SIAK (RIAUPOS.CO) – Inovasi holistik Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) 2021, diluncurkan di Kabupaten Siak, sebagai upaya pencegahan. Program yang sudah ada sejak 2021, melibatkan 17 desa di Siak dan Pelalawan.
Peluncuran bersama RAPP secara virtual dilakukan dari Siak Live Room Lt 2 Kantor Bupati Siak pada Selasa (27/7) pagi. Dalam momen itu, Bupati Alfedri dan Kapolres AKBP Gunar Rahadiyanto melakukan penandatanganan kerja sama atau memorandum of understunding bersama Direktur PT RAPP, Mulia Nauli.
Program Desa Bebas Api ini diinisiasi oleh Grup APRIL di bawah naungan Grup Royal Golden Eagle (RGE). Desa bebas api merupakan program holistik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dan terdiri dari sejumlah program. Program ini telah berhasil menurunkan tingkat kebakaran dari 4.279 hektare pada 2013 menjadi 22 hektare pada 2020 di desa yang mengikuti program tersebut.
Bupati Siak H Alfredri sangat bangga Kabupaten Siak mendapat perhatian dan berlanjutnya program itu. Sebab program ini melibatkan kampung-kampung di Kabupaten Siak. Menurutnya peran sektor swasta sangat penting dan menjadi inovasi strategis dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Siak.
Bupati Alfredri mengakui daerah Siak memang rawan terjadi karhutla, karena lebih dari 50 persen wilayahnya terdiri dari gambut, di mana 20 persen di antaranya gambut dalam. Hal inilah yang memicu kebakaran jika terjadi musim kemarau. "Harapannya Kampung-kampung di Siak ini bisa memperoleh penghargaan atau reward, namun yang paling penting adalah program penyelamatan lingkungan dan kesadaran semua agar terhindar dari karhutla," ungkapnya.
Sementara Direktur PT RAPP Mulia Nauli memaparkan sejak 2014 hingga saat ini, mereka telah bermitra dengan 39 desa di lima kabupatendi Provinsi Riau. Lima kabupaten itu, mencakup total wilayah sekitar 803.684 hektare. Di Kabupaten Siak, Kampung Teluk Lanus dan Kampung Dayun sebagai peserta Program Desa Bebas Api. "Kampung Dayun telah termasuk kampung yang berhasil menjaga kawasan dari kebakaran, sehingga termasuk dalam Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community," ungkap Mulia Nauli.
Dikatakannya, pihaknya memiliki lima strategi untuk Program Desa Bebas Api. Pertama, turut melibatkan pemerintah desa dan masyarakat melalui crew leader, sebagai perpanjangan tangan program ini untuk pencegahan kebakaran di kampung-kampung.(mng)