Kamis, 25 September 2025
spot_img

Waspada, Jangan Asal Klik Tautan yang Diterima

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kaspersky menyebut kalau tren para pelaku kejahatan cyber cenderung memanfaatkan cara-cara yang mudah. Salah satu cara yang kerap digunakan oleh para pelaku penjahat siber adalah bersembunyi di balik momen-momen atau peristiwa penting dengan eskalasi pencarian atau pemberitaan yang tinggi.

Territory Channel Manager Southeast Asia Kaspersky Indonesia, Donny Koesmandarin memberi contoh, salah satu cara yang kini digunakan penjahat siber untuk mencari korban adalah lewat ramainya topik terkait virus corona. Selain itu, sensus kependudukan berbasis online yang diselenggarakan pemerintah pada 15 Februari hingga 31 Maret mendatang juga berpotensi menjadi salah satu cara yang digunakan penjahat siber untuk membidik korban.

Penduduk melaksanakan sensus secara mandiri melalui sensus.bps.go.id dan akan dilakukan evaluasi berkala Sensus Penduduk Online. Terkait dengan hal tersebut, Donny meminta masyarakat untuk tidak asal klik dan terlebih dulu mencari informasi yang benar terkait dengan sensus penduduk.

Baca Juga:  Jokowi Harus Selektif Belanja Infrastruktur di Periode Kabinet Indonesia Maju

“Penjahat siber memanfaatkan social engineering dan momen untuk memanfaatkan orang-orang yang penasaran. Terkait korona, banyak yang penasaran, makanya pelaku kejahatan siber banyak yang ambil bagian,” ujar Donny di sesi media Kaspersky di Jakarta, Rabu (26/2).

Tak hanya korona, lanjut Donny, kalau ada kejadian yang levelnya nasional dan memiliki hpye tinggi, hal tersebut berpotensi untuk disusupi penjahat siber. Donny melanjutkan, penjahat siber akan menyusupkan file berbahaya yang ditemukan menyamar dengan kedok file pdf, mp4, dan docx tentang topik-topik yang sedang menjadi pemberitaan.

“Buat saya secara personal, apapun kegiatan nasional atau internasional akan menjadi point interest bagi penjahat siber untuk membuat sesuatu, tujuannya juga masing-masing, iseng, famous, finansial number, intinya setiap event, moment itu dipake untuk membuat satu poin menyebarkan itu, karena kan saat itu keingintahuan masyarakat tinggi, mereka nggak berpikir dua tiga kali, langsung klik aja, makanya jangan sembarangan klik, apapun itu momentnya,” tandasnya.

Baca Juga:  Masyarakat Apresiasi Kehadiran Bupati

Meski begitu, Donny menilai saat ini masyarakat sudah semakin sadar dan lebih waspada. Namun demikian, Donny menyebut masyarakat untuk tidak kepo dan harus lebih teliti ketimbang rasa ingin tahunya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kaspersky menyebut kalau tren para pelaku kejahatan cyber cenderung memanfaatkan cara-cara yang mudah. Salah satu cara yang kerap digunakan oleh para pelaku penjahat siber adalah bersembunyi di balik momen-momen atau peristiwa penting dengan eskalasi pencarian atau pemberitaan yang tinggi.

Territory Channel Manager Southeast Asia Kaspersky Indonesia, Donny Koesmandarin memberi contoh, salah satu cara yang kini digunakan penjahat siber untuk mencari korban adalah lewat ramainya topik terkait virus corona. Selain itu, sensus kependudukan berbasis online yang diselenggarakan pemerintah pada 15 Februari hingga 31 Maret mendatang juga berpotensi menjadi salah satu cara yang digunakan penjahat siber untuk membidik korban.

Penduduk melaksanakan sensus secara mandiri melalui sensus.bps.go.id dan akan dilakukan evaluasi berkala Sensus Penduduk Online. Terkait dengan hal tersebut, Donny meminta masyarakat untuk tidak asal klik dan terlebih dulu mencari informasi yang benar terkait dengan sensus penduduk.

Baca Juga:  Pesan Menteri LHK pada Pembukaan Kejuaraan Karate Pra Kualifikasi PON 2019

“Penjahat siber memanfaatkan social engineering dan momen untuk memanfaatkan orang-orang yang penasaran. Terkait korona, banyak yang penasaran, makanya pelaku kejahatan siber banyak yang ambil bagian,” ujar Donny di sesi media Kaspersky di Jakarta, Rabu (26/2).

Tak hanya korona, lanjut Donny, kalau ada kejadian yang levelnya nasional dan memiliki hpye tinggi, hal tersebut berpotensi untuk disusupi penjahat siber. Donny melanjutkan, penjahat siber akan menyusupkan file berbahaya yang ditemukan menyamar dengan kedok file pdf, mp4, dan docx tentang topik-topik yang sedang menjadi pemberitaan.

- Advertisement -

“Buat saya secara personal, apapun kegiatan nasional atau internasional akan menjadi point interest bagi penjahat siber untuk membuat sesuatu, tujuannya juga masing-masing, iseng, famous, finansial number, intinya setiap event, moment itu dipake untuk membuat satu poin menyebarkan itu, karena kan saat itu keingintahuan masyarakat tinggi, mereka nggak berpikir dua tiga kali, langsung klik aja, makanya jangan sembarangan klik, apapun itu momentnya,” tandasnya.

Baca Juga:  Black Shark 2 Pro, Ponsel buat Gamers

Meski begitu, Donny menilai saat ini masyarakat sudah semakin sadar dan lebih waspada. Namun demikian, Donny menyebut masyarakat untuk tidak kepo dan harus lebih teliti ketimbang rasa ingin tahunya.

- Advertisement -

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kaspersky menyebut kalau tren para pelaku kejahatan cyber cenderung memanfaatkan cara-cara yang mudah. Salah satu cara yang kerap digunakan oleh para pelaku penjahat siber adalah bersembunyi di balik momen-momen atau peristiwa penting dengan eskalasi pencarian atau pemberitaan yang tinggi.

Territory Channel Manager Southeast Asia Kaspersky Indonesia, Donny Koesmandarin memberi contoh, salah satu cara yang kini digunakan penjahat siber untuk mencari korban adalah lewat ramainya topik terkait virus corona. Selain itu, sensus kependudukan berbasis online yang diselenggarakan pemerintah pada 15 Februari hingga 31 Maret mendatang juga berpotensi menjadi salah satu cara yang digunakan penjahat siber untuk membidik korban.

Penduduk melaksanakan sensus secara mandiri melalui sensus.bps.go.id dan akan dilakukan evaluasi berkala Sensus Penduduk Online. Terkait dengan hal tersebut, Donny meminta masyarakat untuk tidak asal klik dan terlebih dulu mencari informasi yang benar terkait dengan sensus penduduk.

Baca Juga:  Musda III KAHMI Rohil Digelar

“Penjahat siber memanfaatkan social engineering dan momen untuk memanfaatkan orang-orang yang penasaran. Terkait korona, banyak yang penasaran, makanya pelaku kejahatan siber banyak yang ambil bagian,” ujar Donny di sesi media Kaspersky di Jakarta, Rabu (26/2).

Tak hanya korona, lanjut Donny, kalau ada kejadian yang levelnya nasional dan memiliki hpye tinggi, hal tersebut berpotensi untuk disusupi penjahat siber. Donny melanjutkan, penjahat siber akan menyusupkan file berbahaya yang ditemukan menyamar dengan kedok file pdf, mp4, dan docx tentang topik-topik yang sedang menjadi pemberitaan.

“Buat saya secara personal, apapun kegiatan nasional atau internasional akan menjadi point interest bagi penjahat siber untuk membuat sesuatu, tujuannya juga masing-masing, iseng, famous, finansial number, intinya setiap event, moment itu dipake untuk membuat satu poin menyebarkan itu, karena kan saat itu keingintahuan masyarakat tinggi, mereka nggak berpikir dua tiga kali, langsung klik aja, makanya jangan sembarangan klik, apapun itu momentnya,” tandasnya.

Baca Juga:  STIKes-STMIK Hang Tuah Pekanbaru Gelar Kuliah Perdana

Meski begitu, Donny menilai saat ini masyarakat sudah semakin sadar dan lebih waspada. Namun demikian, Donny menyebut masyarakat untuk tidak kepo dan harus lebih teliti ketimbang rasa ingin tahunya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari