JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Baru-baru ini kembali viral cerita mengenai pelajar Sekolah Dasar (SD) di Mojokerto tersambar petir saat bermain handphone (HP) bersama empat orang temannya. Bocah tersebut diketahui bernama Kafabillah (12) warga Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.
Dilansir dari Radar Mojokerto (Grup JawaPos), bocah nahas tersebut selamat meski terluka di bagian tangan dan dada. Sampai saat ini, dilaporkan bahwa kondisi korban masih lemah dan masih belum bisa beraktivitas seperti biasa.
Kronologinya, pada Senin (22/11/2021) sore, cuaca di sekitar Kecamatan Trawas mendung gelap. Saat itu, Kafa bersama empat temannya bermain HP di depan rumah. Tiba-tiba terdengar suara petir dan membuat empat anak tersebut tersambar.
Akibat insiden itu Kafa, panggilan akrab putra dari pasangan Mardi dan Damawah, mengalami luka bakar di bagian tangan, dada dan kaki. Sedangkan dua teman lainya yang diketahui bernama Rio dan Farid lantaran kaget, keduanya pingsan hingga kesurupan.
Lantas, benarkah main HP saat kondisi hujan atau berpetir bisa membuat penggunanya tersambar? Mitos atau fakta?
Menjawab hal ini, pengamat teknologi Lucky Sebastian menjelaskan, main HP saat hujan atau saat mendung disertai petir dapat tersambar hanya mitos belaka. Menurutnya, tidak ada penjelasan teknis yang bisa memastikan bahwa HP yang notabene menggunakan jaringan nirkabel bisa tersambar petir.
“Mitos. HP atau smartphone menggunakan jaringan nirkabel, wireless, secara teknis tidak mungkin menyebabkan pengguna bisa tersambar petir saat menggunakan di waktu hujan,” ujar Lucky dikutip dari JawaPos.com.
Dijelaskannya, petir terjadi karena awan yang sarat bermuatan listrik negatif, tertarik dengan listrik positif di bumi untuk segera menetralkan muatannya. Aliran listrik negatif dari awan ke bumi ini yang kita kenal sebagai petir.
Karena ingin segera mencapai bumi, maka petir atau kilat ini akan tertarik untuk menyambar atau melewati benda-benda yang lebih tinggi dari pada permukaan Bumi.
“Kalau di kota berarti lewat gedung-gedung tinggi, atau kalau di lapangan akan lewat pohon, dan kalau di jalanan akan lewat tiang-tiang listrik atau telepon, jadi yang paling mungkin tersambar adalah telepon dulu karena ada media sambarnya yakni tiang dan kabel,” terang Lucky.
Dia melanjutkan, sebelum era HP, telepon di rumah-rumah menggunakan sambungan kabel tembaga, yang tersambung dari tiang telepon di jalan dan masuk ke rumah-rumah.
Saat petir menggelegar, kemungkinan menyambar tiang telepon yang lebih tinggi dari jalan. Selain itu, ada juga kemungkinan beban listrik yang besar juga teraliri ke rumah dan merusak telepon berkabel di dalam rumah.
“Kalau dilihat dari teknologinya, rasanya hampir nggak mungkin pakai HP terus tersambar petir. Paling mungkin adalah saat pakai HP sembari di-charge, dan saat hujan, petir menyambar tiang listrik dan masuk ke rumah-rumah dan menyambar HP yang lagi dicas sembari dipakai,” tegas Lucky.
Sementara terkait kasus anak tersambar petir karena sedang main HP di Mojokerto, Lucky memprediksi mungkin anak tersebut main HP saat sedang diisi daya. Atau juga, anak tersebut main di luar rumah dan menjadi bidang paling tinggi untuk tersambar.
Hal ini dikuatkan dengan fakta yang menyebut bahwa posisi Kafa saat kejadian berada lebih tinggi dari kedua temannya. Dia dikatakan sedang berdiri melihat ponsel kedua temannya karena HP-nya diketahui dalam keadaan mati.
“Main ponsel di dalam rumah selagi hujan petir aman-aman saja. Yang tidak aman adalah kalau sedang hujan petir, kita bermain ponsel di lapangan terbuka, dan kemungkinan petir menyambar bukan karena ponselnya, tetapi karena kita menjadi bidang paling tinggi di lapangan,” tandas Lucky.
Namun demikian, kejadian ini jarang sekali terjadi lantaran kebanyakan rumah-rumah saat ini yang cukup tinggi juga dilengkapi dengan penangkal petir. Jaringan listrik rumah juga umumnya memiliki pengaman berupa kabel ground “nol”, serta sekring atau fuse yang dapat segera memutus listrik ketika beban berlebih.
Intinya, saat hujan petir, bermain ponsel di dalam rumah atau gedung, aman-aman saja, dan informasi yang banyak beredar tentang tidak boleh memainkan ponsel di dalam rumah saat hujan petir, hanya mitos.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra