Jumat, 11 Juli 2025

Kritik soal Sanksi, Xi Jinping Sindir AS Terkait Perang Rusia-Ukraina

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Presiden Cina Xi Jinping menegaskan posisinya tak memihak terkait perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Meski begitu, ia menolak menganggap perang itu sebagai invasi dari Rusia. Xi Jinping justru mengkritik AS dan Barat terkait soal sanksi.

“Konflik di Ukraina telah membunyikan alarm bagi umat manusia,” kata Xi Jinping.

Ia menegaskan terus mengambil posisi netral. Cina menolak menyebut perang Rusia-Ukraina sebagai invasi untuk menghormati Moskow. Cina justru mengutuk sanksi yang dipimpin AS terhadap Rusia dan menuduh Barat memprovokasi Moskow.

“Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi umat manusia. Negara-negara akan berakhir dalam kesulitan keamanan jika mereka menaruh kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain,” kata kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi.

Baca Juga:  Come Back ke Dunia Musik

Xi yang tidak mengusulkan solusi apa pun, berbicara pada pembukaan forum bisnis virtual negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Dalam komentar lain, Xi mengatakan menjatuhkan sanksi dapat bertindak sebagai bumerang dan pedang bermata dua. Menurutnya, komunitas global akan menderita karena mempolitisasi, mekanisasi, dan mempersenjatai tren ekonomi global, dan arus keuangan.

Selain soal Rusia dan Ukraina, Xi juga mengatakan Cina akan berusaha untuk mengurangi kerusakan pada rantai pasokan internasional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pihaknya menggulirkan kebijakan penguncian dan karantina garis keras, meski jumlah kasus berkurang dan biaya ekonomi meningkat.

“Globalisasi ekonomi adalah persyaratan objektif untuk pengembangan kekuatan produktif dan tren sejarah yang tak terelakkan. Mundur dalam sejarah dan mencoba menghalangi jalan orang lain hanya akan menghalangi jalan Anda sendiri pada akhirnya,” katanya.

Baca Juga:  Kajari Inhu dan Dua Jaksa Resmi Tersangka Pemerasan 63 Kepala SMP

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Presiden Cina Xi Jinping menegaskan posisinya tak memihak terkait perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Meski begitu, ia menolak menganggap perang itu sebagai invasi dari Rusia. Xi Jinping justru mengkritik AS dan Barat terkait soal sanksi.

“Konflik di Ukraina telah membunyikan alarm bagi umat manusia,” kata Xi Jinping.

Ia menegaskan terus mengambil posisi netral. Cina menolak menyebut perang Rusia-Ukraina sebagai invasi untuk menghormati Moskow. Cina justru mengutuk sanksi yang dipimpin AS terhadap Rusia dan menuduh Barat memprovokasi Moskow.

“Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi umat manusia. Negara-negara akan berakhir dalam kesulitan keamanan jika mereka menaruh kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain,” kata kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi.

Baca Juga:  10 Ungkapan Cinta Paling Menyentuh dari Para Tokoh Dunia untuk Ibu

Xi yang tidak mengusulkan solusi apa pun, berbicara pada pembukaan forum bisnis virtual negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Dalam komentar lain, Xi mengatakan menjatuhkan sanksi dapat bertindak sebagai bumerang dan pedang bermata dua. Menurutnya, komunitas global akan menderita karena mempolitisasi, mekanisasi, dan mempersenjatai tren ekonomi global, dan arus keuangan.

- Advertisement -

Selain soal Rusia dan Ukraina, Xi juga mengatakan Cina akan berusaha untuk mengurangi kerusakan pada rantai pasokan internasional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pihaknya menggulirkan kebijakan penguncian dan karantina garis keras, meski jumlah kasus berkurang dan biaya ekonomi meningkat.

“Globalisasi ekonomi adalah persyaratan objektif untuk pengembangan kekuatan produktif dan tren sejarah yang tak terelakkan. Mundur dalam sejarah dan mencoba menghalangi jalan orang lain hanya akan menghalangi jalan Anda sendiri pada akhirnya,” katanya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Come Back ke Dunia Musik

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Presiden Cina Xi Jinping menegaskan posisinya tak memihak terkait perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Meski begitu, ia menolak menganggap perang itu sebagai invasi dari Rusia. Xi Jinping justru mengkritik AS dan Barat terkait soal sanksi.

“Konflik di Ukraina telah membunyikan alarm bagi umat manusia,” kata Xi Jinping.

Ia menegaskan terus mengambil posisi netral. Cina menolak menyebut perang Rusia-Ukraina sebagai invasi untuk menghormati Moskow. Cina justru mengutuk sanksi yang dipimpin AS terhadap Rusia dan menuduh Barat memprovokasi Moskow.

“Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi umat manusia. Negara-negara akan berakhir dalam kesulitan keamanan jika mereka menaruh kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain,” kata kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi.

Baca Juga:  Come Back ke Dunia Musik

Xi yang tidak mengusulkan solusi apa pun, berbicara pada pembukaan forum bisnis virtual negara-negara BRICS yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Dalam komentar lain, Xi mengatakan menjatuhkan sanksi dapat bertindak sebagai bumerang dan pedang bermata dua. Menurutnya, komunitas global akan menderita karena mempolitisasi, mekanisasi, dan mempersenjatai tren ekonomi global, dan arus keuangan.

Selain soal Rusia dan Ukraina, Xi juga mengatakan Cina akan berusaha untuk mengurangi kerusakan pada rantai pasokan internasional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pihaknya menggulirkan kebijakan penguncian dan karantina garis keras, meski jumlah kasus berkurang dan biaya ekonomi meningkat.

“Globalisasi ekonomi adalah persyaratan objektif untuk pengembangan kekuatan produktif dan tren sejarah yang tak terelakkan. Mundur dalam sejarah dan mencoba menghalangi jalan orang lain hanya akan menghalangi jalan Anda sendiri pada akhirnya,” katanya.

Baca Juga:  Puncak Haji 2022 Tepat Hari Jumat Berpotensi Jadi Haji Akbar

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari