Kamis, 19 September 2024

Pengadaan Vaksin Sinovac Mundur

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengadaan vaksin Covid-19 yang rencananya akan siap mulai November 2020 sepertinya akan mundur. Head Of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya baru akan menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Cina bulan depan.

“Iya (terlambat, red), November nanti kami baru terima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berupa bulk,” ujarnya kepada JPG saat dihubungi, Sabtu (24/10).

Iwan melanjutkan, pihaknya juga sambil menunggu hasil uji klinis tahap tiga yang saat ini sedang berjalan hingga Januari 2021.

Jika hasil uji klinis berhasil, akan dilakukan permohonan registrasi ke BPOM untuk mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization), dan baru dilakukan produksi massal di BF. “Jadwal persisnya dan siapa yang lebih dahulu mendapat vaksinasi merupakan domain Kemenkes,” ucapnya.

- Advertisement -

Sebelumnya, Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang juga Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, tiga juta vaksin Covid-19 dari Sinovac akan masuk ke Indonesia pada akhir 2020.

Namun, tiga juta vaksin tersebut belum bisa langsung digunakan karena masih harus menunggu hasil uji sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab, dalam hal ini sangat perlu kehati-hatian karena ini melibatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah tidak ingin ada efek samping dari vaksinasi tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ini 8 Makanan yang Bisa Bentuk Otot Tubuh

Selain tiga juga vaksin Covid-19, juga ada 15 juta dosis berbentuk bahan baku yang disiapkan akhir tahun dan akan diproduksi oleh Bio Farma. Tak hanya dari Sinovac, lanjut dia, alokasi vaksin untuk Indonesia juga datang dari Sinopharm sebanyak 15 juta dosis vaksin mandiri dan Cansino sebanyak 100 ribu dosis.

Imbau Patuhi Prokes  saat Libur Panjang
Sementara itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi kemacetan jelang libur panjang pekan depan. Diprediksi, puncaknya terjadi pada Rabu (28/10) atau sehari sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, tidak menutup kemungkinan kepadatan kendaraan mulai terlihat pada Selasa (27/10). Kendaraan di prediksi menuju arah Jawa Tengah melalui jalur tol trans-Jawa. Juga ke arah Pelabuhan Merak, Banten.

Kabagops Korlantas Polri Kombes Rudi Antariksawan menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Jasa Marga dan dinas perhubungan. Salah satu upaya rekayasa lalu lintas yang dilakukan adalah contraflow. ”Puncaknya sudah kami perkirakan hari Selasa,” ujarnya dalam keterangan pers di situs resmi korlantas.

Pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

”Nanti di rest area (ada) pembatasan kapasitas 50 persen,” tuturnya.

Baca Juga:  Demo Ricuh di Jakarta, Tarif Ojol dan Opang Melambung

Secara terpisah, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder dan operator perhubungan dalam rangka libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November.

Tidak hanya soal kelancaran arus kendaraan, penerapan protokol kesehatan juga harus menjadi perhatian. ”Kami tak ingin ketika libur panjang akan terjadi lonjakan kasus besar-besaran,” ucap Budi.

Dia berpesan agar operator dan stakeholder berhati-hati dan memelototi berjalannya protokol kesehatan. Jika tidak, bakal ada sanksi. Rencana itu akan diteruskan hingga daerah. Kemenhub akan mengumpul kan seluruh kepala dinas perhubungan untuk memberikan instruksi. Sekaligus mendengarkan apa yang menjadi kendala di lapangan.

Budi meminta semua yang terlibat fokus pada penumpukan orang. Biasanya, itu terjadi pada awal dan akhir libur. ”Nanti diprediksi ada kenaikan pergerakan sekitar 10 hingga 20 persen,” katanya.

Sementara itu Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, berdasar pengalaman dua libur panjang yang lalu, yakni libur Idulfitri dan kemerdekaan RI, pertambahan kasus positif biasanya membutuhkan waktu 10 hingga 14 hari.

Itu sama dengan perkiraan waktu inkubasi virus SARS-CoV-2. Pihaknya mengingatkan agar protokol kesehatan benar-benar dipatuhi.(tyo/lyn/tau/c17/fal/jpg)

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengadaan vaksin Covid-19 yang rencananya akan siap mulai November 2020 sepertinya akan mundur. Head Of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya baru akan menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Cina bulan depan.

“Iya (terlambat, red), November nanti kami baru terima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berupa bulk,” ujarnya kepada JPG saat dihubungi, Sabtu (24/10).

Iwan melanjutkan, pihaknya juga sambil menunggu hasil uji klinis tahap tiga yang saat ini sedang berjalan hingga Januari 2021.

Jika hasil uji klinis berhasil, akan dilakukan permohonan registrasi ke BPOM untuk mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization), dan baru dilakukan produksi massal di BF. “Jadwal persisnya dan siapa yang lebih dahulu mendapat vaksinasi merupakan domain Kemenkes,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang juga Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, tiga juta vaksin Covid-19 dari Sinovac akan masuk ke Indonesia pada akhir 2020.

Namun, tiga juta vaksin tersebut belum bisa langsung digunakan karena masih harus menunggu hasil uji sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab, dalam hal ini sangat perlu kehati-hatian karena ini melibatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah tidak ingin ada efek samping dari vaksinasi tersebut.

Baca Juga:  Jangan Ragukan Masyarakat Sumbar soal Pancasila

Selain tiga juga vaksin Covid-19, juga ada 15 juta dosis berbentuk bahan baku yang disiapkan akhir tahun dan akan diproduksi oleh Bio Farma. Tak hanya dari Sinovac, lanjut dia, alokasi vaksin untuk Indonesia juga datang dari Sinopharm sebanyak 15 juta dosis vaksin mandiri dan Cansino sebanyak 100 ribu dosis.

Imbau Patuhi Prokes  saat Libur Panjang
Sementara itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi kemacetan jelang libur panjang pekan depan. Diprediksi, puncaknya terjadi pada Rabu (28/10) atau sehari sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, tidak menutup kemungkinan kepadatan kendaraan mulai terlihat pada Selasa (27/10). Kendaraan di prediksi menuju arah Jawa Tengah melalui jalur tol trans-Jawa. Juga ke arah Pelabuhan Merak, Banten.

Kabagops Korlantas Polri Kombes Rudi Antariksawan menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Jasa Marga dan dinas perhubungan. Salah satu upaya rekayasa lalu lintas yang dilakukan adalah contraflow. ”Puncaknya sudah kami perkirakan hari Selasa,” ujarnya dalam keterangan pers di situs resmi korlantas.

Pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

”Nanti di rest area (ada) pembatasan kapasitas 50 persen,” tuturnya.

Baca Juga:  Hubungan Makin Tegang, Amerika Usir 24 Diplomat Rusia

Secara terpisah, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder dan operator perhubungan dalam rangka libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November.

Tidak hanya soal kelancaran arus kendaraan, penerapan protokol kesehatan juga harus menjadi perhatian. ”Kami tak ingin ketika libur panjang akan terjadi lonjakan kasus besar-besaran,” ucap Budi.

Dia berpesan agar operator dan stakeholder berhati-hati dan memelototi berjalannya protokol kesehatan. Jika tidak, bakal ada sanksi. Rencana itu akan diteruskan hingga daerah. Kemenhub akan mengumpul kan seluruh kepala dinas perhubungan untuk memberikan instruksi. Sekaligus mendengarkan apa yang menjadi kendala di lapangan.

Budi meminta semua yang terlibat fokus pada penumpukan orang. Biasanya, itu terjadi pada awal dan akhir libur. ”Nanti diprediksi ada kenaikan pergerakan sekitar 10 hingga 20 persen,” katanya.

Sementara itu Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, berdasar pengalaman dua libur panjang yang lalu, yakni libur Idulfitri dan kemerdekaan RI, pertambahan kasus positif biasanya membutuhkan waktu 10 hingga 14 hari.

Itu sama dengan perkiraan waktu inkubasi virus SARS-CoV-2. Pihaknya mengingatkan agar protokol kesehatan benar-benar dipatuhi.(tyo/lyn/tau/c17/fal/jpg)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari