Rabu, 9 April 2025
spot_img

Suami Istri Positif Corona

MATARAM (RIAUPOS.CO) — Dua warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan positif terjangkit virus corona. Meraka adalah pasangan suami istri asal Lombok Timur.

Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi menjelaskan, sepulang dari Jakarta pasien positif corona tidak langsung sakit. "Dia dalam keadaan sehat," katanya.

Sepekan sebelum dicurigai Covid-19, kedua pasien positif ini memeriksa kesehatannya di dokter, di Lombok Timur. Tapi karena tidak sembuh, baru dia periksa kesehatan lagi ke dokter yang sama. "Periksa lagi baru dicurigai Covid," katanya.

Masalahnya, 80 persen orang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala, tetapi dia menjadi kurir yang menularkan virus ke orang lain.

Karena itu, semua orang yang sudah pernah berinteraksi langsung dengan kedua orang tersebut dilacak. "Semuanya didata, merekalah nanti yang menjadi sasaran rapid test," katanya.

Baca Juga:  Berkebun Bermanfaat Bagi Kesehatan Fisik

Jumlah orang yang sudah di-tracing sebanyak 44 orang. Mereka adalah keluarga dan orang yang pernah kontak langsung dengan yang bersangkutan. Mereka semua berisiko tinggi terjangkit corona. "Dia kontak erat dengan yang confirmation (Covid),” katanya.

Kondisi orang-orang tersebut sehat, namun terus mendapat pemantauan selama 14 hari ke depan. "Mereka sudah dites dan masih dalam masa karantina," jelasnya.

Hanya saja, Eka mengingatkan, tes cepat tidak bisa diandalkan dalam menguji orang positif Covid-19 atau tidak. Meski rapid test menunjukkan positif, belum tentu mereka positif corona. Demikian sebaliknya, kalau hasilnya negatif belum tentu negatif Korona. "Rapid test itu hanya untuk surveilans cepat," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Pengunjung Serbu Stan MTQ Kabupaten Siak

 

MATARAM (RIAUPOS.CO) — Dua warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan positif terjangkit virus corona. Meraka adalah pasangan suami istri asal Lombok Timur.

Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi menjelaskan, sepulang dari Jakarta pasien positif corona tidak langsung sakit. "Dia dalam keadaan sehat," katanya.

Sepekan sebelum dicurigai Covid-19, kedua pasien positif ini memeriksa kesehatannya di dokter, di Lombok Timur. Tapi karena tidak sembuh, baru dia periksa kesehatan lagi ke dokter yang sama. "Periksa lagi baru dicurigai Covid," katanya.

Masalahnya, 80 persen orang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala, tetapi dia menjadi kurir yang menularkan virus ke orang lain.

Karena itu, semua orang yang sudah pernah berinteraksi langsung dengan kedua orang tersebut dilacak. "Semuanya didata, merekalah nanti yang menjadi sasaran rapid test," katanya.

Baca Juga:  Kemenag Perpanjang Masa Pelunasan Biaya Haji

Jumlah orang yang sudah di-tracing sebanyak 44 orang. Mereka adalah keluarga dan orang yang pernah kontak langsung dengan yang bersangkutan. Mereka semua berisiko tinggi terjangkit corona. "Dia kontak erat dengan yang confirmation (Covid),” katanya.

Kondisi orang-orang tersebut sehat, namun terus mendapat pemantauan selama 14 hari ke depan. "Mereka sudah dites dan masih dalam masa karantina," jelasnya.

Hanya saja, Eka mengingatkan, tes cepat tidak bisa diandalkan dalam menguji orang positif Covid-19 atau tidak. Meski rapid test menunjukkan positif, belum tentu mereka positif corona. Demikian sebaliknya, kalau hasilnya negatif belum tentu negatif Korona. "Rapid test itu hanya untuk surveilans cepat," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Cerita Hendra soal Adanya Praktik Jual Beli Data KTP di Grup Facebook

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Suami Istri Positif Corona

MATARAM (RIAUPOS.CO) — Dua warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan positif terjangkit virus corona. Meraka adalah pasangan suami istri asal Lombok Timur.

Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi menjelaskan, sepulang dari Jakarta pasien positif corona tidak langsung sakit. "Dia dalam keadaan sehat," katanya.

Sepekan sebelum dicurigai Covid-19, kedua pasien positif ini memeriksa kesehatannya di dokter, di Lombok Timur. Tapi karena tidak sembuh, baru dia periksa kesehatan lagi ke dokter yang sama. "Periksa lagi baru dicurigai Covid," katanya.

Masalahnya, 80 persen orang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala, tetapi dia menjadi kurir yang menularkan virus ke orang lain.

Karena itu, semua orang yang sudah pernah berinteraksi langsung dengan kedua orang tersebut dilacak. "Semuanya didata, merekalah nanti yang menjadi sasaran rapid test," katanya.

Baca Juga:  Pengunjung Serbu Stan MTQ Kabupaten Siak

Jumlah orang yang sudah di-tracing sebanyak 44 orang. Mereka adalah keluarga dan orang yang pernah kontak langsung dengan yang bersangkutan. Mereka semua berisiko tinggi terjangkit corona. "Dia kontak erat dengan yang confirmation (Covid),” katanya.

Kondisi orang-orang tersebut sehat, namun terus mendapat pemantauan selama 14 hari ke depan. "Mereka sudah dites dan masih dalam masa karantina," jelasnya.

Hanya saja, Eka mengingatkan, tes cepat tidak bisa diandalkan dalam menguji orang positif Covid-19 atau tidak. Meski rapid test menunjukkan positif, belum tentu mereka positif corona. Demikian sebaliknya, kalau hasilnya negatif belum tentu negatif Korona. "Rapid test itu hanya untuk surveilans cepat," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Harus Jamin Karyawan yang Dirumahkan Dapat BLT

 

MATARAM (RIAUPOS.CO) — Dua warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan positif terjangkit virus corona. Meraka adalah pasangan suami istri asal Lombok Timur.

Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi menjelaskan, sepulang dari Jakarta pasien positif corona tidak langsung sakit. "Dia dalam keadaan sehat," katanya.

Sepekan sebelum dicurigai Covid-19, kedua pasien positif ini memeriksa kesehatannya di dokter, di Lombok Timur. Tapi karena tidak sembuh, baru dia periksa kesehatan lagi ke dokter yang sama. "Periksa lagi baru dicurigai Covid," katanya.

Masalahnya, 80 persen orang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala, tetapi dia menjadi kurir yang menularkan virus ke orang lain.

Karena itu, semua orang yang sudah pernah berinteraksi langsung dengan kedua orang tersebut dilacak. "Semuanya didata, merekalah nanti yang menjadi sasaran rapid test," katanya.

Baca Juga:  Anak Buah Ditangkap KPK, Jaksa Agung Tak Akan Membela

Jumlah orang yang sudah di-tracing sebanyak 44 orang. Mereka adalah keluarga dan orang yang pernah kontak langsung dengan yang bersangkutan. Mereka semua berisiko tinggi terjangkit corona. "Dia kontak erat dengan yang confirmation (Covid),” katanya.

Kondisi orang-orang tersebut sehat, namun terus mendapat pemantauan selama 14 hari ke depan. "Mereka sudah dites dan masih dalam masa karantina," jelasnya.

Hanya saja, Eka mengingatkan, tes cepat tidak bisa diandalkan dalam menguji orang positif Covid-19 atau tidak. Meski rapid test menunjukkan positif, belum tentu mereka positif corona. Demikian sebaliknya, kalau hasilnya negatif belum tentu negatif Korona. "Rapid test itu hanya untuk surveilans cepat," katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Cerita Hendra soal Adanya Praktik Jual Beli Data KTP di Grup Facebook

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari