Minggu, 10 November 2024

Jokowi ke Erick Thohir: Pecat Direktur BUMN yang Doyan Impor Barang

- Advertisement -

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Pernyataan keras disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot direktur utama perusahaan pelat merah yang masih gemar impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

"Jika ada yang tidak taat terhadap apa yang saya sepakati hari ini, BUMN saya sampaikan, menteri BUMN, ganti direktur utamanya, ganti, ngapain kita," ungkap Jokowi dalam Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat (25/3/2022).

- Advertisement -

Begitu juga dengan menteri. Jika masih ada kementerian yang masih mengutamakan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan dan barang jasa, maka Jokowi tak akan pikir panjang untuk mencopotnya.

"Kementerian sama saja, itu tapi bagian saya. Seperti ini tidak bisa jalan, sudah di depan mata, uangnya ada, uang-uang kita sendiri, belanjakan produk dalam negeri sulit," kata Jokowi.

Baca Juga:  Ketum FPI dan Anggotanya Ditahan di Polresta Pekanbaru

Menurut Jokowi, total dana yang dianggarkan untuk pengadaan barang dan jasa mencapai Rp1.481 triliun tahun ini. Rinciannya, pemerintah pusat sebesar Rp526 triliun, pemerintah daerah Rp535 triliun, dan BUMN Rp420 triliun.

- Advertisement -

"Ini besar sekali. Tidak pernah kita lihat ini dan kalau tidak muluk-muluk dibelokkan 40 persen saja (untuk membeli produk lokal, red). Itu bisa mendorong ekonomi kita," jelas Jokowi.

Ia juga mengancam akan memotong Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada daerah yang masih doyan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

Ia meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk ikut mengawasi daerah dalam penggunaan anggaran pengadaan barang dan jasa. Bahkan, Jokowi meminta laporan secara harian.

Baca Juga:  PC GP Ansor Rohil Silaturrahmi ke Dandim 0321/Rohil

"Konsekuensinya saya sampaikan ke Menteri Keuangan, sudahlah kalau ada yang tidak semangat potong DAK-nya. Saya potong betul," ungkap Jokowi.

Tak hanya akan memotong DAK, Jokowi juga mengancam akan menahan pembayaran Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat ke daerah jika masih banyak impor.

DAK adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada provinsi, kabupaten, atau kota untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Sementara DAU adalah dana yang dialokasikan pemerintah pusat untuk membantu pembangunan di daerah. DAU menjadi komponen belanja dalam APBN dan pendapatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Pernyataan keras disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot direktur utama perusahaan pelat merah yang masih gemar impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

"Jika ada yang tidak taat terhadap apa yang saya sepakati hari ini, BUMN saya sampaikan, menteri BUMN, ganti direktur utamanya, ganti, ngapain kita," ungkap Jokowi dalam Pengarahan Presiden RI tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat (25/3/2022).

- Advertisement -

Begitu juga dengan menteri. Jika masih ada kementerian yang masih mengutamakan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan dan barang jasa, maka Jokowi tak akan pikir panjang untuk mencopotnya.

"Kementerian sama saja, itu tapi bagian saya. Seperti ini tidak bisa jalan, sudah di depan mata, uangnya ada, uang-uang kita sendiri, belanjakan produk dalam negeri sulit," kata Jokowi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ketum FPI dan Anggotanya Ditahan di Polresta Pekanbaru

Menurut Jokowi, total dana yang dianggarkan untuk pengadaan barang dan jasa mencapai Rp1.481 triliun tahun ini. Rinciannya, pemerintah pusat sebesar Rp526 triliun, pemerintah daerah Rp535 triliun, dan BUMN Rp420 triliun.

"Ini besar sekali. Tidak pernah kita lihat ini dan kalau tidak muluk-muluk dibelokkan 40 persen saja (untuk membeli produk lokal, red). Itu bisa mendorong ekonomi kita," jelas Jokowi.

Ia juga mengancam akan memotong Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada daerah yang masih doyan impor dalam menggunakan anggaran pengadaan barang dan jasa.

Ia meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk ikut mengawasi daerah dalam penggunaan anggaran pengadaan barang dan jasa. Bahkan, Jokowi meminta laporan secara harian.

Baca Juga:  PC GP Ansor Rohil Silaturrahmi ke Dandim 0321/Rohil

"Konsekuensinya saya sampaikan ke Menteri Keuangan, sudahlah kalau ada yang tidak semangat potong DAK-nya. Saya potong betul," ungkap Jokowi.

Tak hanya akan memotong DAK, Jokowi juga mengancam akan menahan pembayaran Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat ke daerah jika masih banyak impor.

DAK adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada provinsi, kabupaten, atau kota untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Sementara DAU adalah dana yang dialokasikan pemerintah pusat untuk membantu pembangunan di daerah. DAU menjadi komponen belanja dalam APBN dan pendapatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari