Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pengakuan Sopir Truk Kontainer Berisi 39 Jenazah Warga Negara Vietnam

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kasus penemuan 39 mayat di dalam truk kontainer di sebuah kawasan industri di Grays, sekitar 32 km dari London, pada Rabu (23/10) pagi lalu waktu setempat memasuki babak baru. Sopir truk yang merupakan warga negara Irlandia Utara, Maurice Robinson, dan sudah ditahan memberikan pengakuan yang cukup penting bagi kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.

Robinson pada Senin (25/11) mengakui telah menjalankan rencana ilegal terkait 39 migran asal Vietnam yang ditemukan tewas di dalam truk kontainer yang dia kendarai. Robinson juga mengakui melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dia tidak diminta untuk mengajukan permohonan atas 41 dakwaan lainnya, termasuk 39 dakwaan pembunuhan dalam kasus itu, yang kemudian menyorot praktik penyelundupan dan perdagangan manusia.

Robinson mengungkapkan hal itu saat memberikan pernyataan pada persidangan dengar pendapat di pengadilan London. Sidang itu digelar satu bulan setelah 39 jenazah ditemukan. Jenazah itu terdiri dari 8 wanita dan 31 pria. Korban tertua berusia 44 tahun dan tiga lainnya berusia di bawah 18 tahun, termasuk remaja putra berusia 15 tahun.

Baca Juga:  Kado Terindah saat Dilamar Hito Caesar

Sebagian besar korban berasal dari provinsi Nghe An dan Ha Thinh di Vietnam tengah-utara. Di daerah itu, banyak penduduk pindah karena lapangan kerja yang minim serta berbagai faktor lainnya yang menjadi pemicu untuk pindah ke negara lain.

Seperti diketahui, banyak orang miskin di negara-negara Asia, Timur Tengah, dan Afrika menempuh perjalanan berbahaya ke Eropa bagian barat dengan harapan bisa membangun kehidupan yang lebih baik. Mereka kerap melakukan perjalanan itu setelah membayarkan uang dalam jumlah besar kepada kelompok-kelompok penjahat.

Robinson mengaku melakukan persekongkolan dengan sejumlah orang pada 1 Mei 2018 hingga 24 Oktober 2019 untuk membantu perpindahan penduduk secara ilegal. Dia juga mengaku mendapatkan uang dari hasil kejahatan tersebut. Tanggal persidangan Robinson berikutnya belum diputuskan. Namun, dia direncanakan untuk kembali hadir di pengadilan pada 13 Desember mendatang.

Baca Juga:  Tahanan Rutan IIB Tapaktuan Kabur lewat Flafon

Satu pria lainnya dari Irlandia Utara yang juga menjadi tersangka, Christopher Kennedy (23), muncul di sidang dengar pendapat terpisah pada Senin (25/11). Dia didakwa mengatur perjalanan orang-orang dalam praktik eksploitasi. Kennedy juga didakwa bersekongkol melanggar hukum imigrasi.

Tersangka ketiga, Eaman Harrison (22), juga berasal dari Irlandia Utara, didakwa 39 pembunuhan serta melakukan perdagangan manusia dan pelanggaran keimigrasian. Dia ditangkap di Republik Irlandia dan pihak berwenang Inggris sudah memulai proses ekstradisi terhadapnya.

Sementara itu, kepolisian Inggris pada Senin (25/11) mengatakan pihaknya telah menangkap satu orang lagi dalam penyelidikan kasus itu. Seorang pria berusia 36 tahun ditangkap di London Timur atas kecurigaan melakukan pembantaian manusia, bersekongkol memperdagangkan manusia, dan membantu perpindahan penduduk secara ilegal dalam kaitannya dengan kematian para migran Vietnam yang berada di dalam truk kontainer. Sedangkan kepolisian Vietnam sudah menahan 10 orang terkait kematian puluhan warga Vietnam tersebut.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kasus penemuan 39 mayat di dalam truk kontainer di sebuah kawasan industri di Grays, sekitar 32 km dari London, pada Rabu (23/10) pagi lalu waktu setempat memasuki babak baru. Sopir truk yang merupakan warga negara Irlandia Utara, Maurice Robinson, dan sudah ditahan memberikan pengakuan yang cukup penting bagi kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.

Robinson pada Senin (25/11) mengakui telah menjalankan rencana ilegal terkait 39 migran asal Vietnam yang ditemukan tewas di dalam truk kontainer yang dia kendarai. Robinson juga mengakui melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dia tidak diminta untuk mengajukan permohonan atas 41 dakwaan lainnya, termasuk 39 dakwaan pembunuhan dalam kasus itu, yang kemudian menyorot praktik penyelundupan dan perdagangan manusia.

- Advertisement -

Robinson mengungkapkan hal itu saat memberikan pernyataan pada persidangan dengar pendapat di pengadilan London. Sidang itu digelar satu bulan setelah 39 jenazah ditemukan. Jenazah itu terdiri dari 8 wanita dan 31 pria. Korban tertua berusia 44 tahun dan tiga lainnya berusia di bawah 18 tahun, termasuk remaja putra berusia 15 tahun.

Baca Juga:  Menyimak Makna Lekuk-liuk Kaligrafi Kontemporer

Sebagian besar korban berasal dari provinsi Nghe An dan Ha Thinh di Vietnam tengah-utara. Di daerah itu, banyak penduduk pindah karena lapangan kerja yang minim serta berbagai faktor lainnya yang menjadi pemicu untuk pindah ke negara lain.

- Advertisement -

Seperti diketahui, banyak orang miskin di negara-negara Asia, Timur Tengah, dan Afrika menempuh perjalanan berbahaya ke Eropa bagian barat dengan harapan bisa membangun kehidupan yang lebih baik. Mereka kerap melakukan perjalanan itu setelah membayarkan uang dalam jumlah besar kepada kelompok-kelompok penjahat.

Robinson mengaku melakukan persekongkolan dengan sejumlah orang pada 1 Mei 2018 hingga 24 Oktober 2019 untuk membantu perpindahan penduduk secara ilegal. Dia juga mengaku mendapatkan uang dari hasil kejahatan tersebut. Tanggal persidangan Robinson berikutnya belum diputuskan. Namun, dia direncanakan untuk kembali hadir di pengadilan pada 13 Desember mendatang.

Baca Juga:  Anggota DPR Penasaran, Pohon Sengon Bisa Sebabkan Black Out Listrik

Satu pria lainnya dari Irlandia Utara yang juga menjadi tersangka, Christopher Kennedy (23), muncul di sidang dengar pendapat terpisah pada Senin (25/11). Dia didakwa mengatur perjalanan orang-orang dalam praktik eksploitasi. Kennedy juga didakwa bersekongkol melanggar hukum imigrasi.

Tersangka ketiga, Eaman Harrison (22), juga berasal dari Irlandia Utara, didakwa 39 pembunuhan serta melakukan perdagangan manusia dan pelanggaran keimigrasian. Dia ditangkap di Republik Irlandia dan pihak berwenang Inggris sudah memulai proses ekstradisi terhadapnya.

Sementara itu, kepolisian Inggris pada Senin (25/11) mengatakan pihaknya telah menangkap satu orang lagi dalam penyelidikan kasus itu. Seorang pria berusia 36 tahun ditangkap di London Timur atas kecurigaan melakukan pembantaian manusia, bersekongkol memperdagangkan manusia, dan membantu perpindahan penduduk secara ilegal dalam kaitannya dengan kematian para migran Vietnam yang berada di dalam truk kontainer. Sedangkan kepolisian Vietnam sudah menahan 10 orang terkait kematian puluhan warga Vietnam tersebut.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari