BANGKINANG (RIAUPOS.CO) — Sebanyak 21 Pimpinan Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (PK KNPI) Kabupaten Kampar memberikan dukungan kepada untuk maju sebagai kandidat Ketua KNPI Kampar periode 2020-2023. Dukungan untuk anak mantan Bupati Kampar Burhanuddin Husin itu dipastikan oleh Koordinator PK KNPI Kampar Supriadi.
"Kami memberikan dukungan kepada Fabio Anggriawan untuk maju sebagai kandidat Ketua KNPI Kampar tahun 2020. Kami juga siap mensukseskan Musda KNPI Kampar XII, 25-26 Februari 2020 di Bangkinang," terang Supriadi ke sejumlah awak media.
Musda XII KNPI Kampar ini tidak hanya diwarnai dengan kisruh. Tapi penuh dinamika, mulai dari adanya pihak yang merasa kesempatan antar dua kubu caretaker dilanggar hingga kisruh pendaftaran bakal calon ketua. Selain itu, kisruh Sekretariat KNPI Kampar yang sempat digembok berantai saat salah seorang bakal calon ingin mendaftar juga membuat heboh. Terbaru, isu politik uang juga merebak.
Isu politik uang ini mengemuka setelah sejumlah tokoh pemuda Kampar mengeluarkan pernyataan di media sosial masing-masing. Riau Pos juga menerima foto bukti kwitansi tanda terima sejumlah uang kepada beberapa PK KNPI. Yang membuat hal ini cepat merebak dan mengemuka, diduga kwitansi tersebut dikeluarkan salah satu calon.
Foto kwitansi yang sudah beredar itu segera menjadi isu politik uang karena posisi sang calon. Bukan bagian dari caretaker, pengurus, apalagi memegang posisi penting di KNPI Kampar. Hingga uang jutaan rupiah yang diberikan untuk operasional PK KNPI itu, ditenggarai sebagai aksi politik uang.
Salah seorang tokoh pemuda Kampar yang vokal membahas dugaan politik uang pada Musda KNPI ini adalah Isthu Swandana. Pria yang sehari-hari beraktivitas di Kota Bangkinang ini mengkritik keras pendekatan kekuatan uang dalam perebutan kursi Ketua KNPI Kampar.
Terkait kwitansi yang telah beredar, pihak yang diduga mendistribusikannya belum bisa diminta konfirmasi. Sejumlah awak media mencoba menghubungi sang calon lewat telepon seluler, namun tidak diangkat.
Wartawan koran ini juga mencoba mencari keberadaannya di Kota Bangkinang, termasuk di Stanum yang menjadi tempat Musda.
Wartawan juga berusaha menemuinya di sejumlah hotel dan penginapan di Bangkinang, juga tidak berhasil.
Hingga tulisan ini diturunkan wartawan belum berhasil menghubungi pihak-pihak terkait dengan isu politik uang ini.(end)