JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak Duta Besar Guatemala untuk Indonesia, HE Mr Jacobo Cuyun, meningkatkan hubungan dagang Guatemala dengan Indonesia. Tren perdagangan kedua negara tumbuh 11,86 persen selama periode 2014-2018.
Kata dia, nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2018 mencapai 50,29 juta dolar AS di mana Indonesia surplus 48,56 juta dolar AS, turun sedikit pada tahun 2019 menjadi 42,9 juta dolar AS dengan Indonesia masih surplus 40,54 juta dolat AS. Pada tahun 2020 kemarin, meningkat menjadi 65,98 juta dolar AS dengan surplus pada Indonesia mencapai 35,92 juta dolar AS.
"Sebagai sesama negara produsen dan eksportir kelapa sawit, Indonesia dan Guatemala juga dapat bergabung dalam Organisasi CPOPC (Council of Palm Oil Producing Countries), untuk bersama-sama dengan negara anggota lainnya mengembangkan sektor kelapa sawit, termasuk memerangi kampanye negatif tentang kelapa sawit," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Guatemala untuk Indonesia di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, Indonesia dan Guatemala bisa saling bersinergi membantu pemulihan ekonomi nasional kedua negara yang terdampak pandemi Covid-19. Antara lain melalui peningkatan interaksi pelaku bisnis kedua negara, untuk saling mengenal potensi dan produk unggulan.
"Salah satunya dengan memaksimalkan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama antara Kadin Indonesia dengan CACIF Guatemala (Komite Koordinasi Asosiasi Pertanian, Komersial, Industri dan Keuangan, atau Comité Coordinador de Asociaciones Agrícolas, Comerciales, Industriales y Financieras), yang ditandatangani pada Oktober 2020," jelas Bamsoet.
Bamsoet juga mengundang para pebisnis Guatemala berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia dan INA-LAC (Indonesia-Latin American and the Caribbean) Business Forum 2021 yang rencananya diselenggarakan pada Oktober 2021. Meskipun dalam masa pandemi, dua agenda tersebut tetap diselenggarakan secara virtual sebagai bagian usaha Indonesia memperluas akses perdagangan internasional, termasuk ke wilayah Amerika Latin dan Karibia.
"Kita juga mengundang siswa dari Guatemala untuk memanfaatkan program beasiswa dari Pemerintah Indonesia, yaitu Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang untuk program bergelar (S1-S3) serta program non-gelar Darmasiswa. Pada tahun 2013, terdapat satu siswa dari Guatemala yang berpartisipasi dalam program tersebut. Ke depan, jumlahnya harus meningkat, sebagai bagian peningkatan kerja sama pendidikan kedua negara," tegas Bamsoet.
Di bidang budaya, ujar dia, kedua negara memiliki peninggalan peradaban nenek moyang yang perlu dilestarikan. Seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Indonesia, serta Tikal Temple di Guatemala. Kedua negara dapat saling bersinergi mengembangkan kerja sama terkait perlindungan dan pemeliharaan atas situs bersejarah tersebut.
"Jumlah kunjungan wisatawan Guatemala ke Indonesia masih kecil, di bawah 1.000 orang/tahun, namun menunjukkan pertumbuhan selama 3 tiga tahun terakhir. Setelah berakhirnya pandemi Covid-19, Indonesia siap menyambut para turis asal Guatemala," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Rinaldi