JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman B Pulungan SpA(K) dalam keterangannya menyatakan bahwa tatanan kehidupan new normal juga harus memperhatikan kebutuhan dasar tumbuh kembang dan kesehatan anak.
Kegiatan layanan kesehatan untuk anak seperti imunisasi harus tetap dilaksanakan. Di sisi lain, ada beberapa hal yang harus dilakukan di rumah. Misalnya, pendidikan. ”Kegiatan pendidikan anak usia dini sebaiknya dilakukan di rumah,” ungkapnya.
Sementara itu, bagi anak usia sekolah dan remaja, dia menyarankan pembelajaran tetap dilaksanakan dengan sistem jarak jauh. Hal itu dilakukan karena sulitnya pengendalian transmisi apabila terbentuk kerumunan.
”IDAI mengapresiasi Kemendikbud yang mengembangkan pendidikan jarak jauh. Hal ini sebaiknya dilanjutkan karena ada kemungkinan wabah belum diatasi dengan baik pada Juli,” imbuhnya.
Ada risiko ketika anak mulai masuk sekolah. Akan terjadi penularan ke lingkungannya. Apalagi, anak susah untuk menerapkan physical distancing. ’’Tidak mungkin mau jauh-jauhan dengan temannya,” ucapnya.
Dia menyatakan, pada tatanan kehidupan new normal, diperlukan kebiasaan dalam interaksi sosial sesuai budaya masing-masing. Namun, harus mengutamakan pembatasan kontak fisik.
Menurut data IDAI, hingga 18 Mei ada 3.324 anak yang jadi pasien dalam pengawasan (PDP). Sebanyak 129 anak berstatus PDP meninggal dan 14 anak meninggal teridentifikasi positif Covid-19. Sedangkan 584 anak terkonfirmasi positif Covid-19.
”Temuan ini menunjukkan angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia cukup tinggi,” ungkapnya.
Pelonggaran hingga penghentian PSBB, menurut Aman, harus didasari kurva epidemiologi secara saksama. Dengan begitu, tidak ada risiko menular pada anak.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman