Jumat, 20 September 2024

Terungkap, Orang Indonesia Kurang Peduli dengan Pemeriksaan Penyakit Jantung

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito Anggarino Damay, Sp. JP., M. Kes., FIHA., FICA., FAsCC mengatakan penyakit jantung koroner tidak datang secara tiba-tiba. Biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda tetapi selalu diabaikan oleh penderitanya.

“Sering kali di Indonesia ini kurang aware akan pemeriksaan penyakit jantung, kayak mobil lah kalau udah mogok baru dibawa ke bengkel. Kadang-kadang udah ada kerusakan dari awal, bensinnya tinggal dikit, kampas remnya udah mau abis,” ujar dr. Vito dalam webinar “Menyambut Hari Jantung Sedunia 2021” pada Senin (27/9).

“Pas tiba-tiba mogok baru bilang lah kok bisa. Kayak kok tiba-tiba punya penyakit jantung, padahal sebelumnya enggak ada apa-apa, bukan enggak ada apa-apa ya tapi tidak disadari karena kurangnya awareness,” lanjutnya.

Baca Juga:  Ferdy Sambo Terlihat Berlari ke Rumah Dinas, Istri Keluar Menangis

Pemeriksaan jantung harus rutin dilakukan oleh masyarakat, baik pada orang yang memiliki keluhan ataupun yang merasa sehat. Saat seseorang merasa sehat – meski sebenarnya memiliki penyakit jantung, gangguan jantung ini bisa terjadi saat berolahraga dan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

- Advertisement -

“Saat mereka semangat olahraga, pede nggak sakit jantung, terus di tengah berolahraga mengalami serangan jantung atau gangguan jantung. Ini sering terjadi kan pada beberapa atlet,” kata dr. Vito. “Jadi sekali lagi olahraga tetap bermanfaat buat jantung tapi tetap kitanya sendiri yang harus aware apakah ada gangguan, dan yang terpenting terus cek apakah jantung kita dalam performa yang baik untuk bisa berolahraga dan aktivitas fisik,” imbuh dr. Vito.

Baca Juga:  Nyanyikan Indonesia Raya sebelum Salat Tarawih, Uu: Itu Kurang Pas

Lebih lanjut dr. Vito mengungkapkan jika masyarakat cenderung enggan memeriksakan masalah kesehatan lantaran takut didiagnosis memiliki penyakit tertentu. Akhirnya, mereka memilih untuk tidak tahu tentang penyakitnya dan merasa baik-baik saja.

- Advertisement -

“Padahal kalau diperiksakan dan tahu ada sakitnya kayak gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi lebih lanjut. Kalau nggak tahu, ada penyakit jantung bukan berarti penyakitnya akan hilang,” ujarnya. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito Anggarino Damay, Sp. JP., M. Kes., FIHA., FICA., FAsCC mengatakan penyakit jantung koroner tidak datang secara tiba-tiba. Biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda tetapi selalu diabaikan oleh penderitanya.

“Sering kali di Indonesia ini kurang aware akan pemeriksaan penyakit jantung, kayak mobil lah kalau udah mogok baru dibawa ke bengkel. Kadang-kadang udah ada kerusakan dari awal, bensinnya tinggal dikit, kampas remnya udah mau abis,” ujar dr. Vito dalam webinar “Menyambut Hari Jantung Sedunia 2021” pada Senin (27/9).

“Pas tiba-tiba mogok baru bilang lah kok bisa. Kayak kok tiba-tiba punya penyakit jantung, padahal sebelumnya enggak ada apa-apa, bukan enggak ada apa-apa ya tapi tidak disadari karena kurangnya awareness,” lanjutnya.

Baca Juga:  Nyanyikan Indonesia Raya sebelum Salat Tarawih, Uu: Itu Kurang Pas

Pemeriksaan jantung harus rutin dilakukan oleh masyarakat, baik pada orang yang memiliki keluhan ataupun yang merasa sehat. Saat seseorang merasa sehat – meski sebenarnya memiliki penyakit jantung, gangguan jantung ini bisa terjadi saat berolahraga dan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

“Saat mereka semangat olahraga, pede nggak sakit jantung, terus di tengah berolahraga mengalami serangan jantung atau gangguan jantung. Ini sering terjadi kan pada beberapa atlet,” kata dr. Vito. “Jadi sekali lagi olahraga tetap bermanfaat buat jantung tapi tetap kitanya sendiri yang harus aware apakah ada gangguan, dan yang terpenting terus cek apakah jantung kita dalam performa yang baik untuk bisa berolahraga dan aktivitas fisik,” imbuh dr. Vito.

Baca Juga:  Gerakan Lokal

Lebih lanjut dr. Vito mengungkapkan jika masyarakat cenderung enggan memeriksakan masalah kesehatan lantaran takut didiagnosis memiliki penyakit tertentu. Akhirnya, mereka memilih untuk tidak tahu tentang penyakitnya dan merasa baik-baik saja.

“Padahal kalau diperiksakan dan tahu ada sakitnya kayak gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi lebih lanjut. Kalau nggak tahu, ada penyakit jantung bukan berarti penyakitnya akan hilang,” ujarnya. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari