JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto secara langsung memeriksa kesiapan prajurit Batalyon Infanteri Raider 142/Ksatria Jaya Jumat siang (26/7). Itu dilakukan lantaran 400 personel yang bertugas di Batalyon tersebut bakal dikirim ke daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste akhir bulan ini.
Menurut Hadi, selama berada di daerah perbatasan, ratusan prajurit itu akan bertugas sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan atau satgas pamtas. Tugas pokok mereka memastikan daerah perbatasan aman. Bebas dari aksi pelanggaran hukum seperti penyeludupan dan pemindahan patok batas wilayah dari posisi awal.
Dalam apel yang dilaksanakan di Markas Batalyon Infanteri Raider 142/Ksatria Jaya kemarin, Hadi menjelaskan, bahwa setiap prajurit yang dirikim ke daerah perbatasan wajib mengenal tempat penugasan. Dari kondisi sosial masyarakat, demografi, titik rawan, sampai potensi ancaman di tempat mereka bekerja.
"Saya sudah mendapat laporan bahwa para prajurit yang telah melaksanakan latihan pra tugas dan diberikan gambaran-gambaran terkait wilayah," ujarnya. Selain itu, Hadi juga menyebutkan, setiap prajurit yang dikirim ke daerah yang berbatasan dengan Timor Leste sudah dibekali kemampuan khusus. Baik taktis maupun teknis.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) itu pun mengingatkan, bertugas di daerah perbatasan bukan perkara mudah. Perlu kewaspadaan tinggi agar tugas tersebut bisa dilaksanakan sesuai rencana.
Untuk itu, Hadi meminta seluruh anak buahnya yang dikirim ke daerah perbatasan untuk tidak lengah terhadap segala ancaman yang ada.
"Kalian tidak boleh tugas di sana hanya sekedar rutinitas atau liner saja. Berangkat penugasan 400 personel dan harus kembali penugasan 400 personel. Jangan sampai ada satu pun prajurit yang tidak kembali dari penugasan. Tetap siaga dan jangan lengah," ungkap dia.(syn/jpg)
Editor: Eko Faizin
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto secara langsung memeriksa kesiapan prajurit Batalyon Infanteri Raider 142/Ksatria Jaya Jumat siang (26/7). Itu dilakukan lantaran 400 personel yang bertugas di Batalyon tersebut bakal dikirim ke daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste akhir bulan ini.
Menurut Hadi, selama berada di daerah perbatasan, ratusan prajurit itu akan bertugas sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan atau satgas pamtas. Tugas pokok mereka memastikan daerah perbatasan aman. Bebas dari aksi pelanggaran hukum seperti penyeludupan dan pemindahan patok batas wilayah dari posisi awal.
- Advertisement -
Dalam apel yang dilaksanakan di Markas Batalyon Infanteri Raider 142/Ksatria Jaya kemarin, Hadi menjelaskan, bahwa setiap prajurit yang dirikim ke daerah perbatasan wajib mengenal tempat penugasan. Dari kondisi sosial masyarakat, demografi, titik rawan, sampai potensi ancaman di tempat mereka bekerja.
"Saya sudah mendapat laporan bahwa para prajurit yang telah melaksanakan latihan pra tugas dan diberikan gambaran-gambaran terkait wilayah," ujarnya. Selain itu, Hadi juga menyebutkan, setiap prajurit yang dikirim ke daerah yang berbatasan dengan Timor Leste sudah dibekali kemampuan khusus. Baik taktis maupun teknis.
- Advertisement -
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) itu pun mengingatkan, bertugas di daerah perbatasan bukan perkara mudah. Perlu kewaspadaan tinggi agar tugas tersebut bisa dilaksanakan sesuai rencana.
Untuk itu, Hadi meminta seluruh anak buahnya yang dikirim ke daerah perbatasan untuk tidak lengah terhadap segala ancaman yang ada.
"Kalian tidak boleh tugas di sana hanya sekedar rutinitas atau liner saja. Berangkat penugasan 400 personel dan harus kembali penugasan 400 personel. Jangan sampai ada satu pun prajurit yang tidak kembali dari penugasan. Tetap siaga dan jangan lengah," ungkap dia.(syn/jpg)
Editor: Eko Faizin