JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan tetap ada dalam sistem pendidikan Indonesia. Apalagi mengingat bahwa teknologi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek, Hasan Chabibie mengatakan bahwa proses PJJ yang makin marak akibat Covid-19 itu menjadi sebuah budaya baru dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, skema ini akan tetap ada dalam sistem pendidikan.
“Ke depan pendekatannya yang ideal adalah hybrid learning, ini adalah proses belajar mengajar yang mengombinasikan tatap muka dan pemanfaatan teknologi secara maksimal,” jelas dia dalam acara daring dikutip, Ahad (28/11).
Menurutnya, budaya baru yang terbentuk selama proses PJJ kemarin dengan menggunakan perantara teknologi itu bisa dikombinasikan dengan proses belajar tatap muka. Sebab, kedua metode tersebut dinilai akan saling melengkapi.
“Karena masing-masing memiliki kelebihan, tatap muka memiliki kelebihan dalam proses misalnya pembentukan karakter, bagaimana kita menumbuhkan sifat afektif atau psikomotorik peserta didik,” ujarnya.
“Tapi digital juga memudahkan kita melakukan komunikasi jarak jauh, atau mempersiapkan belajar digital yang lebih variatif, itu bisa kita lakukan dengan teknologi,” sambung Hasan.
Meskipun begitu, ia menyadari bahwa dengan segala keterbatasan, pelaksanaan PJJ masih belum optimal. Namun seiring berjalannya waktu, ia meyakini hal tersebut akan teratasi.
“Nah, kombinasi atau hybrid learning itu kami yakin akan bisa semakin meningkatkan kualitas belajar mengajar di kita,” pungkas dia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman