Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Menag Diminta Hati-Hati soal Rencana Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Di awal-awal masa jabatannya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sudah mengeluarkan pernyataan kontroversial. Yaitu berencana melakukan afirmasi kebijakan kepada kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. Pertimbangannya karena kelompok Syiah dan Ahmadiyah adalah warga negara yang juga harus dilindungi.

Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendorong Yaqut supaya berhati-hati. Karena isu Syiah dan Ahmadiyah itu urusan yang sensitif.

"Karena bersifat ideologis. Masalah yang fundamental. Masalah keimanan dan keyakinan," katanya.

Anwar mengatakan dirinya bukan orang yang antidialog. Dia mempersilakan jika akan dibuka forum dialog antara umat Islam dengan kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. Dia menyarankan sebelum dibuka dialog itu, kelompok Islam secara umum harus menyamakan pendapat dahulu terkait keberadaan Syiah dan Ahmadiyah. Baru setelah itu menggelar kegiatan dialog.

Di sisi lain Yaqut melanjutkan sejumlah kegiatan di tengah agenda mudik ke kampung halamannya di Rembang, Jawa Tengah. Setelah meninjau pelaksanaan misa Natal, Kamis malam (24/12), Yaqut bertemu dengan Mutofa Bisri atau Gus Mus, Jumat (25/12).

Baca Juga:  Praktik Profesi Bidan STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang Pertama di Riau

Seperti diketahui Gus Mus adalah paman dari Yaqut. Dalam pertemuan yang digelar di Podok Pesantren Roudlott Tholibin Leteh, Rembang itu ada sejumlah pesan yang disampaikan Gus Mus kepada keponakannya.

"Yang pertama (Gus Mus berpesan, red) harus amanah," kata Yaqut usai menjalani pertemuan yang digelar secara tertutup itu.

Selanjutnya Gus Mus berpesan kepada Yaqut untuk menghindari perilaku korupsi dan kolusi. Lalu, Gus Mus berpesan supaya Yaqut merangkul semua pihak untuk dapat mewakili perasaan yang sama terhadap negara Indonesia. Meskipun masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda. Yaqut mengatakan tidak penting latar belakang masyarakat itu apa. Baik itu terkait kelompok, agama, maupun ras.

"Semua kita ajak untuk bersama-sama mencintai Indonesia," jelas petinggi Gerakan Pemuda Anshor itu.

Baca Juga:  Samakan Persepsi Pembangunan 2020-2024

Menurut dia dengan mencintai Indonesia, maka cita-cita pemerintah untuk menjadikan negara lebih baik dan lebih maju mudah dicapai. Kemarn pagi sekitar pukul 07.30 WIB Yaqut berziarah ke makam kakeknya KH Bisri Mustofa. Agenda Yaqut lainnya adalah mengunjungi KH Najih MZ di Sarang. Dia mengatakan tujuan silaturahmi itu meminta nasihat dan arahan untuk memimpin Kemenag ke depan.

"(Minta arahah, red) Apa yang sebaiknya kami lakukan untuk kemajuan bangsa," jelasnya.

Melalui akun Facebook-nya Gus Mus memberikan penjelasan singkat soal pertemuannya dengan Yaqut. Dia mengungkapkan di tengah banyaknya ucapan selamat kepada keponakannya itu, masih banyak yang menganggap bahwa jabatan menteri itu sebagai anugerah.

"Syukur Yaqut sendiri tidak (menganggap jabatan menteri sebagai anugerah, red). Dia sadar bahwa jabatan itu amanah dan tanggung jawab," kata Gus Mus.

Sehingga dia tinggal ikut mendoakan semoga Yaqut mampu melaksanakan amanah dan tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya.(wan/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Di awal-awal masa jabatannya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sudah mengeluarkan pernyataan kontroversial. Yaitu berencana melakukan afirmasi kebijakan kepada kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. Pertimbangannya karena kelompok Syiah dan Ahmadiyah adalah warga negara yang juga harus dilindungi.

Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendorong Yaqut supaya berhati-hati. Karena isu Syiah dan Ahmadiyah itu urusan yang sensitif.

- Advertisement -

"Karena bersifat ideologis. Masalah yang fundamental. Masalah keimanan dan keyakinan," katanya.

Anwar mengatakan dirinya bukan orang yang antidialog. Dia mempersilakan jika akan dibuka forum dialog antara umat Islam dengan kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. Dia menyarankan sebelum dibuka dialog itu, kelompok Islam secara umum harus menyamakan pendapat dahulu terkait keberadaan Syiah dan Ahmadiyah. Baru setelah itu menggelar kegiatan dialog.

- Advertisement -

Di sisi lain Yaqut melanjutkan sejumlah kegiatan di tengah agenda mudik ke kampung halamannya di Rembang, Jawa Tengah. Setelah meninjau pelaksanaan misa Natal, Kamis malam (24/12), Yaqut bertemu dengan Mutofa Bisri atau Gus Mus, Jumat (25/12).

Baca Juga:  Bupati Desak Provinsi Perbaiki SMAN 1 Kubu

Seperti diketahui Gus Mus adalah paman dari Yaqut. Dalam pertemuan yang digelar di Podok Pesantren Roudlott Tholibin Leteh, Rembang itu ada sejumlah pesan yang disampaikan Gus Mus kepada keponakannya.

"Yang pertama (Gus Mus berpesan, red) harus amanah," kata Yaqut usai menjalani pertemuan yang digelar secara tertutup itu.

Selanjutnya Gus Mus berpesan kepada Yaqut untuk menghindari perilaku korupsi dan kolusi. Lalu, Gus Mus berpesan supaya Yaqut merangkul semua pihak untuk dapat mewakili perasaan yang sama terhadap negara Indonesia. Meskipun masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda. Yaqut mengatakan tidak penting latar belakang masyarakat itu apa. Baik itu terkait kelompok, agama, maupun ras.

"Semua kita ajak untuk bersama-sama mencintai Indonesia," jelas petinggi Gerakan Pemuda Anshor itu.

Baca Juga:  Tagih Sisa Hutang Pidana Denda Rp4 M

Menurut dia dengan mencintai Indonesia, maka cita-cita pemerintah untuk menjadikan negara lebih baik dan lebih maju mudah dicapai. Kemarn pagi sekitar pukul 07.30 WIB Yaqut berziarah ke makam kakeknya KH Bisri Mustofa. Agenda Yaqut lainnya adalah mengunjungi KH Najih MZ di Sarang. Dia mengatakan tujuan silaturahmi itu meminta nasihat dan arahan untuk memimpin Kemenag ke depan.

"(Minta arahah, red) Apa yang sebaiknya kami lakukan untuk kemajuan bangsa," jelasnya.

Melalui akun Facebook-nya Gus Mus memberikan penjelasan singkat soal pertemuannya dengan Yaqut. Dia mengungkapkan di tengah banyaknya ucapan selamat kepada keponakannya itu, masih banyak yang menganggap bahwa jabatan menteri itu sebagai anugerah.

"Syukur Yaqut sendiri tidak (menganggap jabatan menteri sebagai anugerah, red). Dia sadar bahwa jabatan itu amanah dan tanggung jawab," kata Gus Mus.

Sehingga dia tinggal ikut mendoakan semoga Yaqut mampu melaksanakan amanah dan tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya.(wan/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari