Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Cari Solusi Kelangkaan Daging

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – UNTUK mengantisipasi dan mencari solusi kelangkaan daging sapi di Pekanbaru, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau bersama Dinas Peternakan Kota Pekanbaru akan mengumpulkan para distributor sapi yang ada di Pekanbaru, Senin (28/3) pagi.

Kepala Dinas PKH Riau Herman mengatakan, pada pertemuan dengan para distributor sapi tersebut, akan dibahas apa yang menjadi kendala sehingga di Pekanbaru kehabisan stok sapi.

Termasuk mencari solusinya agar kelangkaan dapat diatasi.

"Semua distributor akan dikumpulkan. Akan dibahas solusi bersama agar stok sapi kembali normal," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pada pertemuan tersebut juga akan dicari tahu dari mana saja asal daerah sapi yang dikirimkan ke Pekanbaru selama ini. Karena banyak alternatif dari daerah lain, selain dari Lampung.

"Potensi sapi selain dari Lampung kan ada, seperti dari Sumatera Barat. Jadi kalau Lampung tidak mengirim, bisa diambil dari daerah lain," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak ada melarang sapi dari luar provinsi untuk masuk ke Riau. Yang pihaknya lakukan yakni hanya menambahkan syarat hewan ternak yang mau masuk ke Riau, harus dilengkapi dengan dokumen kesehatan hewan.

"Kami tidak ada melarang sapi dari luar provinsi masuk. Hanya saja ternak yang akan masuk ke Riau saat ini harus dilengkapi dokumen kesehatan untuk mengantisipasi sapi yang masuk tidak sehat. Karena di Riau saat ini sudah ditemukan penyakit LSD," jelasnya.

Dijanjikan Segera Normal

Meski saat ini pasokan kosong dari Lampung sebagai pemasok utama, pasokan dijanjikan akan segera normal. Demikian disampaikan Kepala Distankan Kota Pekanbaru drh Firdaus saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (27/3). Sejauh ini,kata dia, memang pasokan sapi dari Lampung masih belum masuk.

Baca Juga:  Manfaatkan GOR Tingkatkan Kemampuan

"Belum ada yang masuk. Besok pagi (hari ini, red) kami rapat dengan kadis provinsi, " katanya.

Informasi terakhir yang diterimanya dari Pemprov Riau, sambung Firdaus, Lampung sudah menyanggupi untuk mengirimkan kembali sapi ke Riau termasuk di dalamnya Pekanbaru.

"Informasi dari kadis provinsi dari Lampung sudah oke mengirim. Tapi ada yang masuk, " imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, penyakit  lumpy skin disease (LSD) pada sapi yang kini mewabah di Riau berdampak pada pasokan daging sapi ke masyarakat. Lampung menyetop pengiriman sapi ke Riau. Dampaknya, kini tak ada sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH).

LSD adalah penyakit kulit berbenjol pada sapi. Penyakit ini setidaknya sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau. Adanya wabah LSD di Riau dapat dilihat dari Surat Edaran Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang ditujukan pada Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian di Seluruh Indonesia. Surat ini bernomor NOMOR 5076/KR. 120/k/02/202.2 tertanggal 18 Februari 2022 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian Lumpy Skin Disease (LSD).

Bahwa, dari hasil surveilans Balai Veteriner Bukitinggi tanggal 15 Februari 2022 dan Rapat Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 16 Februari 2022, ada kejadian penyakit LSD di Riau (Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan) yang berdasarkan hasil investigasi dengan mempertimbangkan tanda klinis, kajian epidemiologis serta pengujian laboratorium terkonfirmasi positif.

Baca Juga:  Truk Hantam Bus PMH, Dua Penumpang Tewas di Tempat

Masyarakat Keluhkan Kelangkaan Daging

Setelah minyak goreng, kini keberadaan daging sapi juga sulit dicari dan harganya melambung tinggi. Bahkan, pedagang sapi di Pekanbaru melakukan aksi mogok  jualan.

Seperti yang disampaikan salah satu pedagang daging sapi di Pasar Selasa Pekanbaru, Andika. Ia mengungkapkan saat ini harga mengalami kenaikan dari yang biasanya hanya Rp130 ribu per kg, kini menjadi Rp160 ribu per kilogram.

"Kami juga berharap harga daging itu bisa stabil. Sekarang ini kosong sementara, udah sejak dua hari yang lalu," katanya, Ahad (27/3).

Pedagang daging sapi lainnya, Sumardion menuturan, kelangkaan daging sapi ini terjadi karena pembatasan pengiriman pasokan sapi ke Kota Pekanbaru yang berasal dari Lampung.

"Daging yang mau dipotong itu tidak ada, kalau ada bisa potong untuk masyarkat. Dari Lampung tidak masuk sapi, alasannya nggak tahu, tapi kata orang sini sapi ada yang sakit," jelasnya.

Sementara itu, warga lainnya Sunarti juga mengeluhkan kelangkaan daging sapi. Menurutnya, masyarakat banyak yang memerlukan daging terlebih menjelang Ramadan.

"Kami bingung juga, ke mana, dan bagaimana solusinya bagi yang ingin membeli daging sapi. Saya perlu untuk kenduri," ujarnya.

Sunarti berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah kelangkaan dan kenaikan harga daging sapi di Kota Pekanbaru.(sol/ali/anf/ted)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – UNTUK mengantisipasi dan mencari solusi kelangkaan daging sapi di Pekanbaru, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau bersama Dinas Peternakan Kota Pekanbaru akan mengumpulkan para distributor sapi yang ada di Pekanbaru, Senin (28/3) pagi.

Kepala Dinas PKH Riau Herman mengatakan, pada pertemuan dengan para distributor sapi tersebut, akan dibahas apa yang menjadi kendala sehingga di Pekanbaru kehabisan stok sapi.

- Advertisement -

Termasuk mencari solusinya agar kelangkaan dapat diatasi.

"Semua distributor akan dikumpulkan. Akan dibahas solusi bersama agar stok sapi kembali normal," katanya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakannya, pada pertemuan tersebut juga akan dicari tahu dari mana saja asal daerah sapi yang dikirimkan ke Pekanbaru selama ini. Karena banyak alternatif dari daerah lain, selain dari Lampung.

"Potensi sapi selain dari Lampung kan ada, seperti dari Sumatera Barat. Jadi kalau Lampung tidak mengirim, bisa diambil dari daerah lain," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak ada melarang sapi dari luar provinsi untuk masuk ke Riau. Yang pihaknya lakukan yakni hanya menambahkan syarat hewan ternak yang mau masuk ke Riau, harus dilengkapi dengan dokumen kesehatan hewan.

"Kami tidak ada melarang sapi dari luar provinsi masuk. Hanya saja ternak yang akan masuk ke Riau saat ini harus dilengkapi dokumen kesehatan untuk mengantisipasi sapi yang masuk tidak sehat. Karena di Riau saat ini sudah ditemukan penyakit LSD," jelasnya.

Dijanjikan Segera Normal

Meski saat ini pasokan kosong dari Lampung sebagai pemasok utama, pasokan dijanjikan akan segera normal. Demikian disampaikan Kepala Distankan Kota Pekanbaru drh Firdaus saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (27/3). Sejauh ini,kata dia, memang pasokan sapi dari Lampung masih belum masuk.

Baca Juga:  Pemilu Jujur Jadi Pembenaran Militer Myanmar Lakukan Kudeta

"Belum ada yang masuk. Besok pagi (hari ini, red) kami rapat dengan kadis provinsi, " katanya.

Informasi terakhir yang diterimanya dari Pemprov Riau, sambung Firdaus, Lampung sudah menyanggupi untuk mengirimkan kembali sapi ke Riau termasuk di dalamnya Pekanbaru.

"Informasi dari kadis provinsi dari Lampung sudah oke mengirim. Tapi ada yang masuk, " imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, penyakit  lumpy skin disease (LSD) pada sapi yang kini mewabah di Riau berdampak pada pasokan daging sapi ke masyarakat. Lampung menyetop pengiriman sapi ke Riau. Dampaknya, kini tak ada sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH).

LSD adalah penyakit kulit berbenjol pada sapi. Penyakit ini setidaknya sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau. Adanya wabah LSD di Riau dapat dilihat dari Surat Edaran Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang ditujukan pada Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian di Seluruh Indonesia. Surat ini bernomor NOMOR 5076/KR. 120/k/02/202.2 tertanggal 18 Februari 2022 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian Lumpy Skin Disease (LSD).

Bahwa, dari hasil surveilans Balai Veteriner Bukitinggi tanggal 15 Februari 2022 dan Rapat Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 16 Februari 2022, ada kejadian penyakit LSD di Riau (Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan) yang berdasarkan hasil investigasi dengan mempertimbangkan tanda klinis, kajian epidemiologis serta pengujian laboratorium terkonfirmasi positif.

Baca Juga:  Pahami Tips Berkendara Mobil saat Hujan

Masyarakat Keluhkan Kelangkaan Daging

Setelah minyak goreng, kini keberadaan daging sapi juga sulit dicari dan harganya melambung tinggi. Bahkan, pedagang sapi di Pekanbaru melakukan aksi mogok  jualan.

Seperti yang disampaikan salah satu pedagang daging sapi di Pasar Selasa Pekanbaru, Andika. Ia mengungkapkan saat ini harga mengalami kenaikan dari yang biasanya hanya Rp130 ribu per kg, kini menjadi Rp160 ribu per kilogram.

"Kami juga berharap harga daging itu bisa stabil. Sekarang ini kosong sementara, udah sejak dua hari yang lalu," katanya, Ahad (27/3).

Pedagang daging sapi lainnya, Sumardion menuturan, kelangkaan daging sapi ini terjadi karena pembatasan pengiriman pasokan sapi ke Kota Pekanbaru yang berasal dari Lampung.

"Daging yang mau dipotong itu tidak ada, kalau ada bisa potong untuk masyarkat. Dari Lampung tidak masuk sapi, alasannya nggak tahu, tapi kata orang sini sapi ada yang sakit," jelasnya.

Sementara itu, warga lainnya Sunarti juga mengeluhkan kelangkaan daging sapi. Menurutnya, masyarakat banyak yang memerlukan daging terlebih menjelang Ramadan.

"Kami bingung juga, ke mana, dan bagaimana solusinya bagi yang ingin membeli daging sapi. Saya perlu untuk kenduri," ujarnya.

Sunarti berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah kelangkaan dan kenaikan harga daging sapi di Kota Pekanbaru.(sol/ali/anf/ted)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari