa berkemah atau di cottage, sesuai permintaan. Pemandu menyiapkan tenda dan perlengkapan juga. Tamu kembali ke titik kumpul Ahad siang atau petang. Selama di Puti Island, tamu bisa berenang di kolam renang, memancing, menikmati taman bunga, bermain flyng fox, dan lainnya. Bahkan bisa juga berenang di danau pada spot tertentu.

Menurut Rizki, pihaknya terkoneksi dengan beberapa komunitas lainnya. Makanya, paket wisata yang ditawarkan di Kampung Patin, bisa juga untuk beberapa kawasan lainnya di sekitar PLTA Koto Panjang. Apalagi areal masing-masing berdekatan. Mereka juga sudah tersertifikasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tak hanya paket wisata kemping dan flyng fox, paket wisata dengan risiko tinggi seperti arung jeram pun ada. Paket kemping di Puncak Kompe, misalnya, bisa dilanjutkan arung jeram di Sungai Kopu di Desa Tanjung. Paket wisata ini bahkan sudah mendapatkan Anugerah Pariwisata Award (API) 2021 lalu.

Baca Juga:  Indonesia Berpeluang jadi Pemain Aspal Global

Beberapa tempat wisata terus berkembang, selain juga ada yang malah mandeg kendati sudah dipersiapkan dengan baik. Misalnya Air Terjun Sungai Gagak yang kurang berkembang belakangan karena ada pembukaan kebun sawit baru di hulu sungai yang mengakibatkan air menjadi keruh. Beberapa faktor lainnya juga menjadi penyebab sektor wisata di kawasan PLTA kurang maksimal. Pandemi Covid-19 diakuinya sempat memukul industri pariwisata, termasuk di Kampung Patin dan kawasan PLTA pada umumnya.

“Tapi sejak awal 2022 sudah bangkit kembali,” ujarnya.(muh)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari