SIMPANGEMPAT (RIAUPOS.CO) – Sekitar 100 orang warga Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), mengungsi ke perkebunan sawit tanpa logistik memadai, terutama bagi anak-anak.
Berdasarkan pantauan di lapangan pada Sabtu (26/2/2022), setidaknya terdapat lima tenda darurat yang dibangun secara sederhana di dalam kebun.
Salah seorang pengungsi, Hendra (40), warga Sukamaju, Nagari Kajai, mengatakan, langsung membangun tenda sesudah kejadian gempa berlangsung.
"Sorenya itu saya beserta keluarga harus mengungsi lantaran rumah saya rubuh akibat guncangan gempa," jelasnya pada Sabtu (26/02).
Ia menyebut tidak hanya keluarganya yang mengungsi di area tersebut. Namun, sanak saudaranya yang tinggal berdekatan juga imut mengungsi ke kebun kelapa sawit.
"Kami beserta keluarga dan sanak saudara yang tinggal berdekatan, hampir semua dari rumah kami rubuh," katanya.
Selama mengungsi di kebun sawit di Jorong Padang Villa tersebut, pihaknya menemukan banyak kelabang dan kesulitan untuk tidur sehingga memutuskan untuk segera pindah.
"Semalam kami susah untuk tidur, selain dingin, juga banyak kelabang, kasihan kan kalau anak-anak sampai digigit kelabang," lanjut dia.
Ia menjelaskan, selama mengungsi, mereka beristirahat di tiga buah terpal plastik disulap menjadi atap, yang diikatkan ke batang sawit atau pohon lainnya.
"Ya begitulah keadaan kami, kasihan anak-anak," katanya, yang mengaku rumahnya sudah tidak berbentuk lagi alias rusak berat lantaran bangunannya berbahan batu itu.
Pengungsi lainnya, Erna (60) juga mengungkapkan bahwa saat mengungsi di lokasi sebelumnya, ia melihat banyak kelabang.
"Kami ditimpa musibah, rumah saya habis separuh, namun rumah anak saya habis semuanya," kata Erna.
"Hendaknya kami dibantu, kami butuh makanan, minuman, susu," lirihnya.
Sumber: JPNN/CNN/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun