PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tiga bulan lalu, atau tepatnya pada 25 September 2020, telah banyak terjadi kecelakaan di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai (Permai). Hingga Sabtu (26/12), tercatat sudah terjadi 37 kali kecelakaan lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut.
Dari 37 kasus tersebut, faktor human error (kelalaian manusia) mendominasi. ‘’Kami menyimpulkan, seluruh peristiwa kecelakaan lalu lintas itu terjadi disebabkan faktor human error,’’ ujar Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto SIK.
Untuk itu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau meminta agar para pengendara memperhatikan segala aspek keselamatan sebelum menjajal tol sepanjang 131.48 kilometer (km) tersebut.
Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Pringadi melalui Kepala Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) AKBP Irmadison mengimbau pengendara untuk selalu waspada, serta memperhatikan segala aspek saat berkendara di tol.
“Makanya kita imbau untuk selalu berhati-hati dalam berkendara, memperhatikan kecepatan, kelengkapan dan rambu-rambu lalu lintas. Hal ini sangat penting untuk keselamatan kita bersama,” kata AKBP Irmadison, kepada Riau Pos.
Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan sebelum melaju di tol yaitu kondisi ban, memastikan kodisi kendaraan layak, dan aspek-aspek pendukung lainnya. “Kalau ban sudah tipis itu berbahaya,” ujarnya.
Di samping itu, Irmadison mengingatkan kepada pengendara agar selalu memperhatikan kecepatan dan istirahat apabila mengantuk. “Kalau letih istirahat di rest area. Pasalnya kalau mengemudi dalam kondisi mengantuk itu sangat berbahaya. Kadang sekali menoleh ke belakang saja sudah puluhan meter ke depan. Kecepatan juga diperhatikan agar selamat dalam berkendara,” ungkapnya.
Selain faktor human error, Irmadison juga menyebut bahwa faktor lain yang disebabkan adalah ban pecah saat berkendara. “Jadi kalau ban tipis mesti waspada. Pastikan sebelum berkendara semuanya akan agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan saat berkendara di jalanan,” tuturnya.
Melihat tingginya angka kecelakaan di ruas Tol Pekanbaru-Dumai ini, maka Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPJT) PT Hutama Karya (HK) sebagai operator jalan bebas hambatan pertama di Riau juga terus berupaya menekan angka kecelakaan.
Salah satu yang dilakukan oleh BUMN tersebut adalah dengan memasang speed mark (speed trapped ) sebanyak 10 titik di dua lokasi berbeda yakni lima titik di Kecamatan Pinggir dan lima di Kandis Selatan.
“Kami terus coba, evaluasi menekan angka kecelakaan. Salah satu upaya kami memasang shock mark ada 10 titik,” kata Kepala Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol Permai Muhammad Fitriandri, Sabtu (26/12).
Pemasangan shock mark hanya fokus di dua area tersebut karena rawan terjadi kecelakaan, baik dari arah Dumai hingga Pekanbaru mau pun sebaliknya. Selain itu, HK juga akan segera memasang lampu peringatan di sejumlah titik di sepanjang Tol Permai.
Diharapkan dengan dipasangnya shock mark dan lampu peringatan ini dapat meminimalisir insiden, selain karena kesadaran pengemudi dalam mematuhi batas kecepatan dan rambu jalan. “Kalau tertabrak lampu peringatan tersebut, pengemudi kurang fit atau mengantuk untuk bisa pulih kembali kondisinya,” kata Andri.
Selain itu, beberapa kegiatan yang bersifat menyadarkan pengemudi dan menekan angka kecelakaan, PT HK juga telah melakukan operasi micro sleep (mengantuk) dan kegiatan simpatik. Kegiatan simpatik pertama digelar awal pekan lalu. Yang kedua diperpanjang pada malam tahun baru.
Kegiatan ini dipusatkan di pintu masuk dan keluar tol dengan cara memberikan peringatan bahaya kecelakaan akibat kondisi fisik. Kemudian diberikan layanan gratis untuk pengecekan kendaraan terutama mesin dan rem.
Sedangkan saat operasi sleepy, setiap pengemudi yang merasa lelah diminta istirahat di area yang telah ditentukan, kemudian diberikan minuman dan makanan termasuk pemeriksaan kesehatan yang juga gratis. “Tujuannya bagaimana kondisi fisik pengendara akan kembali fit,” ujarnya.
Seperti diketahui dalam beberapa hari terakhir, rentetan kecelakaan terjadi di Tol Permai. Dari empat kasus kecelakaan dua di antaranya menyebabkan korban jiwa. Dari empat kasus kecelakaan, pada Ahad (20/12) mobil minibus menabrak bagian belakang truk dan mengakibatkan dua orang tewas dan enam lainnya luka-luka.
Rabu (23/12), dump truck menabrak belakang truk lainnya yang mengakibatkan kaki pengemudi dump truck terjepit dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Selanjutnya, Kamis (24/12), kecelakaan kembali terjadi dan kali ini akibat ban pecah. Pengemudi mini bus kecelakaan tunggal tersebut ditemukan tewas. Dia merupakan seorang dokter muda.
Terakhir, kecelakaan menabrak bagian belakang truk oleh dump truck. Pengemudi selamat namun mengalami trauma.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Riau merilis bahwa sejak tol tersebut diresmikan hingga penghujung tahun 2020, sudah terjadi 35 kali kecelakaan. Dua hari belakangan ini, bertambah 2 lagi kecelakaan yang salah satunya menewaskan dokter muda.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto SIK, Selasa (22/12), menjelaskan, selama itu ada lima orang meninggal dunia. Sedangkan, untuk korban yang mengalami luka berat, terdapat lima orang korban. Kemudian, untuk luka-luka ringan sebanyak 13 orang.
Rinciannya, di Oktober lalu terjadi sebanyak 11 kecelakaan. Dua meninggal dunia dan dua luka berat dan tiga orang mengalami luka-luka ringan. Selanjutnya, di November, terjadi sebanyak 14 kecelakaan. Akibatnya, satu orang mengalami luka berat.
Di Desember ini, Polda Riau mencatat ada tiga orang meninggal dunia. Kemudian, dua orang mengalami luka berat dan 10 orang luka-luka ringan.
Pihaknya mencatat total sejak difungsikan, ada lima warga meninggal dunia. Guna meminimalisir lakalantas tersebut, Sunarto mengimbau, bagi pengguna jalan tol, agar dapat mematuhi aturan penggunaan jalan tol dan memperhatikan rambu lalu lintas tersebut.
‘’Untuk pencegahan, baiknya penggunaan jalan tol mengedepankan kesadaran dan patuh aturan kecepatan di jalan tol,’’ tutur Sunarto.(p)