SIAK (RIAUPOS.CO) – Almarhum Sertu Bah Yoto Eki Setiawan adalah putra Kris Handoko yang akrab disapa Marno Kumis dan istrinya Rusini. Dia adalah satu dari 53 awak kapal selam Nanggala 402 yang gugur dan menjalani tugas terakhir di perairan Bali.
Ibu dan ayahnya berpisah ketika usianya 3 tahun. Ayahnya berangkat ke Siak, Provinsi Riau, tinggal di Dusun Sri Mersing, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya.
“Saya menikah lagi dengan Kuswanti, dia bawa anak dua, dan dari pernikahan saya dengannya mendapat tiga anak,” cerita Kris Handoko.
Dijelaskan Kris Handoko, dia berkomunikasi dengan Eki ketika Eki duduk di bangku SMP, sejak itulah dia intens berkomunikasi dengan putranya itu. Dia mengunjungi putranya itu ketika SMK. Dia berkunjung bersama anggota DPRD Siak Rakip, Eki sekolah di SMK Pelayaran Yos Sudarso Cilacap.
Pada 2014, Eki magang di Batam, saat itulah dia singgah ke Siak. Selanjutnya, selesai magang dia singgah lagi ke Siak, pamit mau tes TNI AL.
“Segala izinnya dari orangtua, kami yang mempersiapkannya bersama Rakip, mantan Kades (Penghulu) Jatibaru,” jelas Kris Handoko.
Semua berjalan lancar, dia lulus tanpa ada hambatan. Dan dia dinas di Kapal Selam Nanggala 402.
“Komunikasi kami berjalan lancar. Demikian juga dengan ibu kandungnya, yang juga telah menikah lagi dan punya dua anak. Kami mendukung sepenuhnya atas apa yang diraihnya. Demikian juga ketika dia menikah pada 8 November 2020, saya hadir di Sidoarjo,” urainya.
Sebagai anak, dia cukup bijak dan mandiri, tidak hanya santun kepada orangtua tapi juga terhadap adik-adiknya dia begitu sayang. Selalu berkomunikasi dan berkabar. Bahkan sepekan sebelum berangkat dinas, dia mengirim sepatu olahraga AL untuk adiknya Thomas Probowo yang saat ini duduk di kelas XII SMAN 1 Bungaraya.
Ketika sepatu sampai, dikabarkan kapal selam pun hilang. Dan biasanya saat dinas dia pamit, namun kali ini dia tidak pamit.
“Apakah sepatu itu sebagai firasat, entahlah, saya tidak bisa menduga. Tapi yang pasti kami sangat kehilangan. Dan bagi adiknya dari lain ibu, Eki merupakan inspirasi,” ungkap Kris.
Meski abangnya sudah gugur, namun Thomas tetap dengan cita-citanya ingin menjadi personel TNI AL.
“Iya, saya benar-benar ingin menjadi seperti Bang Eki. Saya ingin mengabdi untuk negeri ini,” ucapnya.
Kris Handoko dengan berbesar hati, saat ini menunggu kabar dari kesatuan putranya. Sebagai ayah, dia siap dipanggil kapan saja.
Sesungguhnya dia sangat ingin ke Surabaya, namun terkendala biaya. Dia meminta mantan istrinya atau ibunda Eki untuk mendampingi istri Eki bernama Mita Sofia. Dia tinggal di rumah orangtuanya di Sidoarjo.
“Meski mantan istri, kami tetap komunikasi dengan baik. Terlebih dalam kondisi seperti ini. Saya memintanya untuk memberi semangat dan dukungan untuk Mita Sofia,” katanya.(mng)